Search Results
328 results found with an empty search
- Kuliah Gratis Plus Uang Saku, Kementan Buka Beasiswa Sawit 2023 untuk 2000 Orang
Kementerian Pertanian Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perkebunan telah membuka program beasiswa Sawit 2023. Program ini memberikan pendanaan pendidikan kepada 2.000 orang penerima. Beasiswa Sawit ini diselenggarakan tanpa ada biaya yang harus dibayar oleh penerima beasiswa. Program ini ditujukan kepada para pekebun, keluarga pekebun, dan sumber daya manusia lainnya. Berikut adalah informasi lebih lanjut mengenai beasiswa Sawit ini. Mengutip laman resmi Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan, berikut informasi mengenai tanggal penting proses penerimaan beasiswa Sawit 2023: Jadwal Beasiswa Sawit 2023 Pendaftaran: 13 Mei-19 Juni 2023 Tes seleksi: 26 Juni-18 Juli 2023 Pengumuman: 22 Agustus 2023 Penerima Beasiswa Sawit 2023 1. Pekebun Pekebun yang mempunyai usaha budi daya tanaman kelapa sawit. 2. Keluarga Pekebun Anak/istri/suami pekebun yang mempunyai usaha budi daya kelapa sawit. 3. Sumber Daya Manusia Lainnya Karyawan pada usaha perkebunan kelapa sawit Keluarga karyawan di usaha perkebunan kelapa sawit yang terdiri dari anak/istri/suami. ASN/PPPK yang bertugas di bidang perkelapasawitan Anggota/pengurus koperasi atau lembaga yang bergerak di perkelapasawitan. Fasilitas Beasiswa Sawit 2023 Transportasi pulang-pergi ke dan dari kampus Biaya pendidikan penuh Biaya asrama atau kamar kos Uang saku dan uang buku Magang di perkebunan besar Sertifikat kompetensi Program Studi & Kuota Beasiswa Sawit 2023 1. Akademi Komunitas Perkebunan Yogyakarta D1 Pembibitan kelapa sawit: 220 orang D1 Pemeliharaan kelapa sawit: 220 orang 2. Politeknik LPP Yogyakarta D2 Perawatan mesin pengolahan perkebunan: 30 orang D3 Budidaya tanaman perkebunan: 60 orang D3 Teknologi mesin: 60 orang D3 Akuntansi: 30 orang D3 Teknologi kimia: 30 orang D4 Pengelola perkebunan: 60 orang 3. Institut Teknologi Sawit Indonesia (ITSI) Medan D4 Budidaya perkebunan: 60 orang D4 Teknologi pengolahan hasil perkebunan: 60 orang S1 Agribisnis: 60 orang S1 Proteksi tanaman: 30 orang S1 Sistem teknologi informasi: 30 orang S1 Teknik kimia: 30 orang 4. Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi Bekasi D3 Budidaya perkebunan kelapa sawit: 60 orang D3 Teknologi pengolahan hasil perkebunan kelapa sawit: 60 orang D3 Manajemen logistik: 60 orang D4 Teknologi produksi tanaman perkebunan: 60 orang D4 Teknologi rekayasa perangkat lunak: 30 orang 5. Politeknik Kampar Riau D2 Teknik pengolahan kelapa sawit: 30 orang D3 Teknik pengolahan sawit: 60 orang D3 Perawatan dan perbaikan mesin: 60 orang D3 Teknik informatika: 30 orang 6. Universitas Prima Indonesia, Medan S1 Agroteknologi: 30 orang 7. Sekolah Vokasi IPB D4 Teknologi dan manajemen produksi perkebunan: 60 orang 8. Politeknik ATI Padang D3 Teknik kimia bahan nabati: 30 orang D3 Manajemen logistik industri agro: 30 orang D3 Teknik industri agro: 30 orang D3 Analisis kimia: 30 orang D4 Teknologi rekayasa bioproses energi terbarukan: 30 orang 9. Politeknik Teknologi Kimia Industri Medan D3 Teknik kimia: 30 orang D3 Teknik mekanika: 30 orang D3 Agribisnis kelapa sawit: 30 orang 10. Politeknik Aceh D3 Mekatronika: 30 orang 11. Instiper Yogyakarta S1 Agroteknologi: 30 orang S1 Agribisnis: 30 orang S1 Teknik pertanian: 30 orang S1 Teknologi hasil pertanian: 30 orang 12. Politeknik Pembangunan Pertanian Medan D4 Teknologi produksi tanaman perkebunan: 60 orang 13. Institut Teknologi Perkebunan Pelalawan Indonesia, Riau S1 Agroteknologi: 30 orang Untuk melakukan pendaftaran beasiswa Sawit 2023, dapat dilakukan melalui www. beasiswasdmsawit.id. Ketentuan dan syarat untuk setiap golongan penerima dapat dibaca di link berikut: https://ditjenbun.pertanian.go.id/template/uploads/2023/05/Pengumuman-PENDAFTARAN-BEASISWA-PERKEBUNAN-KELAPA-SAWIT-TAHUN-2023.pdf.
