Search Results
328 results found with an empty search
- Kelompok Tani Sumut Mampu Raup 1 Miliar Per Musim Tanam
Di Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara terdapat sebuah kelompok tani yang sukses mengembangkan pertanian dan memanfaatkan teknologi. Namanya adalah Kelompok Juli Tani. Kelompok Juli Tani merupakan komunitas petani di Deli Serdang yang merupakan binaan dari Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara. Kelompok ini fokus pada budidaya tanaman pangan dan telah mencapai prestasi luar biasa dalam hal hasil panen dan inovasi pertanian. Dengan lahan yang dikelola seluas 40 hektar di Dusun Jogja, Desa Sidodadi, Kecamatan Beringin, Kelompok Juli Tani berhasil menghasilkan produktivitas yang luar biasa. Mereka mampu mencapai panen hingga 21 ton per hektar, sebuah angka yang mengesankan di dunia pertanian. Keberhasilan ini tidak hanya berdampak pada produksi, tetapi juga pada penyerapan tenaga kerja, dengan ratusan pekerja yang terlibat dalam aktivitas pertanian kelompok ini. Salah satu pencapaian terpenting dari Juli Tani adalah kemampuannya dalam menghasilkan pendapatan yang signifikan. Pada satu musim tanam, kelompok ini berhasil menghasilkan pendapatan hingga 1 miliar rupiah. Keberhasilan ini tentu menjadi bukti bahwa pertanian berbasis inovasi dan kerja keras dapat membawa manfaat ekonomi yang besar bagi masyarakat dan daerah. Selain produktivitas tinggi, kelompok Juli Tani juga dikenal karena inovasinya dalam pembuatan pupuk organik. Dengan memanfaatkan Mikrobakteri Alfalfa (MA-11), kelompok ini mampu mengubah limbah pertanian organik menjadi pupuk kompos dalam waktu singkat, hanya 24 jam. Inovasi ini tidak hanya berkontribusi pada pertanian berkelanjutan, tetapi juga menunjukkan kemampuan kelompok petani ini dalam memanfaatkan teknologi untuk kepentingan positif. Ketua Kelompok Juli Tani, Yareli, menjelaskan bahwa kelompok ini telah berhasil menjadikan pertanian cabai merah sebagai fokus utama. Mereka menanam cabai merah dengan produktivitas yang tinggi dan panen yang berjangka panjang. Inisiatif ini tidak hanya membantu memenuhi permintaan pasar, tetapi juga mengendalikan inflasi di wilayah tersebut. Dalam upaya menghadapi fluktuasi harga dan permintaan, kelompok ini mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kestabilan ekonomi lokal. Kepala Desa, Suparman, memberikan tanggapannya tentang peran kelompok Juli Tani dalam masyarakat. Baginya, kelompok ini adalah contoh positif dalam berbagi ilmu, pengalaman, dan keterampilan antara sesama petani. Melalui kerjasama dan inovasi, kelompok ini mampu menciptakan lingkungan pembelajaran dan pertukaran pengetahuan yang berharga bagi pengembangan pertanian berkelanjutan. Kesuksesan Juli Tani tidak hanya tercermin dalam hasil panen yang mengesankan, tetapi juga dalam perannya sebagai model untuk pertanian berinovasi dan berkelanjutan di Deli Serdang. Dengan fokus pada pengembangan tanaman pangan dan kerja sama yang erat, kelompok ini telah membuktikan bahwa pertanian modern dapat menjadi motor ekonomi yang kuat bagi masyarakat setempat.
- Pertanian Berjaya di Tengah El Nino: Indonesia Ekspor Kacang Hijau ke China
Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa sektor pertanian Indonesia masih tangguh dan berjaya walaupun dihadapkan tantangan global seperti El Nino adalah ekspor. Hari ini, Senin (28/8), Indonesia mengekspor kacang hijau ke China sebanyak 1.000 ton. Pelepasan ekspor tersebut dilakukan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. “Hari ini saya bersama PT Haniori melakukan ekspor kacang hijau ke China. Saya kira secara simbolik 1.000 ton ini adalah bagian mewakili bahwa kita punya resource yang kuat di bidang pertanian lebih khusus kacang hijau,” kata Mentan SYL dalam acara pelepasan ekspor kacang hijau di Jakarta. Menurut Mentan Syahrul, kacang hijau yang diproduksi di negara tropis seperti Indonesia memiliki keunggulan yang tidak dimiliki negara lain. Keunggulan ini yang mendorong peluang permintaan ekspor sangat terbuka. “Saya akan melakukan kerjasama dengan melakukan back-up agar besok bukan hanya 1.000 ton saja. Kalau sekarang Hanori masih 1.000 ton, ayo kita targetkan menjadi 10 ribu ton," imbuh Politisi Partai NasDem tersebut. Untuk mencapai target sebanyak itu, diperlukan peningkatan hilirisasi kacang hijau supaya memberikan nilai tambah pada perekonomian nasional. "Kita akan tingkatkan pertanaman kacang hijau, mau berapa banyak, varietasnya apa akan kita sesuaikan, dan hasil produksinya, kalian silahkan serap, jadi kita bagi tugas. Ini peluang bagi kita karena kacang hijau sangat sesuai dengan kondisi cuaca kemarau seperti yang kita hadapi saat ini,” terang mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu. Pada tahun 2023 ini, Kementerian Pertanian memiliki target ekspor komoditas pertanian sebesar Rp900 triliun. Target ini meningkat dari tahun sebelumnya sebesar Rp658,18 triliun. Supaya dapat mengejar target ekspor komoditas pertanian tahun 2023, Kementan terus melakukan upaya peningkatan volume ekspor kacang hijau dan penambahaan negara tujuan ekspor. “Pemerintah dan pelaku usaha dan lainnya harus bekerja sama, membagi tugas sehingga target kita bisa tercapai. Untuk kacang hijau ini, ekspornya tidak hanya di China, tapi juga nanti dilakukan ekspor ke Filipina, Thailand dan kita mendorong pelaku usaha untuk melakukan penjajakan pasar di Eropa,” tegas SYL. Sebagai informasi, lima daerah asal produksi kacang hijau terbesar di Indonesia adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, NTT, dan Sulsel. Adapun empat besar negara tujuan ekspor komoditi ini adalah China, Taiwan,Filipina dan Jepang. Hilirisasi juga sudah dilakukan untuk kacang hijau. Komoditi ini memiliki lebih 20 jenis produk turunan, meliputi bubur kacang, bubur havermut, makanan bayi, hunkwesoun, wedang ronde, sari kacang hijau, minuman, bacang, yanko, gandasturi, bakpia, onde onde, rempeyek, bakpau, biskuit, susu, toge, shampoo, pakan dan lainnya. Potensi ekspor komoditi kacang hijau masih terbuka lebar. Ekspor yang telah berjalan saat ini baru sekitar 10 persen dari produksi nasional.
