top of page

Ngobrol Petani Milenial bareng Stafsus Presiden Billy Mambrasar

  • juragantaniantihoa
  • Feb 8, 2023
  • 6 min read

ree

Generasi milenial yang terdiri dari gen Y dan gen Z dalam beberapa tahun mendatang, akan menjadi komposisi terbesar demografi Indonesia. Tepatnya, pada tahun 2030 ke atas nanti, mayoritas penduduk Indonesia diisi oleh generasi muda.


Masyarakat Indonesia pada kurun waktu itu, akan memiliki usia produktif. Inilah yang kemudian disebut dengan bonus demografi. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk usia produktif atau angkatan kerja per tahun 2020 sebanyak 140 juta jiwa dari total 270,20 juta jiwa penduduk indonesia. Pada tahun 2030 nanti, jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat pesat.


Pemerintah tentu melakukan ragam upaya untuk menyiapkan bonus demografi dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berdaya saing, yaitu manusia yang sehat dan cerdas, adaptif, inovatif, terampil, dan berkarakter.


Billy Mambrasar, Staf Khusus Presiden RI dalam bidang inovasi, pendidikan dan milenial, melihat ada banyak hal yang harus digarap untuk menghadapi bonus demografi tersebut. Dari pengalaman berkeliling hingga ke 30 provinsi di Indonesia, ia menemukan fakta bahwa sektor-sektor mendasar dari ekonomi Indonesia, diisi oleh generasi muda, mulai dari sektor peternakan, perikanan dan pertanian hingga UMKM. Adapun yang terjun di dunia perkantoran dan finance, jumlahnya lebih sedikit.


“Sudah menjadi narasi besar kalau pada tahun 2030 mendatang, generasi muda dengan usia produktif akan menjadi mayoritas penduduk Indonesia,” ungkap Billy Mambrasar saat diwawancarai Juragan Tani Anti Hoax pada Kamis (2/2/2023).


“Saya bertemu dan berdiskusi dengan mereka di pinggir sawah, kebun jeruk, bahkan di pinggir laut dan pedalaman Papua, untuk menyerap aspirasi dan apa yang menjadi keinginan mereka,” ungkap alumnus S1 ITB dalam bidang teknik itu.


Dari pengalaman bertemu dengan sekitar 6.000 pemuda dari seluruh Indonesia, Pendiri Yayasan Kitong Bisa ini melihat bahwa meskipun secara statistik petani di bawah usia 40 tahun terhitung sedikit atau sekitar 16% daripada petani di usia 40 tahun ke atas, namun jumlah generasi muda yang terjun ke sektor pertanian, meningkat pesat bila dibandingkan dengan mereka yang terjun di sektor-sektor lain.


“Terutama setelah pandemi Covid-19, di mana banyak terjadi pemberhentian kerja di perkantoran, sehingga sebagian anak muda memutuskan untuk pulang ke kampung halaman dan menyadari kalau sektor pertanian adalah yang paling mudah untuk digarap,” imbuh lulusan The Australian National University, dalam bidang administrasi bisnis itu.

“Pertumbuhan sektor pertanian menjadi yang paling tinggi baik secara GDP maupun secara penyerapan tenaga kerja,” imbuh pria kelahiran Yapen, Provinsi Irian Jaya itu.


Billy menemukan realita bahwa generasi muda Indonesia yang terjun di sektor-sektor fundamental saat ini terkendala untuk mendapatkan akses pendidikan tinggi. Rata-rata pendidikan mereka berhenti di tingkat menengah dan atas.


Aspirasi anak-anak muda inilah yang dijadikan bekal oleh Billy Mambrasar seusai ditunjuk menjadi Staf Khusus Presiden RI pada 2019 lalu dan diminta khusus oleh Presiden Joko Widodo untuk mengintensi bonus demografi anak-anak muda Indonesia, khususnya di daerah-daerah luar. Bersama Tim Bawa Perubahan (Baper), ia membuat survey secara kualitatif dan kuantitatif yang hasilnya ia teruskan kepada Presiden Jokowi dan Bappenas.

Billy menceritakan bahwa anak-anak muda yang dia temui menginginkan akses pendidikan yang lebih tinggi, karena tidak banyak dari mereka yang beruntung mendapatkan akses luas pendidikan. Sebagian besar adalah SMP dan pengangguran terbesar disumbangkan oleh sekolah advokasi.


Lebih lanjut, Billy mengatakan bahwa mereka juga ingin memiliki akses ke sektor-sektor utama seperti pertanian. Misalnya, soal mendapatkan permodalan agar bisa menggerakan UMKM, termasuk agar bisa mengakses pasar yang lebih luas untuk memasarkan produk pertanian mereka.


Kemudian mereka juga ingin terlibat dalam perekonomian, misalnya kalau ada perekrutan tenaga kerja, karena minimnya informasi yang sampai kepada mereka terkait lowongan pekerjaan.


