Inovasi Petani Milenial Kota Batu: Kokedama sebagai Solusi Ramah Lingkungan
- juragantaniantihoa
- May 29, 2023
- 2 min read

Petani milenial di Kota Batu, Jawa Timur telah membuktikan bahwa pertanian dapat menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan. Mereka berupaya mempertahankan dan mengembangkan potensi pertanian guna menjadikannya sebagai motor penggerak ekonomi di kota ini.
Potensi sektor pertanian di Kota Batu cukup besar, namun keberlanjutan sektor ini tidak dapat dijamin apabila generasi muda di kota ini enggan terlibat dalam dunia pertanian. Banyak dari mereka menganggap bahwa bekerja di sektor pertanian sulit untuk mencapai kemajuan, bahkan ada yang menganggapnya rumit.
Padahal, baik pertanian tanaman hias, sayur, buah, dan sejenisnya dapat menjadi bisnis yang mengasyikkan dan menguntungkan dari segi penghasilan. Salah satu cara untuk mengembangkan pertanian adalah dengan mengadopsi teknologi digital.
Salah satu contoh petani milenial yang sukses adalah Dwi Lili Indayani, pemilik Creative Kokedama. Menurut Lili, pertanian bukanlah hal yang sulit dilakukan, terutama di era digital saat ini yang menawarkan perkembangan pesat. Media sosial menjadi sumber pembelajaran yang mudah diakses oleh siapa pun.
"Untuk mengembangkan pertanian di Kota Batu, petani harus mengikuti perkembangan digital. Misalnya, memanfaatkan media sosial untuk belajar dan membangun jiwa wirausaha," ungkap Lili.
Perempuan 37 tahun ini menekankan pentingnya petani Indonesia belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari luar negeri. Melalui adopsi ilmu pengetahuan baru, mereka dapat mengimplementasikannya dalam skala lokal.
"Kadang-kadang, kita perlu menghargai pengetahuan dari luar negeri, karena siapa tahu pengetahuan tersebut dapat diterapkan dengan baik di Kota Batu," tambahnya.
Salah satu inovasi yang berhasil dikembangkan oleh Lili adalah kokedama kreatif. Kokedama merupakan metode tanam yang ramah lingkungan dan efektif dalam mengurangi penggunaan plastik.
Teknik ini berasal dari seni tradisional Jepang, yang kini telah dikembangkan di Indonesia. Kokedama terdiri dari bola tanah yang dibalut dengan sabut kelapa sebagai media hidup bagi tanaman hias.
Menariknya, Lili berhasil mengembangkan kokedama kreatif sejak tahun 2016 dan hingga kini telah mengalami perkembangan yang signifikan. Inovasi ini memberikan peluang bagi petani dengan lahan terbatas untuk tetap terlibat dalam pertanian.
Ketika ditanya mengenai keengganan generasi milenial untuk terlibat dalam dunia pertanian, Lili menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai pertanian.
Banyak dari mereka menganggap petani sebagai profesi yang kotor dan terkait erat dengan kegiatan di sawah. Namun, jika mereka memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang industri pertanian, mereka akan menyadari betapa menariknya industri tersebut.
Lili menekankan bahwa untuk menjadi petani sukses, generasi milenial perlu memiliki mindset yang kuat. Mereka harus memiliki tekad yang kuat, fokus pada kemampuan yang dipilih, dan melibatkan diri dalam kegiatan yang mereka sukai.
Dengan adopsi inovasi seperti kokedama, pertanian dapat menjadi pilihan menarik bagi generasi milenial yang peduli terhadap lingkungan dan berpotensi menghasilkan keuntungan yang menggiurkan.
Comments