- Kisah Petani Yogya Sukses Budidaya Kurma hingga Berbuah Lebat
Cerita inspiratif tentang individu yang merangkul warisan budaya dan mengangkat kesejahteraan petani dengan inovasi merupakan suatu keajaiban tersendiri. Suparyoto atau yang akrab disapa Paryoto (65 tahun) adalah seorang warga Gamelan Sendangtirto, Berbah, Sleman, DI Yogyakarta yang telah mengukir namanya sebagai "Bapak Kurma Indonesia". Dia telah membuktikan bahwa tanaman buah kurma bisa hidup dan berkembang subur di bawah teriknya iklim Indonesia. Tahun 2016 menandai langkah awal yang menuntun Paryoto ke dalam dunia budidaya kurma. Memahami potensi besar yang terkandung dalam buah yang kerap disebut sebagai 'buah Rasulullah', Paryoto berencana untuk mengembangkan kurma yang cocok di tanah air. Paryoto berhasil menyilangkan varietas kurma Mesir dan Thailand yang selama ini dikenal memiliki buah berkualitas tinggi. Paryoto berbagi kisah langkah awalnya saat diwawancara KRjogja.com pada 10 April 2023. Hingga sekarang, lebih dari 5 ribu tanaman kurma telah ia tanam di lahan seluas 3.500 meter persegi di Berbah Sleman. Sentuhan tangan dan ilmu pengetahuannya menghadirkan pohon kurma yang tak hanya hidup, tetapi juga menghasilkan buah dalam tempo yang menakjubkan. Baca juga: Kisah Inspiratif Nur Rahmi Yanti, Mengubah Nasib Petani Sorgum di NTB Dari Petani Hingga Pengusaha Kentang: Kisah Sukses Agus Wibowo Semangat Paryoto tak berhenti untuk dirinya saja. Kesuksesan tanaman kurma yang tumbuh subur dan menghasilkan buah dalam jangka waktu yang relatif singkat telah menggerakkan hati para petani untuk bergabung dalam perjalanannya. Langkah kreatif Paryoto ini memberikan harapan kepada para petani untuk meningkatkan pendapatan mereka. Dalam satu kali panen, Paryoto menghasilkan hingga 180 kilogram kurma berkualitas. Ia membuktikan bahwa budidaya kurma bukan hanya berpotensi untuk memajukan para petani, tetapi juga menghadirkan peluang ekonomi yang berharga. Dengan harga jual yang menjanjikan, Paryoto memiliki visi untuk memperbanyak penanaman kurma di seluruh Indonesia, bahkan hingga ke daerah-daerah terpencil. Paryoto tak hanya memusatkan perhatiannya pada hasil finansial semata. Dia juga peduli pada ilmu pengetahuan yang dapat memajukan komunitas petani. Mengingat tanaman kurma memiliki potensi produktivitas hingga ratusan tahun, Paryoto dengan murah hati berbagi kiat-kiat berharga tentang cara menumbuhkan tanaman kurma yang subur di tengah iklim tropis dan tanah subur Indonesia. Menurutnya, ketelitian dalam menghadapi hama dan jamur, serta manajemen air yang tepat, adalah kunci keberhasilan dalam budidaya kurma. Paryoto menilai tanaman kurma berpotensi untuk mengurangi ketergantungan Indonesia sebagai importir kedua terbesar kurma dunia. Dengan kekayaan alam yang melimpah dan tanah yang subur, dia bermimpi jika suatu hari nanti Indonesia bisa memproduksi kurma berkualitas sendiri, sebagaimana yang telah dilakukan di negara-negara Arab yang tandus. Kegigihan Paryoto mengembangkan budidaya kurma mengingatkan kita akan kekuatan tanah, ketekunan, dan kecintaan terhadap budaya.