- Jumlah Orang Bekerja di Pertanian Makin Banyak sejak Pandemi Covid-19
Jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian di Indonesia terus meningkat sejak awal pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Pertumbuhan sektor pertanian juga ikut mengalami peningkatan sejalan dengan fenomena ini. Berdasarkan data tenaga kerja yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pada bulan Februari 2020 tercatat sekitar 38,05 juta orang bekerja di sektor pertanian, atau sekitar 29,04 persen dari total 131,03 juta penduduk yang bekerja. Meskipun pandemi terus berlanjut hingga tahun 2021 dengan pembatasan aktivitas perkantoran dan mobilitas masyarakat, BPS mencatat bahwa pada bulan Februari 2021 jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian meningkat menjadi 38,78 juta orang, atau sekitar 29,59 persen dari total 131,06 juta penduduk yang bekerja. Terjadi peningkatan signifikan pada bulan Februari 2022, di mana jumlah orang yang bekerja di sektor pertanian mencapai 40,62 juta orang. Jumlah ini berkontribusi sekitar 29,9 persen dari total 135,61 juta penduduk yang bekerja, sebagaimana dicatat oleh BPS. Data terbaru pada bulan Februari 2023 menunjukkan bahwa sekitar 40,69 juta orang bekerja di sektor pertanian, atau sekitar 29,3 persen dari total 138,63 juta penduduk yang bekerja. Pada tahun ini, aktivitas masyarakat mulai pulih seiring dengan pencabutan kebijakan pembatasan mobilitas sejak tahun 2022. Margo Yuwono, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), mengumumkan bahwa pada tanggal 1 Juni hingga 31 Juli 2023, BPS akan melaksanakan Sensus Pertanian 2023. Sensus ini dilakukan setiap 10 tahun sekali dan bertujuan untuk memberikan gambaran terkini tentang situasi sektor pertanian nasional saat ini. "Tujuan utamanya untuk menyediakan data terkait kondisi pertanian Indonesia secara komprehensif sampai wilayah kecil. Sebagai acuan target program pemerintah, geospasial statistik pertanian, serta potensi pertanian termasuk urban farming," kata Margo di Jakarta, Senin (15/5/2023). Sensus ini akan mencakup tujuh subsektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan, kehutanan, dan jasa pertanian. Margo menambahkan bahwa data yang dikumpulkan dari sensus pertanian 2023 juga akan digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki data penerima pupuk bersubsidi. "Harapan kami, data tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh pemeritnah. Salah satunya untuk perbaikan data targeting penyaluran pupuk subsidi," imbuh margo. Data BPS tersebut menguatkan pernyataan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa bidang pertanian merupakan salah satu aspek yang akan selalu berkembang dalam kondisi apa pun. Mentan Syahrul mencontohkan ketika pandemi Covid-19 melanda, pertumbuhan pada bidang pertanian di Indonesia justru mengalami peningkatan yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan bidang lapangan usaha yang lain. “Pertanianlah yang membuat Indonesia termasuk ke dalam negara yang rendah tingkat inflansinya,” tutur Mentan SYL saat menjadi pembicara dalam kuliah umum "Pertanian Presisi Mendukung Pembangunan Pertanian Modern" di Universitas Padjadjaran, Bandung pada Jumat (17/3/2023). Seiring dengan pertumbuhan masyarakat, Politisi Partai NasDem itu menjelaskan bahwa sektor pertanian untuk saat ini tidak bisa berkembang jika hanya mengandalkan lahan hamparan, terutama di wilayah Jawa Barat. Menurut mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode (2008-2018) tersebut, hal itu karena jumlah lahan hamparan semakin lama semakin berkurang, sehingga diperlukan teknologi pertanian presisi yang dapat dikembangkan di lahan pekarangan. “Tujuannya untuk penyediaan pangan, pendapatan rumah tangga, dan menekan inflasi,” terang dia. Selama tiga tahun berturut-turut (2020-2022), inflasi Indonesia tercatat rendah karena kontribusi besar dari sektor pertanian. Selain itu, ekspor komoditas pertanian Indonesia justru selalu naik dengan kontribusi Rp 616 triliun. "Selama 77 tahun Indonesia merdeka, 2022 adalah tahun di mana luas pertanian mencapai yang terbesar yakni mencapai 10,54 juta hektare," kata Mentan SYL dalam Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Jakarta, Rabu (25/1/2023). Berdasarkan catatan Kementan, angka tersebut naik dibandingkan 2021 yang mencapai 10,41 juta hektare. Produksi padi nasional pada 2022 juga diklaim naik menjadi 54,95 juta ton dan produksi beras mencapai 31,66 juta ton.
- Muflihatun, Petani Jatim yang Sukses Panen Berlimpah berkat Program Kementan
Provinsi Jawa Timur memegang peranan vital dalam menjaga ketersediaan pangan nasional. Pada musim panen Maret-April 2023, panen padi Jatim mencapai 828,72 ribu hektare dan diperkirakan surplus 1,13 juta ton. Peningkatan produksi padi ini dirasakan oleh petani. Salah satunya adalah Muflihatun melalui program Kementerian Pertanian (Kementan) dalam bentuk bantuan Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO). Petani asal Desa Lebak, Kabupaten Gresik, provinsi Jawa Timur itu meninggalkan pupuk kimia dan beralih menggunakan pupul organik. "Saya sebelumnya biasa pakai pupuk kimia, karena simpel. Tapi efeknya tanah jadi rusak dan berakibat pada panen juga rusak. Tapi saya coba pakai pupuk organik, hasil panen bagus dan efek pada tanah juga bagus,” kata Muflihatun. Ibu dua anak itu mulai beralih menggunakan pupuk organik setelah mendapatkan penjelasan dari penyuluh dan bantuan program UPPO karena mengetahui banyaknya manfaat dan keuntungan yang bakal diperoleh petani jika memanfaatkan pupuk organik. Dengan menggunakan pupuk organik, menurut Muflihatun, para petani tidak lagi bergantung menunggu bantuan pupuk subsidi dari pemerintah. "Mungkin petani yang belum pernah pakai pupuk organik bakal pikir-pikir, tapi kalau sudah mencobanya pasti pakai organik terus," terang dia. Untuk membuat pupuk organik, Muflihatun cukup memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar seperti kotoran sapi. Menurutnya, biayanya lebih murah dan ekonomis. Proses pembuatannya, kotoran sapi tinggal diracik dan dicampur dengan arang sekam, jerami, dedaunan, air secukupnya, lima sendok makan gula pasir, dan EM4. puas dengan hasil pertaniannya setelah menggunakan pupuk organik di lahan seluas 0,16 hektare. Dari hasil panen padi dari pupuk organik, produksi padi mencapai sekitar 7,89 ton/hektar GKP (Gabah Kering Panen). Capaian ini jauh melebihi hasil panen padi sebelumnya yang hanya 4,96 ton saat menggunakan pupuk kimia. Muflihatun puas dan senang dengan hasil pertanian dalam musim panen kali ini setelah memanfaatkan pupuk organik di lahan seluas 0,16 hektar. Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, melalui program UPPO, pihaknya ingin para petani bisa menghasilkan pupuk organik secara mandiri dengan kualitas lebih baik dari pupuk anorganik saat ini. “Hasil pertanian nonpestisida itu punya kualitas lebih bagus dan pasarnya bisa lebih besar. Pupuk organik ini akan semakin menguntungkan ke depan. Seharusnya petani memang bisa memproduksi sendiri,” jelas SYL.
