top of page

Kementan Gandeng BPP Terapkan Pertanian Cerdas Iklim

  • juragantaniantihoa
  • May 29, 2023
  • 2 min read

ree

Dalam upaya menghadapi dampak negatif perubahan iklim global di Provinsi Jawa Barat, Kementerian Pertanian melakukan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture/CSA) dan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik).


Kegiatan ini dilakukan Kementan dengan bekerja sama dengan 37 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tiga Daerah Irigasi (DI), yaitu DI Jatiluhur, Cikeusik, dan Cipancuh, yang meliputi empat kabupaten: Cirebon, Indramayu, Subang, dan Karawang.


Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP), Bustanul Arifin Caya di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada Jumat, 26 Mei 2023, dalam kegiatan 'Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD)' di lokasi CSA Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) 2023.


Kementan menerapkan Teknologi CSA untuk padi atau non-padi, serta kegiatan 888 Demplot CSA di delapan lokasi dengan luas 50 hektar per lokasi.


Selain itu, juga dilakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) CSA dan pengujian emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di empat kabupaten, penguatan BPP, Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di 37 BPP, serta operasional manajemen di provinsi dan kabupaten.


Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh jajaran dalam menyukseskan program utama dan strategis Kementerian Pertanian, termasuk Program SIMURP. Ia juga menyebutkan program lainnya yang perlu didukung, seperti Kostratani dan peningkatan pemberdayaan petani dan penyuluh.


Baca juga:

Mentan Syahrul mengingatkan bahwa keberhasilan pembangunan pertanian dimulai dari peran penyuluh dengan meningkatkan kapasitas dan keterampilan mereka, sehingga dapat mencapai produksi pangan untuk 267 juta penduduk Indonesia.


Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga menegaskan bahwa CSA merupakan kunci utama dalam SIMURP dan harus dipahami dengan baik oleh pelaksana SIMURP di tingkat pusat dan daerah. CSA bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, mengajarkan praktik pertanian yang tahan perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, menekan emisi Gas Rumah Kaca, dan meningkatkan pendapatan petani di daerah irigasi Proyek SIMURP.


Dedi Nursyamsi menyoroti pentingnya pengelolaan sawah yang tidak menghasilkan emisi gas metana, karena sawah merupakan sumber pangan bagi seluruh rakyat. Ia menekankan pentingnya menjaga agar sawah tidak tergenang terus menerus, dan menyarankan penggunaan pestisida yang tepat dan aman dengan pemupukan yang seimbang.


Program SIMURP merupakan program modernisasi irigasi strategis dan rehabilitasi mendesak yang melibatkan empat kementerian dan lembaga, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dengan fokus pada lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

Comments


bottom of page