“Kami ingin bisa lebih terdengar karena kami dari rakyat biasa,” ucap Billy menirukan mereka.


“Itulah yang kami kemudian rekomendasikan kepada Presiden,” imbuhnya.


What To Do Next?


Atas arahan dari Presiden Joko Widodo untuk menggarap generas muda Indonesia, Billy dan tim Baper menyusun 5 program kerja:


Pertama, mendirikan sebanyak mungkin pusat pendidikan nonformal. Seperti Yayasan Kitong Bisa sejak 2020 dengan target 100 titik belajar di daerah-daerah yang susah akses.


Kedua, program petani milenial untuk menyerap generasi muda.


Ketiga, mendirikan pusat-pusat pelatihan di daerah-daerah terluar. Program ini bernama Pusat Informasi Kewirausahaan Masyarakat (PIKM).


Keempat, melakukan database seluruh anak muda Indonesia dengan latar belakang pendidikan di setiap daerah. Data ini akan jadi panduan berguna bagi sektor swasta yang masuk ke suatu daerah, sehingga mereka mengetahui anak-anak muda di sana, memberikan pelatihan kepada mereka lalu melakukan rekrutmen. Program ini diberi nama Manajemen Talenta Nusantara (MTN).


Kelima, program untuk menarik mereka agar terlibat dalam pengambilan kebijakan lewat Aspirasi Nyata Daerah Indonesia (Sindi). Program ini berbentuk aplikasi di mana siapapun bisa memasukkan aspirasinya melalui gadget dan akan didengarkan langsung oleh Bappenas.


“Kelima program ini sudah dan sedang berjalan,” ucap Billy.


Bermitra dengan Kementerian Pertanian

Ketika merekomendasikan kepada Presiden Jokowi, Stafsus Billy Mambrassar secara khusus diminta oleh Presiden agar program untuk anak muda segera diimplementasikan.

Untuk itu, dia menggaet dan bekerja sama dengan sektor utama di pemerintahan yang menggarap dunia pertanian, yaitu Kementerian Pertanian.


“Saya melakukan audiensi ke Kementerian Pertanian, bertemu Bapak Menteri SYL. Saya disambut hangat, diajak disuksi sambil ngopi,” ungkap duta Tujuan Pembangunan Berkelanjutan tahun 2019-2021 itu.


Dengan kolaborasi bersama, sejak 2020 Billy giat menggerakkan program petani milenial melalui kerja bersama dengan beberapa dirjen Kementan terutama Badan Penyuluhan dan Pengembahan SDM Pertanian (Badan PPSDMP).


“Petani milenial bukan program saya, tetapi keinginan anak muda Indonesia yang coba kami tampung dan wadahi dengan menjalin kemitraan dengan Kementerian Pertanian,” kata dia.


Billy melihat Mentan SYL progresif dalam memasang target 2,5 juta petani milenial hingga tahun 2024. Dia menilai banyak pendekatan yang diambil Mentan SYL, berhasil diwujudkan. Salah satu yang dia apresiasi dan bagian dari kerja bersama Kementan adalah program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) sebagai bentuk adaptasi enterpreneurship, dan mendapat pendanaan langsung dari International Fund For Agricultural Development (IFAD) melalui skema pelatihan kepada anak-anak muda yang bergerak di bidang pertanian untuk juga terjun ke bidang wirausaha.


Billy bercerita, jangkauan program petani milenial sudah mencapai lebih dari satu juta orang. “Menuju 2,5 juta sesuai target Pak Menteri,” tandasnya.


Local Champion, Sinergi Lintas Sektor, dan Akses Pasar


Billy Mambrassar bersama Badan PPSDMP selalu mencari daerah-daerah susah akses yang sekiranya paling membutuhkan kehadiran program petani milenial. Selama terjun ke lapangan, ia merasakan salah satu tantangan terbesar adalah mencari dan mencetak local champion, duta petani muda, petani andalan. Kita merangkul mereka, mendata dan mengidentifikasi komunitas-komunitas petani setempat.


Dengan alasan, kompisisi untuk menjadi local champion bukan hanya harus memiliki kemampuan mumpuni dalam sektor pertanian, tetapi dia juga harus visioner dan memiliki visi dalam lanskap perubahan sektor pertanian di daerahnya. Punya leadership, komunikasi dan pengetahuan kewirausahaan.


“Mencari dan menciptakan local champion adalah tantangan tersendiri,” ungkap Billy.


Tantangan kedua yang dia rasakan di lapangan adalah mensinergikan lintas sektor, bukan hanya sektor swasta-pemerintah, tetapi lintas sektor dalam pemerintah.


