top of page

Upland Project Dorong Produk Pertanian Go Internasional

  • juragantaniantihoa
  • Sep 1, 2023
  • 2 min read

ree

Peluang pasar internasional terbuka semakin lebar seiring mudahnya regulasi dan dorongan yang terus digencarkan pemerintah. Produk pertanian merupakan salah satu yang didorong untuk melebarkan pangsa pasar.


Dengan menjual komoditas pertanian ke luar negeri, nilai tambah pertanian akan semakin bertambah sehingga akan meningkatkan kesejahteraan para petani. Namun tidak semua petani memiliki akses untuk ekspor.


Menjawab persoalan tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) membuat program Upland Project sebagai upaya untuk memasarkan produk mereka lewat jalur ekspor.


“Upland Project ini penting untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Caranya bisa melalui pengembangan infrastruktur lahan dan air, pengembangan sistem agribisnis, serta penguatan sistem kelembagaan,” kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL).

Lebih lanjut, Mentan mengatakan bahwa peningkatan produktivitas juga bisa dilakukan melalui modernisasi pertanian lewat alat mesin pertanian (AInstan), sarana produksi pertanian, serta peralatan penanganan pascapanen untuk mendukung sistem pertanian terpadu.


“Pada tingkat on-farm contohnya peningkatan pertanian dan pada off-farm ada pada pengembangan kelembagaan petani agar menjadi mandiri dan memiliki posisi tawar lebih baik,” jelasnya.


Lewat program tersebut, Kementan melakukan sejumlah pelatihan terkait manajemen ekspor untuk komoditas korporasi petani. Upland Project sendir merupakan program pertanian terpadu yang menyelaraskan antara sektor hulu (on farm/sebelum panen) dan hilir (pasca panen/off farm) yang terintegrasi.


"Bukan hanya produksi yang dikejar, tetapi juga memastikan petani bisa mendapatkan hasil penjualan yang terbaik, sehingga akan meningkat pendapatannya," kata Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Kementan, Ali Jamil, Selasa (29/8/2023).

Dijelaskan lebih lanjut, Upland Project telah memberikan pelatihan ekspor untuk petani di enam kabupaten yakni Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Magelang, Subang, Tasikmalaya dan Sumenep. Selanjutnya Upland Project juga akan melakukan pelatihan manajemen ekspor secara bertahap di tujuh kabupaten lainnya.


Langkah nyata yang dilakukan adalah dengan mengenalkan produk petani ke pasar internasional dengan cara mengikutkan produk petani di pameran tingkat dunia yang dilaksanakan di Belanda, Turki dan Amerika pada 2022 lalu.


"Kami sangat concern mendorong peningkatan rantai nilai dari produk pertanian supaya memastikan produk petani mendapatkan nilai jual yang terbaik dan meningkatkan pendapatan petani," kata Pengelola Program atau Project Management Unit Upland Project Farakka Sari.


Program ini terbilang lengkap, karena petani juga dilatih untuk memahami karakter pasar internasional hingga analisis potensi pasar sehingga para petani Indonesia lebih mengenal pasar yang lebih luas.


Sedangkan untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produk pertanian agar bertaraf internasional, produk petani Upland juga telah dilakukan standarisasi melalui sertifikasi produk dan juga lahan untuk memastikan produk yang dihasilkan bermutu tinggi.


Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah dengan memberikan sertifikasi organik. Saat ini lebih dari seribu hektar lahan petani Upland telah mendapatkan sertifikasi organik.


Salah satu capaian petani Upland Project datang dari Korporasi Petani Kabupaten Purbalingga yang telah berhasil mengekspor untuk produk lada ke Jepang. Bahkan saat ini telah mendapatkan kontrak untuk menyuplai pasar di Negeri Sakura tersebut.


Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, saat ini juga telah berhasil mengolah produk bawang merah goreng untuk pasar di Belanda.


"Karena Upland Project merupakan program terintegrasi, dukungan juga kami alokasikan dalam sektor hulu atau produksi melalui infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani, irigasi, alat dan mesin pertanian serta alat pengolahan pasca panen," ujar Farakka.



Comments


bottom of page