Mengenal Teknologi Smart Farming bagi Petani Milenial
- juragantaniantihoa
- Apr 7, 2023
- 3 min read

Smart agriculture atau smart farming adalah terobosan terbaru dalam dunia pertanian yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian di tengah sejumlah ancaman seperti perubahan iklim, lahan yang semakin sempit, sementara kebutuhan pangan dunia semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk.
Tantangan masa depan pertanian itulah yang melatarbelakangi lahirnya smart agriculture sebagai pengembangan atau evolusi dari precision farming atau pertanian yang akurat. Pada dasarnya, smart farming adalah konsep manajemen pertanian yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produk pertanian baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pada praktiknya, pertanian pintar ini memanfaatkan sejumlah teknologi mutakhir seperti teknologi pemindaian tanah, manajemen data, akses GPS, serta teknologi Internet of Things (IoT).
Wilayah kerja smart agriculture sangat luas, mencakup aktivitas monitoring hasil pertanian, pemetaan lahan, pengaturan irigasi, penyimpangan produk, pengiriman, hingga pengelolaan hasil pertanian. Upaya ini untuk meningkatkan produksi dengan kualitas yang tinggi disertai optimalisasi penggunaan tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Di sisi lain, pertanian pinter ini memiliki karakteristik yang ramah lingkungan sehingga dapat dikategorikan sebagai pertanian berkelanjutan atau sustainable farming karena pertanian ini sangat efisien dan terukur.
Generasi muda adalah bagian masyarakat yang paling cocok dalam mengaplikasikan pertanian pintar ini. Karena mereka adalah kelompok masyarakat yang paling mengerti tentang perubahan dan kemajuan teknologi. Sehingga diharapkan mereka dapat menerapkan teknologi terbaru itu pada sektor pertanian sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertanian.
Kunci utama smart farming adalah data yang terukur. Data yang akurat itu didapat berdasarkan sensor yang ada di lahan dan yang mengcover lahan pertanian meliputi identifikasi lahan, cuaca/iklim, identifikasi tanaman di setiap lokasi, kondisi tanah, pupuk, benih, pestisida, panen, kerusakan hasil panen, jumlah produksi dan pemasaran.
Sensor yang ada diharapkan dapat memberikan informasi terkait kondisi lahan dan tanaman secara real time, sehingga dapat dapat memberikan rekomendasi pemupukan, irigasi, insektisida atau jadwal panen.
Baca juga:
Mengutip dari website Kementerian Pertanian, smart farming melibatkan 6 teknologi penting dalam penerapannya, yaitu:
1. Teknologi penginderaan
Teknologi sensor cerdas digunakan untuk mengetahui kandungan tanah yang sesungguhnya mulai dari kelembaban, kandungan air dan manajemen suhu.
2. Software application
Aplikasi ini dapat mempermudah mengelola, mengolah data dan informasi yang dihasilkan dari alat sensor cerdas. Fungsinya sebagai antarmuka bagi petani supaya data tersebut lebih mudah dibaca dan dipahami.
3. Teknologi komunikasi
Perangkat telekomunikasi seluler dapat digunakan untuk mengirimkan informasi terkait kondisi lahan pertanian dan sebagai pengingat aktivitas pertanian.
4. Teknologi GPS
Perangkat GPS dapat digunakan untuk pemetaan lahan. GPS menerima sinyal satelit yang mengorbit ke bumi kemudian digunakan sebagai navigasi alat-alat pertanian. Mulai dari mengetahui lokasi lahan yang sudah atau belum dipupuk hingga mengetahui produktivitas suatu lahan.
5. Hardware
Perangkat keras membantu pekerjaan secara otomatis dan terukur, seperti robot atau drone. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sarana produksi.
6. Data analisis
Semua data on farm akan dianalisa secara menyeluruh oleh sistem aplikasi dan digunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dan prediksi pertanian kedepan. Hasil Analisa juga dapat digunakan oleh petani untuk mendapatkan solusi dengan budidaya pertanian.
Dengan menerapkan smart farming, maka akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Pemanfaatan teknologi digital seperti sensor, drone, dan analitik data, petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida.
Hal ini akan membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian, sehingga petani dapat menghasilkan lebih banyak produk dengan biaya yang lebih rendah.
Dengan begitu, pengelolaan pertanian menjadi sangat mudah. Teknologi digital seperti aplikasi pertanian, monitoring cuaca, dan manajemen inventaris dapat membantu petani mengelola tanaman dengan lebih efektif. Maka petani dimungkinkan melakukan pemantauan tanaman secara real-time, memprediksi kondisi cuaca, dan memantau inventaris secara akurat.
Maka kualitas produk pertanian pun diharapkan dapat meningkat karena petani dapat memastikan kualitas produk yang dihasilkan dengan cara memantau tanaman secara akurat dan meminimalkan risiko kerusakan atau kerugian akibat penyakit atau hama.
Hasil pertanian yang bagus itu membuat produk pertanian memiliki daya saing tinggi di pasar. Ditambah lagi dengan memanfaatkan teknologi digital seperti e-commerce, petani dapat memasarkan produk mereka secara langsung ke konsumen. Dengan begitu terjadi peningkatan nilai produk yang lebih tinggi.
Comments