- Hindari Hal-hal Ini saat Memulai Pertanian Organik: Panduan untuk Pemula
Kesadaran manusia tentang kesehatan meningkat. Kesadaran itu didukung oleh derasnya informasi yang mereka dapatkan. Salah satu cara untuk mendapat kesehatan yang prima, makanan menjadi salah satu faktor yang penting diperhatikan. Makanan olahan mulai dihindari, bahkan mulai memilih makanan organik yang dinilai lebih menyehatkan. Makanan organik ini semakin banyak diminati orang. Selain sebagai asupan gizi yang menyehatkan, ia juga terkait dengan kesadaran untuk menjaga lingkungan hidup agar terus lestari. Namun makanan organik ini cenderung lebih sulit didapatkan, lantaran peminatnya tidak sebanyak makanan yang menggunakan pupuk kimia. Harganya juga cenderung lebih mahal. Maka, orang mulai berpikir untuk memproduksi sendiri makanan organik dengan menanam sendiri. Nah, bagi kamu yang mau memulai bertani tanaman organik, sebaiknya simak dulu penjelasan berikut. Apa saja yang harus dikerjakan, apa saja yang harus dihindari, tips dan trik hingga bagaimana cara melakukannya dengan efisien. Langkah pertama ialah dengan mengenal siklus taman. Perlu dicatat bahwa setiap tanaman memiliki siklus hidupnya sendiri dan membutuhkan waktu dan kondisi tertentu untuk tumbuh dengan baik. Jangan mencoba memaksakan pertumbuhan tanaman di luar musimnya karena ini dapat mengganggu keseimbangan alami dan mengurangi hasil panen yang diharapkan. Pertanian organik membutuhkan perencanaan yang matang, baik itu perencanaan penanaman, pemeliharaan tanaman, maupun manajemen kebutuhan air dan nutrisi. Selalu catat dan pantau perkembangan tanaman serta jadwal pemeliharaan yang telah direncanakan. Ini akan membantu Anda mengenali perubahan yang terjadi dan mengambil tindakan yang tepat jika ada masalah yang muncul. Baca Juga: Komang Agus, Bertani Sayuran dengan Pendapatan Puluhan Juta Rupiah Imas Wartisih, Eks Suster yang Sukses Jadi Distributor Sayuran Wajib hukumnya mengenal jenis-jenis penyakit dan hama yang mungkin menyerang tanaman Anda. Tanaman organik juga tidak kebal terhadap serangan penyakit. Lakukan riset atau berkonsultasilah dengan ahli pertanian organik untuk mempelajari cara mengendalikan dan mencegah penyakit serta hama tanaman secara alami. Pemakaian pupuk organik juga penting untuk menggantikan pupuk kimia. Tapi juga jangan menggunakan pupuk dalam jumlah berlebihan, karena ini dapat mengakibatkan terjadinya kelebihan nutrisi yang dapat merusak tanaman dan menyebabkan polusi nutrisi di lingkungan sekitar. Belajar terus menerus mengenai tanaman organik ini. Karena informasi mengenai tanaman organik ini terus berkembang. Kalau perlu baca buku, ikuti pelatihan, dan terhubunglah dengan komunitas pertanian organik untuk mendapatkan wawasan dan saran dari para ahli. Berikut adalah tips yang perlu diperhatikan sebelum mulai menanam dengan cara organik: Benih hasil modifikasi Prinsip pertanian organik ialah melakukan proses menanam menggunakan bahan-bahan yang telah tersedia di alam. Maka pilihlah benih organik yang tidak dimodifikasi secara genetik untuk menumbuhkan tanaman Anda. Pastikan tanaman Anda bebas dari perubahan genetik yang tidak diinginkan dan karenanya lebih alami dan sehat. Monokultul Monokultur adalah menanam satu jenis tanaman secara berulang-ulang di lahan yang sama. Monokultur dapat menyebabkan penurunan kesuburan tanah, peningkatan risiko hama dan penyakit, serta ketidakseimbangan ekosistem. Sebaliknya, praktikkan rotasi tanaman dan pertanaman campuran untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah masalah yang terkait dengan monokultur. Penggunaan pestisida Salah satu prinsip utama dalam pertanian organik adalah menghindari penggunaan pestisida buatan dan bahan kimia yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Sebagai gantinya, manfaatkan metode alami untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman, seperti penggunaan insektisida organik, kompos, dan teknik rotasi tanaman. Pupuk kimia sintetis Pupuk kimia sintetis mungkin memberikan hasil yang cepat, tetapi juga dapat merusak kesuburan tanah dalam jangka panjang dan mencemari sumber air. Alih-alih, gunakan pupuk organik seperti kompos, pupuk hijau, dan pupuk kandang yang akan meningkatkan kualitas tanah dan mendukung kehidupan mikroba yang sehat. Overwatering Overwatering adalah memberikan terlalu banyak air pada tanaman. Ini akan berdampak buruk karena dapat menyebabkan akumulasi air berlebih di tanah dan mempengaruhi pertumbuhan akar tanaman. Pertahankan tingkat kelembaban yang tepat untuk tanaman Anda dengan memantau kebutuhan air mereka secara cermat. Jaga kebersihan lahan dan tanaman Kebersihan pertanian termasuk membersihkan gulma, menyimpan alat pertanian dengan baik, dan mengelola sisa-sisa tanaman yang mati dengan benar. Kebersihan yang baik akan membantu mencegah penyebaran penyakit dan mempertahankan lingkungan pertanian yang sehat. Dengan memperhatikan langkah dan tips di atas, bertani dengan cara organik memang tidak semudah menggunakan bantuan bahan kimia. Namun, hasil yang didapat dari pertanian organik ini lebih menyehatkan dan ramah terhadap lingkungan.