- Bertani Anggrek di Rumah: Langkah-Langkah Menjaga Keindahan Tanaman Anda
Apa yang lebih indah dari sekuntum anggrek yang mejeng di depan pintu rumah Anda? Tanaman indah nan menawan ini setidaknya punya dua fungsi utama ketika berada di area rumah, pertama ia berfungsi sebagai moodbooster karena bentuknya yang indah, dan yang kedua, lewat fotosintesis, ia akan menjaga kualitas udara. Bentuknya yang indah membuat tanaman ini banyak disukai orang. Bahkan, keberadaannya di sebuah rumah akan mencerminkan bahwa pemiliknya adalah orang yang berselera tinggi. Lekuk bunganya yang indah dengan warna memukau yang bertengger di antara daun yang menjuntai, membuat mata ini seakan dimanja ketika melihatnya. Tataplah anggrek beberapa saat di pagi hari, suasana hati Anda pasti akan ceria. Selain bentuknya yang menawan, tanaman anggrek, seperti juga tanaman lainnya, akan berfungsi sebagai penyaring udara alami. Saat terjadi fotosintesis, tanaman ini mengambil karbon dioksida dan menghasilkan oksigen. Makin banyak tanaman, makin banyak udara segar yang dihasilkan. Lantas bagaimana caranya agar tanaman anggrek di rumah Anda terlihat cantik dan mempesona? Simak tips berikut ini. Mula-mula, pilih lokasi yang pas sebagai tempat anggrek. Meski tanaman ini tidak membutuhkan cahaya matahari yang banyak, namun tanaman ini tetap membutuhkan sinar matahari untuk melakukan fotosintesis. Cahaya matahari di pagi dan sore hari cukup untuk memenuhi kebutuhan harian anggrek Anda. Tapi juga jangan lupa, jangan menaruh tanaman di ruangan yang udaranya tidak mengalir. Tanaman ini makin cantik kalau ditempel di dinding. Untuk itu, memilih media tanam yang pas, dapat membuat tanaman ini tumbuh subur. Gunakan campuran media tanam yang cocok untuk anggrek, seperti serat kelapa, potongan kayu, dan arang. Anggrek lebih suka disiram dengan porsi pas. Biarkan media tanam agak kering sebelum menyiram ulang. Pastikan akar tanaman tidak tergenang air, karena akarnya akan rusak. Berikan pupuk khusus anggrek setiap beberapa minggu sekali selama musim pertumbuhan. Pemupukan yang tepat akan membantu tanaman menghasilkan bunga yang lebih banyak dan warna yang lebih cerah. Anggrek tidak begitu subur di tempat yang terlalu dingin. Maka, perhatikan temperatur suhu di mana anggrek ditanam karena anggrek cenderung tumbuh baik pada suhu yang stabil. Hindari perubahan suhu yang drastis dan jauhkan dari udara dingin berlebih. Singkirkan bunga mati dan potong batang bunga dengan hati-hati untuk mendorong pertumbuhan baru. Periksa tanaman secara berkala untuk tanda-tanda hama atau penyakit. Apa saja hama tanaman anggrek yang perlu diwaspadai? 1. Kutu Daun (Aphids) Kutu daun adalah hama kecil yang biasanya hidup dalam kelompok pada bagian bawah daun. Kutu ini menyerap sari tanaman dengan menghisap cairan dari jaringan tanaman. Ini dapat menyebabkan kerusakan pada daun dan menghambat pertumbuhan anggrek. 2. Kutu Putih (Whiteflies) Kutu putih adalah serangga kecil yang menghisap sari tanaman dan dapat menyebabkan daun anggrek menjadi kuning, mengering, dan jatuh. Hama ini dapat menyebarkan penyakit antar tanaman. 3. Thrips Thrips adalah hama kecil yang sering menyerang bunga anggrek. Mereka menghisap cairan dari daun dan bunga, menyebabkan kerusakan pada permukaan dan mempengaruhi penampilan bunga. 4. Ulat Tanah (Root Mealybugs) Ulat tanah adalah hama yang menyerang akar anggrek. Mereka hidup di dalam media tanam dan merusak akar, mengurangi kemampuan tanaman untuk menyerap air dan nutrisi. 5. Kecoa (Cockroaches) Kecoa bisa menjadi masalah di daerah dengan kelembaban tinggi. Mereka dapat merusak akar dan daun anggrek, serta menyebarkan penyakit.
