top of page

Petani Bantah Food Estate di Kalteng Gagal, Justru Untung

  • juragantaniantihoa
  • Feb 10, 2023
  • 2 min read

ree
Program Food Estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) berhasil tingkatkan produktivitas petani.

Produktivitas pertanian di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah (Kalteng) meningkat menjadi 4 hingga 4,5 ton per hektar (ha) dari sebelumnya hanya bisa menghasilkan 3 sampai 3,5 ton per ha berkat program Food Estate yang digagas oleh Kementerian Pertanian.


Meningkatnya produktivitas pertanian itu menjadi bukti kesuksesan program tersebut sekaligus membantah tudingan bahwa program tersebut gagal. Salah satu dari Kelompok Tani (Poktan) Ulin Berkarya di Desa Garung, Jabiren Raya bernama Timang mengaku program Food Estate mampu mengubah kesejahteraan masyarakat sekitar.


"Saya berani mengatakan program ini tidak gagal walau masih ada kendala. Seharusnya bertanya kepada kami para petani dulu agar tahu yang sebenar-benarnya. Saya merasakan sendiri manfaat program Food Estate ini," katanya, Rabu (8/2/2023).


Bagi dia, program dari Kementan itu dapat menggerakkan roda perekonomian masyarakat dan memberi perubahan di sektor pertanian yang tadinya lesu. Timang menyebutkan, lahan karet di wilayahnya sempat terbengkalai akibat kebakaran hutan.


Dengan program Food Estate, lahan yang Kementan itu berubah menjadi sawah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tak hanya itu, kata dia, Kementerian yang dipimpin Syahrul Yasin Lipo itu memberikan sarana pertanian secara cuma-cuma.


“Kami juga mendapat pendampingan. Memang belum 100 persen sukses karena kami masih terkendala pengelolaan air yang terus menggenangi sawah sehingga tidak maksimal panennya," kata dia.


Senada dengan Timang, Kepala Desa Petak Batuah Setu Raharjo yang juga seorang petani menyebut daerahnya dulu sangat kesulitan dalam mengelola lahan karena genangan air yang sulit diatasi. Namun, sejak adanya program Food Estate, infrastruktur pintu-pintu air dibangun sehingga masyarakat lebih muda melakukan kegiatan usaha tani.


"Memang belum maksimal dalam pengelolaan air. Setidaknya itu sudah sangat membantu meringankan permasalahan pertanian di tempat kami,” ungkapnya.


Dia meyakini, program Food Estate akan berdampak baik terhadap kehidupan masyarakat dalam jangka panjang. Dirinya menyebut, dalam 5-10 tahun ke depan dampak positifnya akan luar biasa.


"Jadi kami mohon hal ini jangan dipolitisasi, jangan buru-buru mengatakan program ini gagal. Ini masih dalam proses. Dengan adanya food estate ini masyarakat juga tidak perlu pergi jauh-jauh untuk bekerja," dia berpesan.

Manfaat paling nyata dari program ini, kata Setu, adalah pembangunan jalan usaha tani yang memudahkan para petani menjual hasil taninya tanpa harus menunggu transportasi yang terbilang sulit.


“Saat ini, petani lebih mudah menjual hasil taninya tanpa harus menggunakan perahu getek lagi. Sejak dibangun infrastruktur jalan petani jadi lebih mudah menjual hasil panennya ke pasar atau ke daerah tetangga, seperti Kapuas," ujarnya.


Setu pun mengaku heran dengan opini yang menyebut kegagalan program Food Estate di daerahnya.


Dia mengaku sangat memahami program tersebut bertujuan baik untuk para petani. Dia menegaskan, para petani ingin program Food Estate dilanjutkan.

Comentarios


bottom of page