- Berikut 10 Tips Mudah Berkebun di Halaman Rumah
Orang kota terkadang ragu untuk mulai berkebun lantaran tidak punya lahan yang luas. Namun itu sekarang tidak jadi masalah karena saat ini berkebun di lahan sempit pun ada caranya, yaitu dengan memanfaatkan pot. Menggunakan pot untuk berkebun memang lebih praktis dan menyenangkan. Setidaknya dengan berkebun di pot, tanaman lebih terjaga dan lebih dekat dengan rumah sehingga lebih muda dipantau. Saat ini sudah banyak pot dalam berbagai ukuran, sehingga Anda tak perlu lagi ragu untuk berkebun. Bahkan tanaman yang sudah terbukti dapat berkembang baik di dalam pot juga banyak jenisnya. Selain itu, berkebun menggunakan pot itu banyak untungnya. Karena pot itu dapat dipindah, pindah, maka berkebun dengan cara ini bisa lebih fleksibel dan mudah dipelihara. Dengan menggunakan pot memungkinkan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi tanaman, seperti pengaturan penyiraman dan sinar matahari yang lebih mudah dilakukan. Anda juga dapat memanfaatkan ruang tak terpakai di bagian rumah untuk berkebun. Pot juga tidak ribet karena bisa ditempatkan di mana-mana, seperti balkon atau teras kecil, sehingga memaksimalkan ruang yang tersedia. Karena masih lokasi tanam berada di lingkungan rumah maka pengendalian hama dan penyakit pun lebih mudah. Selain itu tanaman dalam pot juga lebih mudah diobati. Meski begitu, berkebun di pot juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya pot dapat membatasi pertumbuhan akar tanaman dan memerlukan perawatan yang lebih sering dibandingkan dengan tanaman yang ditanam di tanah langsung. Baca juga: Cara Membuat Hidroponik di Rumah untuk Kebutuhan Sayuran Sehari-hari 5 Tips Menyiram Tanaman, Ternyata Tidak Semudah Itu Oleh karena itu, penting untuk memilih pot yang tepat, menyiapkan media tanam yang baik, dan memberikan perawatan yang tepat agar tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat. Berikut adalah tips menanam di dalam pot: 1. Gunakanlah tanah yang subur dan kaya nutrisi untuk menumbuhkan tanaman. Tanah yang baik harus mudah menyerap air dan udara serta memiliki pH yang seimbang. 2. Pilihlah pot yang sesuai dengan tanaman yang akan ditanam. Pastikan pot memiliki lubang drainase yang cukup agar tanah tidak terlalu basah dan akar tidak membusuk. 3. Pilihlah jenis tanaman yang cocok untuk ditanam di dalam pot. Beberapa tanaman yang cocok untuk ditanam di dalam pot adalah tanaman hias seperti bunga, tanaman buah-buahan kecil seperti stroberi, atau sayuran seperti tomat ceri dan bayam. 4. Berikan sinar matahari yang cukup pada tanaman. Pastikan pot diletakkan di tempat yang cukup terkena sinar matahari. 5. Berikan air secukupnya pada tanaman. Jangan terlalu sering memberikan air pada tanaman, karena tanah yang terlalu basah dapat merusak akar. 6. Berikan pupuk pada tanaman secara teratur untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos adalah pilihan yang baik untuk menumbuhkan tanaman yang sehat. 7. Pastikan tanaman terhindar dari hama dan penyakit. Jika terdapat hama atau penyakit pada tanaman, segera berikan perlakuan yang sesuai agar tanaman tidak mati. 8. Potong daun atau ranting yang rusak atau kering. Hal ini dapat membantu tanaman untuk fokus pada pertumbuhan bagian yang sehat. 9. Pindahkan tanaman ke pot yang lebih besar jika sudah terlalu besar untuk pot yang digunakan. Ini akan membantu tanaman memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh. 10. Jangan lupa untuk menikmati proses bercocok tanam di dalam pot dan jangan berkecil hati jika terjadi kegagalan. Kegagalan merupakan bagian dari proses belajar dan perbaikan.