- Metode CLoPT, Inovasi Uji Cita Rasa Kopi untuk Perkuat Hilirisasi
Indonesia dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia. Bila dikelola dengan lebih terintegrasi, kopi Indonesia akan memiliki nilai tambah yang lebih besar lagi. Kementerian Pertanian terus mendorong para pekebun dan pelaku usaha perkebunan seperti kopi agar meningkatkan produktivitas sekaligus kualitas produk olahan. Salah satu yang telah dilakukan adalah dengan pengujian cita rasa kopi melalui metode CLoPT (Coffee Lovers Preference Taste). Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengatakan hilirisasi merupakan poin penting karena dengan memperkuat hilirisasi dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Kementan melalui Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan dari Ditjen Perkebunan berperan aktif dalam memajukan standarisasi kopi nasional, terutama untuk pasar Eropa, dengan memahami pentingnya aspek standarisasi dalam menjaga kualitas dan keamanan pangan. Metode CLoPT merupakan inovasi baru dari hasil riset atau survey pasar terhadap kopi olahan yang hendak diuji atau dipasarkan berdasarkan persepsi konsumen. Baca juga: Mentan SYL Beri Penghargaan kepada Penggagas Biosaka Inovasi Padi Varietas Inpari Gema dari Kementan "Kami harapkan metode ini dapat dipakai secara nasional dan mendorong pengembangan kemampuan roasting kopi sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan hilirisasi kopi nasional," ujar Musdhallifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis. Jamil Musanif sebagai inisiator founder CLoPT mengatakan tiga hal yang melatarbelakangi metode CLoPT adalah hilirisasi produk kopi agar petani tidak hanya memasarkan green bean, Indonesia sebagai 'paradise for coffee lovers' sehingga diharapkan kopi menjadi identitas Indonesia, dan proses rating kopi olahan yang dikirim ke Paris dengan biaya yang mahal. Metode CLoPT cukup sederhana namun menggunakan parameter yang biasa dipakai dalam uji organoleptik kopi. Yang menarik, hasil uji ini benar-benar mewakili preferensi penikmat atau penguji kopinya, sesuai dengan nama metodenya yang merupakan singkatan dari Coffee Lovers Preference Taste. Selanjutnya metode CLoPT membutuhkan data valid yang lebih banyak lagi sehingga sosialisasi perlu dilakukan secara masif. Dalam rangka hilirisasi kopi, metode CLoPT sangat dibutuhkan baik pada sisi produksi mapun pemasaran produk industri kopi, karena CLoPT merupakan penilaian terhadap produk hilir kopi dari segi citarasa dengan pendekatan terhadap selera konsumen. Dengan melakukan uji citarasa melalui CLoPT oleh para panelis (penilai) dalam negeri, diharapkan hasilnya akan lebih valid untuk pasar nasional, dan dapat digunakan sebagai referensi bagi konsumen luar negeri. Metode CLoPT layak digunakan dalam skala yang lebih luas sebagai opsi bagi industri kopi selain cara uji sejenis yang dilakukan selama ini, yaitu dengan mengundang berbagai lapisan masyarakat untuk memberikan kesan terhadap produk kopi yang telah atau akan dipasarkan. Sebagai contoh Kopi Geulis Sumedang yang merupakan binaan Ditjen Perkebunan mendapat Gold Class (skor ) pada 15 Juni lalu dengan Metode CLoPT.
- Kesuksesan Petani Milenial di Pelbagai Daerah usai Ikuti Program Kementan
Petani milenial menjadi sasaran utama dari Kementerian Pertanian dalam upaya regenerasi di sektor pertanian. Melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Kementan memberikan program dan pendampingan untuk mereka supaya lebih banyak lagi generasi muda yang mau menjadi petani milenial dan wirausaha muda pertanian di seluruh Indonesia. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong seluruh pemuda milenial agar membangun pertanian modern karena zaman sudah semakin maju dan menuntut akselerasi penerapan teknologi di dunia pertanian. "Modern itu berarti di dalamnya kita bicara SDM. Bagaimana mau cepat kalau masih pakai kendaraan kemarin. Bagaimana mau maju kalau ilmunya, teknologinya, mekanisasinya masih seperti yang kemarin,” kata Mentan Syahrul. Sebagai contoh adalah Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS) yang dipersiapkan oleh Kementan bersama International Fund for Agriculture Development (IFAD) untuk menumbuhkan wirausaha muda dan tenaga kerja andal di sektor pertanian. Mengutip laman yesskementan.org, Program YESS dirancang untuk menghasilkan wirausahawan muda pedesaan serta menghasilkan tenaga kerja yang kompeten di bidang pertanian. Melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Service (YESS), Kementan menciptakan wirausaha milenial yang tangguh dan berkualitas. Program ini ditujukan bagi para pemuda, khususnya di wilayah pedesaan, untuk mengembangkan perekonomian melalui kewirausahaan dan menambah peluang kerja. Dalam kurun waktu 2019-2025, pelaksanaan Program YESS menyasar 320.000 generasi muda di pedesaan. Lokasi Program YESS terdapat di 15 Kabupaten pada 4 provinsi. Yaitu Jawa Barat meliputi Cianjur, Subang, Sukabumi dan Tasikmalaya. Lalu Jawa Timur meliputi Malang, Pacitan, Pasuruan dan