top of page

Kementan Gandeng UGM Percepat Produksi Alsintan Dalam Negeri

  • juragantaniantihoa
  • Aug 9, 2023
  • 2 min read


Alat mesin pertanian (Alsintan) menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam meningkatkan produksi pertanian nasional. Alsintan dibutuhkan sebagai upaya mekanisasi pertanian dalam rangka modernisasi.

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong agar petani memanfaatkan alsintan demi meningkatkan produktivitas pertanian. Ini adalah upaya untuk beralih dari pertanian manual menuju pertanian yang termekanisasi.

Mengingat hal itu, Kementan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam pengujian alsintan untuk mendorong kemajuan upaya mekanisasi pertanian produksi dalam negeri.

Kerjasama ditandai dengan "Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengujian Alat dan Mesin Pertanian dalam rangka Mendukung Sertifikasi Produk" di Fakultas Teknik Pertanian, UGM, Sleman, DIY, Selasa (8/8/2023).

Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Alsintan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Muhammad Hatta dan Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM Eni Harmayani.

Menurutnya, langkah menggandeng kampus dalam pengujian alsintan ini baru pertama kali dilakukan. Ini karena produksi alsintan dalam negeri yang menunggu proses sertifikasi sangat banyak sehingga harus dilakukan percepatan.

"Pada saat ini dengan banyaknya permohonan sertifikasi alsintan prapanen maupun pascapanen dan sangat terbatasnya laboratorium pengujian alsintan di Indonesia, kami sangat mengapresiasi Fakultas Tekonologi Pertanian – UGM yang telah mempunyai laboratorium pengujian alsintan dan telah terakreditasi KAN bersedia bekerjasama," ujar Hatta.

Dalam hal produksi alsintan, menurutnya Kementan mendukung alsintan yang menggunakan komponen produksi dalam negeri, khususnya yang didesain dan dirakit langsung oleh UMKM.

Hal ini sesuai aturan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan, khususnya beleid terkait kewajiban menggunakan produk dalam negeri yang memiliki Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) betul-betul ditegakkan.

"Harapan kami dengan adanya kerjasama dengan laboratorium pengujian Fakultas Teknologi Pertanian - UGM maka proses sertifikasi dapat berjalan dengan lancar dan cepat dalam memberikan pelayanan sertifikasi alsintan sehingga produk alat dan mesin pertanian yang beredar di Indonesia terjamin mutu nya sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)," terang Hatta.

Selain itu, program ini juga sebagai upaya untuk memperbanyak unit taksi alsintan mengingat permintaan masyarakat sangat tinggi. Dengan begitu, masyarakat diharapkan memiliki banyak pilihan alsintan untuk dibeli.

"Karena untuk KUR Alsintan, petani dibebaskan memilih produk yang diinginkan. Namun untuk menjaga kualitas produk, Kementan juga tetap memperhatikan kompetensi lembaga yang mengujinya," ungkapnya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM, Eni Harmayani menyambut baik niatan Kementan dan siap mendukung sepenuhnya. Karena selama ini, FTP UGM juga kerap melakukan pengujian pada Alsintan yang diproduksi perusahaan-perusahaan dalam negeri.

"Pada dasarnya silakan bersinergi seluas-luasnya dengan kami. Apalagi di sini juga memiliki laboratorium dan alat uji yang memenuhi standar. Hanya saja karena ini untuk sertifikasi, mungkin akan diperlukan untuk dibuatkan regulasi-regulasi baru sesuai kebutuhan," ujar Eni.

Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para petani di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), untuk memaksimalkan alsintan untuk menggenjot produktivitas.

Meski begitu, SYL mengingatkan pemanfaatkan KUR hanya untuk modal kerja. Dengan begitu, para pertani bisa terus berdaya dan tidak bergantung pada bantuan alsintan pemerintah. Apalagi, jika rusak, alat tersebut otomatis tidak lagi digunakan.

Comentários


bottom of page