- Kelompok Tani Banjar Sukses Panen Raya dari Budidaya Semangka
Kelompok Tani Lebah Madu Sungai Bokor yang ada di Desa Pematang Danau, Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan mengadakan panen raya dari budidaya semangka di lahan seluas 1 hektar. Mereka mengajak semua pihak untuk terlibat dalam pemanenan pertama sebagai bentuk penghargaan mereka kepada pihak-pihak yang ikut mendukung usaha tersebut. Para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Lebah Madu sukses mengembangkan semangka melalui demplot seluas 1 hektar. Mereka mulai menanamnya pada tanggal 17 Februari lalu. Kesuksesan ini tidak dapat dilepaskan dari dukungan dari PT Mitra Agro Semesta (MAS) dan PT Banjanr Bumi Persada (BBP) serta Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Mataraman hingga instruktur dari P4S Patra Mandiri. Rokhim, Ketua Poktan Lebah Madu menyampaikan terima kasih kepada kedua perusahaan tersebut yang telah mendukung penuh budidaya semangka yang mereka kembangkan. PT MAS dan PT BBP pada Februari lalu, memfasilitasi kelompok tani yang dipimpinnya untuk mengembangkan semangka sebagai komoditi pilihan kelompok. Dengan alasan tingginya harga semangka dan besarnya tingkat kebutuhan pada bulan Ramadhan dan minggu pertama lebaran. Semangka ini dipasarkan Poktan Lebah Madu dengan skema pasar lokal dan pasar regional. Untuk pasar lokal, harga semangka berada di kisaran 3.000 hingga 6.000 rupiah per kg. Sedangkan untuk pasar regional, harganya mencapai 10.000 hingga 12.000 rupiah per kg. “Untuk pertama kalinya, Poktan Lebah Madu mengembangkan semangka, dan berhasil hingga panen,” kata Rokhim. Mengingat semangka adalah tanaman yang rentan dengan gulma, Poktan Lebah berinovasi dengan mengadopsi kearifan lokal lewat memanfaatkan gulma sebagai pagar untuk menyembunyikan buah semangka. Baca juga: Pelihara 1000 Burung Hantu, Kelompok Tani di Banyuwangi Sukses Basmi Hama Tikus Pupuk Ciptaan Kelompok Tani Bangka Hemat Biaya Produksi 85 % Untuk perawatan, semangka hanya memerlukan pupuk organik, pembersihan lahan dan pemotongan bunga semangka. Ini bertujuan supaya tidak terlalu lebat dan banyak pada saat pembuahan karena akan mengurangi kualitas buah. Demplot semangka 1 hektar yang dikelola Kelompok Tani Lebah Madu ini menunjukkan keberhasilan kolaborasi nyata antara masyarakat, pemerintah dan perusahaan. Para petani dari Poltan Lebah Madu merupakan penerima manfaat program dari Farmen Field Schools (FFS). Mereka mendapatkan pengalaman budidaya berkualitas sesuai dengan mitigasi perubahan iklim. Hal ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya.
- Cara Membuat Hidroponik di Rumah untuk Kebutuhan Sayuran Sehari-hari
Tanaman hidroponik semakin populer belakangan ini karena kepraktisan dan manfaatnya yang melimpah. Metode menanam ini sangat cocok bagi mereka yang ingin menanam tanaman di rumah atau di tempat yang sempit. Metode penanaman menggunakan hidroponik sedikit lebih rumit daripada menanam langsung di tanah. Hidroponik merupakan cara menanam tanaman dengan menggunakan air dan nutrisi tanpa tanah. Ada beberapa jenis sayuran yang cocok ditanam menggunakan metode hidroponik, di antaranya selada, kangkung, bayam, mentimun, cabai dan lain sebagainya. Meski begitu, sebaiknya pilih jenis sayuran yang sesuai dengan kondisi iklim dan cahaya di lokasi rumah Anda. Selain itu, pastikan juga memilih bibit yang berkualitas agar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Selada memiliki daun yang lebar dan dapat tumbuh dalam berbagai kondisi cahaya. Tanaman ini sangat cocok ditanaman menggunakan hidroponik di pekarangan rumah karena kepraktisannya. Kangkung merupakan jenis sayuran hijau yang biasanya ditanam di air dan cocok untuk ditanam menggunakan metode hidroponik. Kangkung dapat tumbuh dengan cepat dan mudah dijaga. Kalau lokasi hidroponik Anda jauh dari paparan sinar matahari, atau setidaknya pencahayaannya kurang, menanam bayam bisa menjadi solusi karena tanaman ini tak membutuhkan banyak cahaya. Mula mula, Anda harus menyiapkan tempat. Pilih tempat yang terkena sinar matahari dan memiliki ventilasi yang cukup. Tempat tersebut harus juga dekat dengan sumber listrik. Baca juga: 10 Tips Berkebun Sayuran untuk Pemula Cocok Tanam di Udara, Inovasi Kekinian Urban Farming Siapkan wadah. Anda dapat menggunakan wadah yang cukup besar dan dapat menampung banyak air. Wadah bisa berupa bak plastik, ember atau pot bunga yang cukup besar. Siapkan juga pipa PVC, netpot atau potongan botol bekas untuk menopang bibit. Buat lubang pada pipa PVC dan tempatkan netpot atau potongan botol bekas pada setiap lubang. Potong pipa PVC sepanjang wadah dan pasang pipa PVC pada wadah. Tambahkan air ke dalam wadah dan tambahkan nutrisi yang sudah disiapkan sesuai dengan instruksi pada kemasan nutrisi. Pastikan takaran nutrisi yang ditambahkan sudah sesuai. Pilih bibit sayuran yang cocok untuk hidroponik seperti selada, kangkung atau bayam. Pastikan bibit tersebut dalam keadaan sehat. Tanam bibit pada netpot atau potongan botol bekas dan tempatkan netpot pada pipa PVC. Pastikan bibit yang ditanam dalam keadaan sehat dan kuat. Perawatan Sebenarnya merawat tanaman hidroponik tidak terlalu rumit. Periksa nutrisi setiap beberapa hari dan tambahkan air jika diperlukan. Pastikan sayuran mendapatkan sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik. Dalam membuat hidroponik, Anda dapat berkreasi dengan menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar rumah. Selain itu, hidroponik juga dapat membantu menghemat air dan mencegah erosi tanah. Anda juga dapat menghemat biaya belanja sayuran di pasar dan dapat memiliki sayuran segar setiap hari. Membuat hidroponik memang memerlukan waktu dan usaha, namun hasil yang didapatkan sangat memuaskan. Anda dapat menikmati sayuran segar yang telah Anda tanam sendiri. Jadi, coba buat hidroponik di rumah dan mulailah menanam sayuran untuk kebutuhan sehari-hari.