Tulungagung. Kemudian Kalimantan Selatan meliputi Banjar, Tanah Bumbu dan Tanah Laut. Dan terakhir Sulawesi Selatan meliputi Bantaeng, Bone, Bulukumba dan Maros. Berikut beberapa petani milenial yang berhasil mengembangkan sektor pertanian berkat Program YESS Kementan. Haris Sukma Lutfiansyah dari Malang Jawa Timur Haris adalah generasi milenial Penerima Manfaat dari Hibah Kompetitif pada Program YESS tahun 2021 dengan komoditas usaha budi daya kambing perah. Usai menerima dana Hibah Kompetitif melalui Program YESS, populasi kambing perahnya bertambah menjadi 52 ekor dari yang awalnya 35 ekor dengan total produksi susu 850 liter per bulan. Haris Sukma merintis usaha kambing perah dan telah berkembang dengan omzet mencapai Rp15 juta bulan. Dia juga mampu memberdayakan peternak di sekitarnya, sekitar 22 orang telah menjadi mitra usaha Haris. Astya Nur Alif dari Sukabumi Jawa Barat Astya adalah salah satu dari penerima manfaat Program YESS tahun 2022. Dia sukses melakukan budidaya kentang. Saat panen pada April lalu, lahan seluas 6.800 m2 yang diolahnya mendapatkan hasil 2,5 ton kentang jenis Granola. Dia mengakui tidak mudah menanam kentang di daerahnya karena tanaman kentang sensitif kekeringan, meskipun sangat peka dengan air yang berlebihan terutama air menggenang. "Tanah yang suhu dan kelembaban tidak stabil akan menghasilkan umbi kentang yang bentuknya tidak menarik dan benjol-benjol," kata dia. Hairul Effendi dari Tanah Laut Kalsel Hairul sukses mengembangkan usaha budidaya melonnya dari yang semula hanya 2.000 tanaman, hingga kini menjadi 5.000 tanaman. Keberhasilan Hairul tidak lepas dari peran Program Youth Entrepreunership and Employment Support Service (YESS). Melalui program dari Kementan ini, Hairul mampu menambah luasan lahan yang semula hanya seperempat hektare dengan populasi 2.000 tanaman melon dengan tonase kurang lebih 6 ton. Kini, ia dapat menanam 5.000 tanaman melon di lahan dengan luasan 1 hektare dengan tonase mencapai 15 ton. 36 Petani Milenial dari Bantaeng Sulsel Pada Kamis (24/8) kemarin, Bupati Bantaeng Ilham Azikin menghadiri Penyerahan Secara Simbolis Hibah Kompetitif dirangkaikan Pembukaan Workshop Business Motivation Pathway (BMP) Youth Entrepreneur and Employment Support Services (YESS) di Balai Kartini, Kecamatan Bantaeng. Hibah ini diteriman oleh 36 kelompok petani milenial dari berbagai sektor mulai peternakan, perkebunan, budidaya hingga pengolahan. Mereka tersebar di delapan kecamatan dengan total anggaran sebesar Rp 1.429.166.500. Program YESS Kementan di Kabupaten Bantaeng sejak 2021 sampai 2023 mencapai realisasi tertinggi dari lima kabupaten penerima program YESS yang ada di Sulawesi Selatan.
- Gapki Siapkan Skenario Hadapi El Nino untuk Kebun Sawit
Potensi kekeringan panjang akibat fenomena El Nino membuat para stakeholder pertanian menyiapkan sejumlah skenario preventif. Salah satunya yang dilakukan oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki). Ketua Umum Gapki Eddy Martono mengatakan pihaknya telah menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) penanganan mencegah El Nino khusus untuk perkebunan kelapa sawit. Salah satu yang dilakukan adalah dengan melakukan modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan. Selain itu juga melakukan koordinasi dengan sejumlah kementerian terkait, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup. "Kami sudah mempunyai standar operasional prosedur (SOP) untuk mencegah El Nino di kebun dan sekitar kebun, bahkan kami terus melakukan audiensi dengan pemerintah," ujarnya di Bandung, Jawa Barat, Rabu (23/8/2023). Selain itu, Edy menyatakan telah menyiapkan proses penanaman kelapa sawit sesuai tata kelola sebagai langkah preventif. Langkah ini bertujuan merawat tanaman sawit agar terjun bebas. "Kami juga tidak melakukan penyemprotan gulma karena bisa menyebabkan kebakaran. Jadi, sebelum terjadi El Nino, kami merawat tanaman agar dampaknya tidak drastis," ujarnya. Meski sudah menyiapkan sejumlah skenario, pihaknya meyakini bahwa fenomena El Nino kali ini tidak akan berdampak seburuk pada 2015 dan 2019 di mana produksi sawit nasional terganggu selama 2 tahun. "Prediksinya tidak seperti 2019 yang panjang, artinya bahwa seharusnya kalau benar prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dampaknya tidak seperti periode 2015-2019," bebernya. Sebelumnya, fenomena El Nino diperkirakan dapat memangkas produksi sejumlah produk pertanian di Indonesia seperti padi dan sawit pada 2023 seiring dengan adanya gelombang panas ekstrem pada paruh kedua. Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) bahkan memproyeksikan potensi penurunan produksi padi di Indonesia akibat fenomena kekeringan ini mencapai 1,13 juta ton-1,89 juta ton, dengan penurunan pendapatan petani hingga 20 persen. BMKG juga telah memberikan imbauan bahwa fenomena El Nino akan berlangsung cukup panjang sehingga perlu mitigasi agar tidak terjadi kelangkaan air, potensi kebakaran hutan dan lahan, serta penurunan produktivitas pangan.