Sebagai contoh, untuk mendorong adanya komoditas unggulan di suatu daerah, butuh irigasi agar lahan subur dan tanaman lebih produktif. Tetapi untuk menyediakan irigasi, harus bekerjasama dengan Kementerian PUPR, bukan Kementan. “Yang terjadi, ada irigasi di suatu daerah tetapi tidak ada pertanian dan daerah yang ada pertanian, tidak ada irigasinya,” papar pria kelahiran 1988 itu.


Billy meneruskan, sinkronisasi juga dibutuhkan antar sektor pemerintah dan swasta. Di suatu daerah, Kementan melakukan pelatihan lalu ada perusahaan perkebunan yang beroperasi melakukan pelatihan sendiri.


“Harus ada sinkronisasi data,” tandasnya.


Tantangan ketiga adalah akses ke pasar. Billy melihat petani yang sudah dilatih dan mengembangkan tani, tidak bisa menjual produknya sehingga terjadi over production. Menurut Billy, petani harus dimasukkan dalam bagian dari rantai pasok, sehingga mereka harus memiliki keleluasaan dalam akses pemodalan, akses pengetahuan, kebersihan dan packaging, seperti bila memasarkan produk ke hotel-hotel.


“Itu butuh invenstasi jangka panjang lintas sektor dan bukan hanya tanggung jawab Kementan sehingga sinkronisasi lintas sektor sangat krusial,” paparnya.


Petani Milenial Harus Melek Teknologi


Salah satu rekomendasi yang disampaikan Billy Mabrassar kepada Presiden Jokowi menyusul 5 program utama Baper adalah keberadaan instrumen untuk menjadi jalan implementasinya.


“Program Baper akan berhasil apabila akses teknologi dan informasi itu ada, dan Presiden menerima baik,” ungkap Billy.


Menurut Billy, melek teknologi di kalangan anak muda dapat tercapai dengan tiga syarat. Yaitu, ketersediaan infrastruktur teknologi, adaptasi atau pengetahuan memanfaatkan teknologi, dan anggaran untuk memaksimalkan penggunaan teknologi.


Presiden Jokowi antusias menyambut dan menggelar ratas terbatas tahun 2020, mengenai transformasi digital nasional, di mana arahan presiden, kementerian terkait agar meningkatkan anggaran dan mengingkatkan aksesibilitas. Contoh, Palapa Ring Timur dan Tengah yang sekarang sudah terhubung.


“Saya menyaksikan dalam kunjungan pada 2022 dari sebelumnya tahun 2018, daerah-daerah yang tidak ada akses internet, sekarng sudah ada akses internet,” kata dia.


Billy menambahkan, dibutuhkan investasi adaptasi teknologi karena belum tentu petani menggunakan internet untuk menunjang kerja pertaniannya. “Ini masukan saya kepada Kementan untuk kerja bareng, adaptasi teknologi bagi petani milenial lewat pelatihan formal,” paparnya.


Nasihat Kak Billy, Kita Tidak Bisa Hidup tanpa Nasi


Billy Mambrassar menilai sektor yang tidak bakal ditinggalkan adalah pertanian. Ia sektor yang never ending. “Kita bisa hidup tanpa internet, tetapi gak bisa hidup tanpa nasi dan sayur,” ujarnya.


“Sebelum Covid-19, sosialisasi petani milenial dinyinyir, tapi setelah banyak yang terkena PHK akibat Covid, mereka beralih menjadi petani karena by incident,” ungkapnya.


“Tetapi kita ingin anak muda menjadi petani by design,” tegasnya.


Billy bercerita tentang visi New Zealand yang meski menjadi negara kaya, tetapi tidak mengeksplorasi tambang namun justru mengembangkan sektor pertanian. Dia menyaksikan anak-anak muda terlibat langsung ke dalam sektor pertanian dengan menggunakan kemajuan teknologi. Tidak ada stigma petani tidak keren di sana.


“Di Indonesia saat terjadi gelombang PHK, banyak anak muda sadar bahwa sektor pertanian ternyata menjanjikan,” kata dia.


Pertanian bukan sektor yang kuno, tetapi para insan pertanian harus mengupgrade diri dan mengembangkan sektor tersebut dengan kemajuan teknologi dan pendekatan enterpreneurship.


Step kedua petani milenial adalah menciptakan sustainable agriculture atau petanian yang berkelanjutan. Billy bekerjasama dengan beberapa mitra seperti Carbonethics dalam rangka menciptakan low carbon less farming untuk menjaga alam Indonesia.


Menurut Billy, nenek moyang bangsa Indonesia adalah petani dan pelaut. Itulah DNA bangsa Indonesia yang harus dilestarikan dengan tetap meng-upgrade kecerdasan dan kreativitas untuk membuat sektor pertanian kuat dan maju.


“Saya rencana setelah pensiun akan berkebun.” pungkasnya.


Comments


bottom of page