- Komang Agus, Bertani Sayuran dengan Pendapatan Puluhan Juta Rupiah
Belum banyak sarjana lulusan perguruan tinggi yang mau meniti usaha di sektor pertanian. Padahal hidup menjadi petani menjanjikan keuntungan yang tidak kalah besar dengan bekerja di perkantoran. Seorang sarjana asal Desa Kembang Mertha, Kecamatan Dumogo Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow, Provinsi Sulawesi Utara, Komang Agus memutuskan menjadi petani sayuran karena waktu kerja yang fleksibel dan tidak seperti bekerja sebagai pegawai pada umumnya. Pemuda yang akrab disapa bli Komang ini mengaku minat terjun ke sektor pertanian lantaran penghasilan menjadi petani tidak kalah besar dengan penghasilan dari profesi-profesi lainnya. Selain itu, ia bisa mengatur sendiri jam kerjanya dan tidak terikat dengan orang lain. Dengan bertani, Komang merasa hidup dengan bebas. "Kita yang sendiri atur waktu. Tidak pernah ditekan sama waktu. Kalau bertani dengan tekun juga pasti ga kalah hasilnya sama pegawai,” kata Komang dikutip dari channel Youtube Rumah Kebun Organik. Baca juga: Imas Wartisih, Eks Suster yang Sukses Jadi Distributor Sayuran Tenaga Medis Bali Sukses Budidaya Melon Premium Komang Agus menggarap lahan pertanian seluas 2.000 meter persegi. Di lahan itu, ia membudidayakan berbagai jenis tanaman sayuran seperti cabai, selada keriting, selada romaine dan macam-macam sayuran yang lain. Dia menggunakan teknik sungkup tanaman untuk tanaman selada. Dia memanfaatkan plastik untuk menciptakan keamanan terhadap cuaca seperti menghindari kebusukan saat hujan karena selada rentan terkena hujan. Komang memanfaatkan campuran tanah dan kotoran sapi yang telah difermentasi sebagai media tanam. Untuk semai, dia memanfaatkan media persemaian tray. Butuh waktu sampai dua minggu untuk proses semai sebelumnya siap dipindahkan ke lahan. Selada keriting membutuhkan waktu sekitar 30 hari untuk bisa dipanen. Adapun selada jenis baby romaine, memakan waktu lebih lama, sekitar 45 hari untuk siap panen. Komang merawat berbagai jenis tanaman sayuran dengan baik sehingga hampir setiap hari ia bisa melakukan panen secara bergantian. "Setiap hari panen setiap hari juga nanam,” kata Komang. Dengan usaha ini, Komang mampu menghasilkan keuntungan sampai 20 juta rupiah dalam jangka waktu satu bulan. Namun saat pandemi Covid-19 kemarin, ia sempat mengalami penurunan pendapatan hingga 50 %. Hal itu tidak membuat dia kecil hati. Ia tetap menikmati usaha tani yang telah dijalaninya. Asalkan mau tetap ulet, tekun dan terus berusaha, siapapun bisa sukses dalam bertani.
- UAV Jadi Andalan Tingkatkan Produksi Pertanian saat Jumlah Petani Berkurang
Di samping populasi petani didominasi oleh usia tua, pertanian di Indonesia juga menghadapi tantangan serius. Jumlah tenaga kerja di sektor ini dari kalangan anak muda masih sangat sedikit. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus mendorong generasi agar terjun ke sektor pertanian. Banyak program disiapkan Kementan untuk melakukan regenerasi petani, antara lain program Petani Milenial yang menargetkan 2,4 juta petani milenial pada tahun 2024. Selain itu Kementan juga mensosialisasikan penggunaan alsintan dan adaptasi teknologi pertanian guna membantu meningkatkan hasil produksi. Bulan lalu Taiwan Technical Misson menjalin kerjasama dengan Unviersitas Hasanuddin (Unhas) di Sulawesi Selatan untuk mempromosikan penggunaan UAV pertanian atau yang biasa disebut dengan drone (pesawat nirawak). Kerjasama ini diteken dalam rangka mengatasi fenomena penuaan populasi petani dan minimnya tenaga kerja pertanian di daerah pedesaan. Kerjasama ini berfokus pada aplikasi perlindungan tanaman, seperti penyemprotan pupuk dan pestisida. Personel sektor publik yang relevan diundang untuk berpartisipasi. Mereka juga diajari penggunaan perangkat lunak tambahan seperti navigasi otomatis dan pemetaan medan, untuk membantu mereka memahami potensi UAV sebagai mesin pelindung tanaman. Baca juga: Mengenal Agrovoltaic, Pertanian Penghasil Listrik IPAT BO, Teknologi Pertanian UNPAD yang Bikin Padi Bahagia Penggunaan UAV akan membantu mengatasi masalah kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan secara efektif. Pasalnya, pertanian tradisional biasanya membutuhkan banyak tenaga kerja untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida. Keuntungan lain yang diperoleh dari penggunaan UAV untuk pemupukan dan penyemprotan pestisida adalah dapat mengurangi dampak lingkungan. Selain penyemprotan bisa lebih merata, jumlah bahan kimia yang digunakan juga lebih sedikit bila dibandingkan dengan penyemprotan tradisional. Taiwan Technical Mission sudah melakukan eksperimen di wilayah Gowa, Sulsel. Hasilnya menunjukkan bahwa penyemprotan dengan UAV menggantikan penyemprotan manual dapat menghemat lebih dari 80% biaya waktu dan mengurangi penggunaan air hingga lebih dari 90%. Strategi penggunaan UAV pertanian ini ternyata tidak hanya membantu menyelesaikan masalah kekurangan tenaga kerja di daerah pedesaan, tetapi juga membantu mengurangi dampak lingkungan.