- Indonesia Mampu Ekspor Bawang Merah meski El Nino Melanda
Di saat mengalami puncak El Nino, Indonesia masih mampu melakukan ekspor bawang merah karena produksi dalam negeri mengalami surplus. Kementerian Pertanian bahkan menargetkan akan mengekspor bawang merah ke negara Thailand, Vietnam dan Singapura pada tahun 2023. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam keterangan pers pada akhir Juli lalu, sudah mengatakan bahwa ekspor bawang merah akan dimulai pada bulan Agustus dan produksinya akan dikembangkan hingga ke daerah-daerah. "Selain itu kita mengawal pelatihan petani milenial agar membangun pertanian secara bersama-sama," ujar SYL. Untuk memastikan ketersediaan stok di tengah ancaman El Nino, Mentan Syahrul sedang melakukan penanaman bawang merah di Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah untuk meningkatkan produksi bawang merah, memenuhi kebutuhan dalam negeri dan menarget pasar eksor luar negeri. Dalam rangka memenuhi produksi bawang merah, Kementan telah melakukan pelbagai langkah dan upaya, seperti penyediaan benih unggul, alsitan dan fasilitas akses Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. Ekspor Pertama Bawang Merah pada Agustus Pada Rabu, 9 Agustus lalu, Mentan SYL melepas ekspor 4 kontainer bawang merah sebanyak 96 ton ke Thailand dengan nilai transaksi mencapai Rp3,4 miliar. Sementara itu, nilai kontrak dari ekspor bawang merah ini secara keseluruhan mencapai Rp 73,5 miliar atau setara dengan 75 kontainer. SYL pun mengakui bahwa bawang merah adalah komoditas andalan Indonesia. Di saat semua negara menghadapi cuaca ekstrem, dia bersyukur Indonesia justru mampu menunjukkan kekuatannya dalam memproduksi berbagai komoditas pangan untuk kebutuhan dalam negeri dan ekspor seperti bawang merah. "Saya selalu katakan bahwa bawang merah itu adalah kekuatan kita sebagai bangsa Indonesia." kata Politisi Partai NasDem itu. Produksi bawang merah dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2022 produksi nasional mencapai 1,5 juta ton, di mana kebutuhannya hanya sekitar 1,2 juta ton. Sisanya biasa diekspor ke luar negeri. Negara tujuan ekspor bawang merah dari Indonesia biasanya negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia dan Singapura. Ekspor bawang merah ini merupakan salah satu contoh dari capaian pertanian Indonesia secara umum. Pada Selasa (15/8), ekspor berbagai komoditas pertanian dilepas oleh Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin ke sebanyak 176 negara sebagai puncak program Merdeka Ekspor Kementerian Pertanian. "Saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) atas kontribusi nyatanya terhadap sektor pertanian Indonesia,” ujar Wapres Maruf Amin.
- Kisah Inspiratif Nur Rahmi Yanti, Mengubah Nasib Petani Sorgum di NTB
Kegigihan dan dedikasi perempuan muda, Nur Rahmi Yanti, telah membawa perubahan positif bagi komunitas petani sorgum di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kisah Nur Rahmi Yanti dimulai dari rasa prihatin dirinya setelah melihat kondisi terpuruk petani sorgum di Lombok. Pasalnya, tanaman ini hanya digunakan oleh mereka sebagai pakan ternak. Pada tahun 2017, Yanti mulai membina dan mendampingi sepuluh petani sorgum untuk mengembangkan usaha secara korporasi. Produk awal yang mereka ciptakan adalah tepung beras sorgum. Seiring berjalan waktu, bisnis Nur Rahmi berkembang hingga sekarang berhasil membina dan memberdayakan lebih dari 1.000 petani sorgum. Petani-petani itu tersebar di desa-desa empat kabupaten di NTB, yaitu Kabupaten Bima, Kabupaten Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, dan Lombok Utara. Yanti menyadari bahwa usaha yang dilakukannya tidak hanya mengubah pola pikir petani tentang potensi tanaman sorgum, tetapi juga menciptakan berbagai produk bernilai ekonomis dari tanaman ini. Sejauh ini, Yanti bersama timnya telah memperkenalkan produk-produk inovatif kreasi mereka, seperti gula cair dari batang sorgum, kue kering, mie instan, susu, keju vegan, tempe, dan madu sorgum. Perjuangan dia pun dirasakan manfaatnya oleh petani yang dibinanya. Pendapatan mereka meningkat hingga 3 kali lipat, dari sekitar Rp 500 ribu per bulan menjadi Rp 1,5 juta per orang. Jerih payah Nur Rahmi Yanti menaikkan derajat petani sorgum mendapatkan pengakuan dan apresiasi. Pada tahun 2017, dia meraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 Tingkat Provinsi dari Astra, atas perjuangannya mengubah kehidupan banyak orang. Semakin terpacu, Yanti kemudian berkolaborasi dengan Astra dalam membangun Desa Sejahtera Astra (DSA) Sorgum Lombok sejak tahun 2018. Melalui program DSA ini, dia memulai dengan hanya dua desa dan berhasil mengembangkannya hingga mencakup 22 desa dengan lebih dari 500 hektar lahan sorghum yang dikelola oleh petani. Prestasi DSA Sorgum Lombok juga tercatat dalam berbagai penghargaan, seperti KBA & DSA Innovation. Produk-produk turunan sorgum yang dikembangkan melalui DSA Sorghum Lombok kini memiliki 20 varian dan telah menembus pasar beberapa provinsi di Indonesia serta diekspor ke berbagai negara seperti Singapura, Malaysia, China, Timor Leste, Turki, Dubai, dan Belanda. Bulan Juli lalu, Nur Rahmi diundang sebagai salah satu narasumber dalam Bincang Inspiratif bertema Kontributsi Nyata untuk Hari ini dan Masa Depan Indonesia yang diselenggarakan oleh Astra di Mataram, Nusa Tenggara Barat. Di hadapan ratusan anak muda yang hadir, dia berbagi cerita tentang upayanya dalam mengangkat produk sorgum NTB serta memotivasi anak muda untuk berperan serta dalam kemajuan bangsa. “Saya percaya ada banyak sosok-sosok pemuda di luar sana khususnya di NTB yang melakukan hal bemanfaat bagi sekitarnya. Kuncinya adalah jangan ragu dalam berbuat hal yang berdampak baik bagi sekitar dan selalu konsisten dalam mengerjakan sekecil apapun kegiatan positif yang kalian lakukan,” kata Yanti. Semoga kisah Nur Rahmi Yanti di atas menginspirasi anak-anak muda Indonesia untuk maju berkarya.
