top of page

Dian Widianto, Lulusan S2 UGM Sukses Bangun Kampung Ternak Domba di Tegal

  • juragantaniantihoa
  • Apr 6, 2023
  • 2 min read

ree

Daerah Tegal terkenal dengan kuliner sate domba. Bukan tanpa alasan bila kepopuleran makanan khas Tegal ini bisa memikat Dian Widianto, lulusan S2 peternakan dari Universitas Gadjah Mada untuk menggeluti usaha tani ternak domba.


Dian Widianto semula beternak ayam broiler lalu beralih ke ternak domba pada tahun 2011. Sejak saat itu, dia sukses mengembangkan usaha ternak domba dan ikut menyuplai kebutuhan daging domba di daerah Tegal.


Karena kuliner khas sate itu, Tegal terbilang memiliki jumlah kebutuhan daging domba yang tinggi. Paling sepi, kebutuhan domba di Tegal minimal 400 ekor per hari. Jika akhir pekan, bisa menjadi 600 ekor.


Kebutuhan daging domba yang tinggi tersebut, menurut Dian Widianto, tidak cukup terpenuhi dari peternak lokal. Dari sana ia melihat bahwa usaha ternak domba menjanjikan peluang yang sangat besar bagi peternak lokal untuk mengembangkan dan untuk mememuhi pasokan daging di warung-warung sate Tegal.

"Saya memutuskan beternak karena potensi dan peluang sangat besar dan menjanjikan." ungkap Dian Widianto dalam video Youtube Kementerian Pertanian.

Untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi antar sesama warga setempat, terutama menyangkut produksi domba, dia dan rekan-rekan sesama peternak di Desa Kemuning, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, akhirnya membentuk kelompok tani ternak Domba Berkah.


Berkat kerja kerasnya, Dian berhasil berhasil mendayagunakan potensi desa untuk menangkap peluang yang ada. Ia juga membawa kampung halamannya, Desa Kemuning sebagai desa percontohan kampung ternak pada tahun 2021 yang bisa menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi yang ada.


Saat ini, Dian memiliki 60 ekor kambing dan 310 ekor domba. Dia mengembangkan peternakan terintegrasi mulai dari pembibitan, pembesaran, penggemukan, sampai menjadi kambing siap potong atau bisa dinikmati.


Selama 13 tahun beternak, berbagai masalah telah dia alami. Kendala yang dia hadapi dalam mengelola usaha ternak antara lain masalah penyakit ternak, kesulitan menjual domba di pasar dan keterbatasan suplai.


"Namun seiring berjalannya waktu, semua itu biasa-biasa saja. Yang penting adalah tekad dan kesabaran untuk menekuni peternakan karena ternak domba memakan waktu minimal 1 tahun untuk bisa dinikmati uangnya," ungkap Dian.


Untuk proses penggemukan cempe, Dian lebih dominan menggunakan jagung daripada konsentrat supaya menghasilkan kualitas dan cita rasa daging yang lebih baik ketika dihidangkan dalam bentuk sate.


Ia juga lebih memanfaatkan hijau-hijauan sebagai pakan domba dengan alasan biaya produksi minim, tidak terkena inflasi dan hanya membutuhkan ongkos biaya tenaga kerja saja.


Dian Widianto berbagi tips, untuk mengelola usaha jangka panjang seperti usaha ternak domba, yang paling penting adalah biaya produksi tidak mengalami kenaikan. Dengan memanfaatkan hijau-hijauan, kita bisa menekan biaya pakan.


Baca juga:

Usaha ternak domba seperti yang dijalani Dian, dibagi menjadi tiga fase:


Pertama, fase pembibitan hasilnya cempe.


Kedua, fase pembesaran, hasilnya bakalan.


Ketiga fase penggemukan, hasilnya ternak siap dipotong.


Menurut dia, peternak tidak hanya bisa memilih salah satu dari fase tersebut, karena akan lebih efisien bila satu fase dengan fase yang lain saling terintegrasi. Artinya, melakukan ketiga fase itu dari awal sampai akhir.


"Kalau siklus fase itu terpisah, misalnya hanya melakukan penggemukan saja, pada akhirnya usaha itu tidak berkelanjutan. Kecenderungannya sering rugi." tandas dia.


Sebagai seorang peternak muda, Dian Widianto memiliki harapan agar Desa Kemuning kampung halamannya, bisa menjadi desa yang mandiri pangan melalui usaha peternakan kemudian limbah ternaknya diolah untuk pupuk pertanian dan perkebunan. Mayoritas penduduk kampung itu bekerja sebagai petani dan peternak.


"Rumah tangga di desa kalau memelihara lima ekor saja, maka setiap kebutuhan mendadak bisa diatasi dengan menjualnya," kata Dian.


Comments


bottom of page