- Petani Milenial Sukabumi Sukses Panen Kentang 2,5 Ton
Kentang merupakan salah satu komoditas pertanian Indonesia yang harganya relatif tinggi karena proses penanamannya lumayan sulit. Jika cuaca terlalu kering, hasilnya akan buruk, bergitu pun tanaman ini tidak boleh terlalu basah, Itu tak membuat Astya Nur Alif, salah satu petani milenial di Sukabumi, Jawa Barat ini berputus asa. Terbukti, dirinya berhasil membudidayakan kentang dengan hasil memuaskan. Astya berhasil menghasilkan 2,5 ton kentang jenis granola di lahan seluas 6.800 m2. Di tengah tantangan yang cukup berat harus ia hadapi saat menanam kentang. Kata dia, tanaman kentang cukup sulit ditemukan di Sukabumi. Bukan tanpa sebab, tanaman kaya karbohidrat ini sensitif terhadap cuaca kering, namun juga harus dikelola dengan baik agar lahan tidak tergenang air. Tanaman kentang ini memang spesial. Terlalu kering ia jadi buruk, terlalu basah juga tidak baik. Umbi kentang memerlukan suhu dingin dengan kelembaban yang tinggi. "Sehingga, tanah yang suhu dan kelembaban tidak stabil tanaman kentang akan menghasilkan umbi yang bentuknya tidak menarik dan benjol-benjol," kata Astya di Sukabumi dalam kegiatan panen kentang yang dihadiri oleh Project Manager Program YESS PPIU Jawa Barat, District Implementation Team (DIT), Penyuluh Pertanian BPP Kecamatan Nyalindung, Financial Advisor, Mobilizer, dan Fasilitator Pemuda setempat, (19/4/2023). Kesuksesan Astya dalam mengembangkan tanaman kentang tak lepas dari peran Kementerian Pertanian yang terus berkomitmen dalam meregenerasi petani di kalangan muda. Kementan memberi sejumlah fasilitas kepada petani milenial agar jumlahnya terus bertambah. Astya adalah salah satu satu petani milenial yang menerima manfaat Program YESS tahun 2022 di Desa Nyalindung, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi. Program ini dikelola oleh Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor yang menjadi Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Program YESS di Jawa Barat. Baca Juga Imas Wartisih, Eks Suster yang Sukses Jadi Distributor Sayuran 3 Kopi Indonesia Mejeng di Festival Kopi Terbesar Belanda Urusan keterlibatan anak muda di bidang pertanian ini, selalu didengungkan langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam berbagai kesempatan. Menurutnya, sektor pertanian punya nilai ekonomi yang menjanjikan. "Generasi Z juga harus bisa mengikuti perkembangan dari zaman, harus berani menjadi petani yang modern atau mendirikan startup pertanian," ucap Mentan SYL. Senada dengan pernyataan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menuturkan bahwa pertanian harus didukung kalangan milenial sebagai generasi muda. "Mendukung upaya pemerintah melakukan regenerasi petani sekaligus melahirkan pengusaha muda pertanian yang berdampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat pertanian Indonesia," ucap Dedi. Kegiatan program YESS salah satunya adalah bantuan dalam bentuk modal usaha melalui proses seleksi dengan memenuhi persyaratan dan kesepakatan untuk mempekerjakan pemuda dalam mencari peluang kerja di sektor pertanian dan menumbuhkan wirausahawan muda lainnya di masa datang.