- Tembus Pasar Dunia, Indonesia Ekspor Telur ke Singapura
Prestasi membanggakan berhasil ditorehkan oleh peternakan Indonesia setelah salah satu produknya berhasil menembus pasar eksor luar negeri. Apalagi negara tujuan ekspor kali ini adalah Singapura yang dikenal ketat dalam standar mutu dan keamanan pangan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) saat melepas ekspor telur pada Rabu (23/8), mengatakan bahwa pengiriman telor ke Singapura tidak menggangu kebutuhan dan harga telur dalam negeri. Sebanyak 557.280 butir telur ayam konsumsi dengan nilai SGD 101.730 atau setara Rp 1,15 M telah dikirim ke Negara Singa. Ekspor telur tersebut telah menjalani proses audit dan penilaian yang dilakukan oleh Singapura Food Agency (SFA). Pada 5 April lalu, SFA menyetujui Indonesia untuk melakukan ekspor telur konsumsi ke Singapura. Ekspor telur pada Rabu kemarin tercatat sebagai pengiriman ke-16 dari rencana pengiriman sebanyak 9,3 juta butir senilai SGD 1,72 juta atau setara Rp. 19.4 M sampai dengan akhir tahun 2023. Pelepasan ekspor telur ayam ini dilakukan oleh Mentan SYL bersama Jajaran Eselon I Kementan dan Jajaran Direksi Charoen Pokhpand Indonesia (CPI) di Kantor CPI, Jakarta. Syahrul menyebut pihaknya telah berupaya dan berhasil membuka akses pasar telur ke Singapura sejak Mei 2023. “Hari ini kita bersama Charoen Pokhpand Indonesia, melakukan akselerasi sekaligus membuktikan bahwa produk produk pertanian kita memiliki ruang dan market di pasar ekspor, ini harus kita apresiasi, karena tidak mudah untuk masuk pasar ekspor luar negeri, seperti Singapura ataupun Jepang,” terang Politisi Partai NasDem itu. Kebutuhan telur masyarakat Indonesia sejauh ini mampu dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Bahkan dari tahun ke tahun produksi telur nasional meningkat hingga melampaui permintaan. Surplus telor ini yang kemudian didorong agar dipasarkan ke luar negeri. “Dari total produksi dan jumlah kebutuhan kita, masih ada sisa kurang lebih hampir 300 ribu ton untuk tahun ini. Dari sisa ini yang kemudian kita coba dorong ke pasar ekspor, salah satunya Singapura,” papar mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu. Dalam kurun waktu 2017-2022, rata-rata produksi telur (ras, kampung dan itik) tumbuh 4 persen setiap tahun. Berdasarkan prognosa kebutuhan telur nasional 2023, produksi telur ayam ras diperkirakan mencapai 6,12 juta ton, sementara kebutuhan konsumsinya sebesar 5,88 juta ton. “Neraca telur ayam ras nasional 2023, apabila ditambah dengan stok 2022 sebesar 43.907 ton, maka diperkirakan mengalami surplus sebesar 279.492 ton,” ungkap Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor komoditas peternakan pada periode Januari–Juli Tahun 2023 (angka sementara) senilai USD 790,7 juta atau setara dengan Rp. 11.8 T. Baca juga: Program PSR Kementan Dorong Sawit Bersaing di Pasar Global Pupuk Kaltim Raih Predikat Tertinggi ESG Tingkat Dunia Data tersebut menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan pada nilai ekspor sebesar 9,56% dan volume ekspor sebesar 15,36% jika dibandingkan dengan periode yang sama Tahun 2022. Realisasi ekspor unggas tahun 2022 sebanyak 1.499 ton dengan nilai USD 3,8 juta juga mengalami peningkatan sebesar 47% apabila dibandingkan pada tahun 2021. Rata-rata negara tujuan emspor adalah Singapura, Jepang, Papua New Guiena, Timor Leste, Myanmar, Bangladesh dan Philipina.
