top of page

Alif Subroto, Petani Milenial Semarang yang Sukses Tuai Ratusan Juta dari Bertani

  • juragantaniantihoa
  • Feb 2, 2023
  • 2 min read

Petani milenial asal Semarang, Alif Subroto berhasil menjadi petani sejak berusia 20 tahun.
Petani milenial asal Semarang, Alif Subroto berhasil menjadi petani sejak berusia 20 tahun.

Tidak memedulikan stereotip petani yang sering distigma miskin dan kolot, Alif Subroto, seorang pemuda dari desa Kopeng, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah telah terjun ke dunia pertanian sejak usia 20 tahun.


Alif telah merasakan banyak manfaat dari fokus menekuni profesi sebagai petani selama 12 tahun. Ia mengaku mampu membeli sebuah mobil merek Honda CRV yang harganya ratusan juta rupiah dari hasil panen tanaman kubis di ladangnya sekitar lima tahun lalu.


“Saya itu penah waktu tanam kubis, sekali panen bisa dapat mobil CRV. Harganya ratusan juta rupiah. Sekitar lima tahun lalu,” ujar Alif saat dijumpai Solopos.com di kebunnya, Kamis (12/1/2023).


Alif membenarkan jika profesi petani saat ini memang jarang diminati, terutama oleh generasi milenial. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas petani di Indonesia saat ini masih didominasi generasi X, yakni usia 41-56 tahun atau sekitar 38,02 persen, disusul generasi Y, dari kalangan usia 25-40 tahun atau sekitar 21,92 persen. Sedangkan generasi Z, di bawah usia 24 tahun justru lebih sedikit, yakni sekitar 2,24 persen.


Namun di kampung Alif, justru petani dari kalangan muda mulai tumbuh. Rata-rata generasi muda memutuskan untuk menggeluti sektor pertanian. Selain karena petani sudah menjadi faktor turun-temurun, tidak adanya jaminan pekerjaan setelah selesai belajar di perguruan tinggi mendorong banyak pemuda beralih untuk menjadi petani.


“Di dusun saya, Tanggulangin, perbatasan Kopeng dengan Magelang, hampir 80 persen pemuda bertani,” ungkapnya dilansir dari Solopos.com.


Dengan bertani, kata Alif, kita bisa langsung bekerja dan memperoleh hasil yang cukup menjanjikan. Terbukti teman-temannya sudah mampu membeli mobil dan membangun rumah pada usia di bawah 30 tahun.

Mereka mendapat penghasilan yang layak dari hasil panen cabai. Tidak sedikit petani milenial di Kopeng sudah mampu membeli tanah untuk investasi. Alif sendiri sudah membeli tanah hampir satu hektare dari hasil pertanian yang dia tekuni selama 12 tahun.


Namun, menjadi petani tidak selamanya tentang kisah kesuksesan. Terkadang, petani juga mengalami kerugian. Itu pula yang dialami Alif. “Pernah dua kali panen zonk. Tapi, sekali panen berikutnya bisa menutupi,” tutur dia.


Tips Bertani bagi Generasi Milenial


Alif tidak segan berbagi tips bagi generasi milenial yang ingin terjun ke sektor pertanian.

Salah satunya adalah mau bersosialisasi dengan rekan-rekan sesama petani untuk saling berbagi trik-trik bertani, seperti penggunaan pupuk yang tepat maupun pestisida yang baik untuk tanaman.


Kemudian, teman-teman muda petani pemula jangan sampai mudah malu atau sungkan dalam belajar dan bertanya. Setelah itu, harus mau bekerja keras dan sering sharing, serta mengikuti komunitas petani milenial untuk menambah wawasan dan pengetahuan soal bertani.


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus-menerus mendorong petani milenial untuk kreatif dan inovatif dalam menghadapi tantangan global yang mengancam ketahanan pangan nasional. SYL berharap, anak muda mampu menggagas ide besar dalam menciptakan peluang baru di masa yang akan datang.


“Kita pecaya bahwa di tangan anak muda masa depan bangsa akan lebih baik lagi. Yang penting mereka mau melakukannya. Kita berharap dengan pertanian Indonesia jadi lebih baik karena selama ini terbukti menjadi bantalan ekonomi. Pertanian yang paling siap menghadapi tantangan-tantangan apapun hari ini, besok dan masa yang akan datang," kata Mentan SYL dikutip dari pertanian.go.id.


Comments


bottom of page