- Imas Wartisih, Eks Suster yang Sukses Jadi Distributor Sayuran
Imas Wartisih berhasil menjalani bisnis hortikultura walaupun bukan berasal dari latar belakang pertanian. Dia mengembangkan berbagai jenis tanaman sayuran dan memasarkannya secara online. Pada mulanya Imas bekerja di dunia kesehatan sebagai perawat. Ia terlirik terjun ke pertanian karena termotivasi untuk membantu suaminya yang menjalankan agribisnis. Selama enam tahun terjun ke sektor pertanian, Imas mengaku senang dan nyaman menjalankan aktivitasnya sebagai seorang petani. Kini dia sudah merasakan manfaat dan profit dari usaha tani yang digelutinya. Selain itu, dia juga merasa bisa membantu lebih banyak orang. “Mungkin sebagai perawat saya hanya bisa merawat orang yang sakit, tetapi ketika menjadi petani, saya bisa bermanfaat untuk orang lebih banyak lagi, tentunya dalam penyediaan sumber pangan di Indonesia,” terang Imas dilansir dari channel Youtube Kementerian Pertanian RI. Di lahan sewaan seluas 2 ha, Imas mengembangkan budidaya tanaman baby buncis, sawi putih dan tomat. Ia menyewa dari pihak perkebunan di Ciwidey. Dengan menyewa lahan, ia bisa melakukan efisiensi biaya modal, dan menjalin kolaborasi dengan pihak-pihak yang bergerak di bidang pertanian. “Karena saya juga mengefisiensikan biaya dan sebagainya gitu kan, kemudian adanya kolaborasi, karena saat ini zamannya kan kolaborasi, bahkan mungkin nanti saya juga melakukan pertanian terpadu dengan menggabungkan sektor pertanian dan peternakan, seperti itu,” cerita Imas. Pemudi milenial asal Ciwidery, Kabupaten Bandung ini memproduksi sayur-sayuran dengan kualitas yang sebagus mungkin sehingga mulai penanaman hingga perawatan dikelolanya dengan baik. Dalam pemupukan, ia menggunakan pupuk organik supaya menghasilkan produksi yang sesuai dengan spesifikasi pasar. Baca juga: Agung Wedhatama, Petani Bali yang Sukses Bertani dengan Pupuk Organik Kisah Petani Lembang yang Sukses Budidaya Horenzo atau Bayam Jepang Sayuran yang dihasilkan dari bahan-bahan organik mempunyai keunggulan lebih yang bisa dinikmati secara langsung oleh petani dan konsumen. “Sayuran organik itu selain menyehatkan untuk konsumen, keuntungannya juga bisa dirasakan petani ketika kita diberikan harga yang sudah pasti dan melebihi tinggi dari harga produksinya, sehingga bisa menjamin keuntungan para petani gitu,” terang Imas. Terkait distribusi, Imas memasarkan langsung sayuran hasil pertaniannya ke perusahaan, distributor sayuran, hotel, dan bahkan langsung ke konsumen via online. Sekarang ia telah memiliki beberapa mitra tani yang tersebar di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung. Jerih usaha di bidang pertanian yang digeluti Imas menambah deretan bukti kalau pertanian masih menjadi sektor usaha yang menjanjikan. Dengan mengesampingkan rasa malu, ia mampu membuktikan dirinya sukses menjadi seorang petani. Dan ia bangga dengan keputusannya itu. “Saya sangat bangga menjadi seorang perempuan yang mau ikut terjun ke pertanian, karena yang saya rasakan ya disamping mendapat keuntungan saya juga merasakan self healing saya gitu kan,” ungkapnya. Imas Wartisih kini memetik buah dari kerja kerasnya. Lewat usaha tani yang dia kembangkan, mantan perawat ini berhasil membuka lowongan pekerjaan untuk masyarakat di sekitarnya dan menghasilkan sayuran yang berkualitas untuk dikonsumsi.
- Cukup Bayar Asuransi Rp36 Ribu per Hektar, Petani Gagal Panen Dapat Ganti Rugi Rp6 Juta
Musim tanam padi kali ini punya potensi gagal panen lantaran ada prediksi cuaca panas akibat El Nino diperkirakan datang pada Agustus mendatang. Potensi kerugian tersebut telah diantisipasi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) agar tidak merugikan petani. Melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), petani kini tak perlu khawatir gagal panen. Karena program ini akan memberikan jaminan modal usaha pertanian jika terjadi gagal panen akibat bencana banjir, kekeringan atau serangan OPT termasuk akibat kekeringan karena El Nino. Kementan menargetkan capaian AUTP seluas 652.778 hektar sawah terdaftar asuransi bencana pertanian padi tersebut. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan petani akan merasa lebih nyaman karena telah mendapat jaminan permodalan jika terjadi bencana sehingga menyebabkan gagal panen. "Kita tidak ingin jika terkena bencana seperti banjir, kekeringan, atau serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menyebabkan petani rugi," kata Mentan SYL, Selasa (2/5/2023). Lalu bagaimana cara daftar program asuransi ini? Politisi Partai NasDem ini menjelaskan terlebih dahulu petani harus bergabung ke kelompok tani (poktan) atau gabungan poktan. Selanjutnya petani diharap memahami prosedur dan manfaat dari program AUTP ini. Baca juga: Program Siaga Kementan untuk Antisipasi Kemarau Ekstrem (El Nino) Ayo Ikut Program AUTP untuk Peroleh Ganti Rugi bila Gagal Panen Tenggat pendaftaran dilakukan sebelum maksimal usia tanam 30 hari. Untuk mendaftar sebagai peserta AUTP, petani akan difasilitasi oleh Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), “Kemudian direkapitulasi oleh petugas UPTD dan disampaikan kepada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota untuk menjadi dasar keputusan penetapan Daftar Peserta Definitif (DPD)," Mentan SYL menjelaskan. Petani diwajibkan membayar Rp36.000 untuk 1 hektar sawah per musim tanam dan sisanya sebesar Rp144.000 ditanggung pemerintah. Dengan uang segitu, petani akan menerima manfaat ganti rugi gagal panen sebesar Rp6 juta per ha. Seharusnya petani diwajibkan membayar sebesar Rp180 untuk 1 ha sawah per musim tanam. Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil mengatakan terjadi peningkatan realisasi AUTP tiap tahun. Pada 2018, Kementan menargetkan 1 juta ha lahan sawah, dengan capaian realisasi sebesar 80,6 persen atau seluas 806.199 ha. Tahun berikutnya, 2019, dengan target yang sama, terealisasi sebesar 971.218,76 ha atau 97 persen dari target. Sedangkan tahun 2020, realisasi yang tercapai 1.000.001 ha atau 100 persen dari target. Meski begitu, pada 2021 dan 2022 terjadi penurunan realisasi AUTP karena terjadi pendemi Covid-19 yang mengakibatkan produksi pertanian menurun. "Tahun 2021, realisasi yang tercapai 400.000 ha. Tahun 2022 realisasi yang tercapai 353.258 ha," jelasnya.