- Kelompok Tani Bekasi Rasakan Manfaat Program Normalisasi Irigasi Kementan
Untuk menunjang keberlanjutan produktivitas petani dalam mengembangkan pertanian, Kementerian Pertanian telah lama menjalankan pelbagai jenis program irigasi. Salah satunya adalah irigasi perpipaan, perpompaan, embung dan lainnya. Program irigasi tersebut disediakan Kementan untuk membantu melakukan normalisasi irigasi pertanian di daerah-daerah yang membutuhkan. "Tujuan irigasi adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplai air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak," kata Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam siaran pers, Rabu (23/8/2023). Hal itu senada dengan pernyataan Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan Ali Jamil bahwa irigasi juga bisa meningkatkan intensitas pertanaman, menambah luas areal tanam, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Terutama di saat musim kemarau, irigasi menjadi solusi bagi para petani agar produksi pertanian mereka tidak terganggu. Sebagai bagian dari manajemen pengairan, irigasi memastikan air bisa selalu tersedia untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian dalam kondisi dan situasi apa pun. Bantuan Kementan untuk normalisasi irigasi ini mendapatkan apresiasi dari para petani di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Ketua Gabungan Kelompok Pertanian (Gapoktan) Suka Bakti di Desa Soga Bakti, Kabupaten Bekasi Tomas Susanto berterima kasih kepada Mentan Syahrul Yasin Limpo dan Dirjen PSP Kementan Ali Jamil. Dia mengatakan, bantuan normalisasi irigasi Kementan telah membantu memperbaiki saluran irigasi pertanian di Balong Tua dan Kalijute, sehingga mampu memasok kebutuhan perairan di tiga kecamatan yakni Sukatani, Tambelang, dan Sukawangi. Selain itu, normalisasi tersebut juga bermanfaat sebagai irigasi pembuang saat musim penghujan datang karena pada tahun-tahun sebelumnya sering kali melaksanakan goloran di sungai irigasi. "Ini agar petani di desa kami dapat sumber air dari irigasi karena satu-satunya sumber air untuk lahan sawah di sini dan tiga tahun belakangan ini terjadi sendimentasi lumpur sampah,” kata dia. “Sekali lagi kami dari Gapoktan Suka Bakti mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mentan dan Bapak Dirjen PSP Kementan, Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, dan teman-teman penyuluh Tambelang serta kelompok kami," ucap Tomas.
- Program PSR Kementan Dorong Sawit Bersaing di Pasar Global
Industri sawit dalam perekonomian skala makro memainkan peran strategis bagi Indonesia. Sawit menyumbang devisa terbesar bagi negara, menggerakkan perekonomian nasional, mendorong sektor ekonomi kerakyatan dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak. Sepanjang tahun 2022, Indonesia telah mengekspor crude palm oil (CPO) sebanyak 6,35 juta ton ke China. Dalam catatan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), China menduduki posisi teratas negara tujuan ekspor sawit, mengungguli India dengan 5,54 juta ton. Ke depan, China akan menjadi pasar global yang potensial untuk ekspor sawit. Pada bulan Mei lalu, produk minyak sawit naik sebesar 4,5 % dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Kenaikan permintaan datang dari India dan negara-negara di Afrika. Melihat besarnya potensi ekspor produk sawit dalam pasal global, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak para pelaku perkebunan sawit agar melakukan akselerasi Program Peremajaan Sawit dan hilirasi. Hal itu dapat ditempuh melalui perbaikan dalam tata kelola sawit secara berkelanjutan untuk menjaga dan meningkatkan produksi perkebunan sawit. “Hari ini secara khusus saya mengajak semua pihak yang terlibat untuk ikut dalam memajukan perkebunan sawit secara berkelanjutan melalui program-program pemerintah seperti PSR, pengembangan SDM, sarana dan prasarana,” kata Mentan Syahrul ketika membuka Rapat Koordinasi Kelapa Sawit se-Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) di Banjarmasin, Selasa (22/8/2023). Perkebunan kelapa sawit telah berkembang cepat dan sudah banyak tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Kalimantan dan Sumatra menjadi dua pulau utama sentra perkebunan kelapa sawit. Sebagai salah satu komoditas andalan Indonesia, kelapa sawit memiliki prospek yang cerah di masa depan. Tidak sedikit negara meminati sawit dari Indonesia. Menurut SYL, bila diakselerasi dengan baik, perkebunan sawit di Tanah Air akan semakin kuat dan berdaya saing. Termasuk memulihkan ekonomi nasional di daerah-daerah sentra kelapa sawit. Akselerasi Program Peremajaan Sawit Untuk tahun 2023, Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) seluas 200.000 hektar bisa direalisasikan tahun ini. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sendiri menargetkan program PSR bisa direalisasikan 180.000 hektar tahun per tahun. Kontribusi kelapa sawit selama ini ditopang dari luasan areal tutupan yang mencapai 16,38 juta hektar, dimana sekitar 6,9 juta hektar merupakan milik pekebun sawit rakyat. Namun kondisi kebun sawit rakyat saat ini kurang baik di mana produktivitasnya rendah dan bermasalah dalam penggunaan agroinput. Hal ini menjadi tantangan utama pekebun sawit Indonesia. Di sisi lain, produktivitas sawit nasional baru mencapai 3–4 ton per hektar atau setara dengan CPO. Hal ini dapat mengancam masa depan sawit rakyat Indonesia jika tidak dilakukan langkah komprehensif. Di antaranya perlu melakukan perbaikan dari sektor hulu dengan mengganti tanaman tua atau yang sudah tidak produktif melalui Program Peremajaan Sawit. “Dari luas areal sawit rakyat tersebut, setidaknya terdapat 2,8 juta hektar potensial untuk diremajakan,” ungkap Politisi Partai NasDem itu. Hasil dari Program PSR ini juga sudah dapat dirasakan. Panen perdana kelapa sawit dalam Program PSR sukses dilakukan di Ogan Komering Ilir, Sumatra Selatan pada bulan Juli lalu. Panen sawit PSR tersebut berlangsung di lahan seluas 1.157 hektare yang telah ditanam pada tahun 2020 lalu.















