top of page

Search Results

328 results found with an empty search

  • Cara Menanam Paprika dalam Pot, Kenali Kendala dan Triknya

    Paprika mahal harganya. Meski jenis sayur ini tidak sering muncul dalam masakan Nusantara, namun kehadirannya mampu memberi keseimbangan pada rasa masakan. Sayur berjenis terong-terongan ini bisa digunakan untuk mengimbangi rasa dalam hidangan. Misalnya, dalam hidangan yang manis atau gurih, tambahan paprika pedas bisa memberikan kontras yang menarik. Ketika digunakan dalam pembuatan saus, sup, atau hidangan panggang, aroma paprika bisa meresap dan memberikan karakteristik unik pada hidangan tersebut. Hidangan menjadi tambah sedap. Paprika juga lazim digunakan untuk garnish atau potongan kecil. Ini tidak hanya menambahkan estetika visual tetapi juga memberikan rasa dan tekstur tambahan pada setiap masakan. Fungsi ini biasanya diterapkan pada makanan-makanan internasional. Seiring banyaknya permintaan makanan internasional, kebutuhan paprika pun meningkat. Namun sayangnya tidak banyak toko sayur yang menyediakan paprika, kalau pun ada, harganya bisa selangit. Padahal, menanam paprika tidak lah sesulit yang dibayangkan orang. Hanya butuh ketekunan dan sedikit tips, anda sudah bisa menanam paprika dalam pot di pekarangan rumah. Langkah pertama adalah memilih pot yang sesuai. Pilih pot dengan diameter minimal 12 inci dan kedalaman yang cukup untuk mengakomodasi sistem akar paprika saat tumbuh. Pastikan pot memiliki lubang drainase di bagian bawahnya untuk menghindari penumpukan air yang berlebihan. Langkah berikutnya adalah memilih media tanam yang tepat. Campurkan tanah kebun dengan kompos atau pupuk kandang untuk meningkatkan kualitas tanah. Pastikan media tanam memiliki drainase yang baik dan memiliki pH netral. Setelah itu, pilih varietas paprika yang ingin Anda tanam. Ada berbagai jenis paprika, mulai dari yang manis hingga pedas. Baca petunjuk pada benih atau bibit yang Anda dapatkan untuk mengetahui persyaratan khusus varietas tertentu. Tanam benih atau bibit paprika ke dalam pot dengan kedalaman yang sesuai, biasanya sekitar setengah inci. Siram tanah dengan lembut setelah menanam benih atau bibit. Letakkan pot di tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung setidaknya 6-8 jam sehari. Jika sinar matahari alami terbatas, Anda dapat menggunakan lampu pertumbuhan sebagai pengganti. Penting untuk menjaga kelembaban tanah tetap konsisten. Jangan biarkan tanah mengering sepenuhnya, tetapi juga hindari penumpukan air yang berlebihan. Siram tanaman saat permukaan tanah terasa agak kering saat disentuh. Selama pertumbuhan tanaman, berikan pupuk yang mengandung nutrisi seimbang setiap 4-6 minggu sekali. Ini akan membantu tanaman paprika tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang lebih banyak. Anda mungkin perlu memberikan dukungan tambahan saat tanaman paprika mulai berbuah. Gunakan tali atau penyangga untuk menghindari patahnya cabang akibat beban buah yang berat. Terakhir, panenlah paprika saat buah telah mencapai ukuran yang diinginkan dan warnanya telah matang sepenuhnya. Anda dapat memotong paprika dengan pisau tajam atau memetiknya dengan tangan. Menanam paprika dalam pot adalah alternatif yang bagus bagi mereka yang memiliki ruang terbatas atau ingin menanam tanaman sayuran di dalam ruangan. Dengan perawatan yang tepat, Anda dapat menikmati panen paprika segar dan lezat langsung dari pot di rumah Anda. Kendala Menanam Paprika dalam Pot Menanam paprika dalam pot memiliki sejumlah kendala yang perlu diperhatikan. Meskipun dapat memberikan hasil yang memuaskan, ada beberapa tantangan yang mungkin Anda hadapi: Ukuran Pot dan Akar Terbatas: Pot yang terlalu kecil dapat membatasi pertumbuhan akar, di mana itu akan menghambat pertumbuhan tanaman dan produksi buah. Drainase Buruk: Tanaman paprika sangat sensitif terhadap tanah yang terlalu basah. Pot dengan drainase buruk atau kurangnya lubang drainase dapat menyebabkan akar tergenang air dan berakibat pada penyakit akar yang membusuk. Nutrisi Terbatas: Tanaman dalam pot memiliki ketersediaan nutrisi yang lebih terbatas dibandingkan tanaman di tanah terbuka. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pupuk secara teratur agar tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup. Suhu dan Cahaya: Paprika membutuhkan cahaya matahari yang cukup. Jika Anda tinggal di daerah dengan kurangnya sinar matahari, tanaman paprika dalam pot mungkin kesulitan mendapatkan cahaya yang cukup. Suhu yang ekstrem juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi buah. Lebih Sensitif: Tanaman dalam pot cenderung lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Terbatasnya lingkungan dapat membuat tanaman lebih rentan terhadap masalah seperti kutu, trips, dan jamur. Pemeliharaan Lebih Intensif: Menanam dalam pot memerlukan pemeliharaan yang lebih intensif, termasuk penyiraman yang teratur, pemupukan yang tepat, dan pemantauan terhadap kondisi tanaman secara lebih dekat. Tak Mampu Menyangga Buah: Ketika buah mulai berkembang, tanaman paprika mungkin memerlukan dukungan tambahan. Buah yang berat dapat menyebabkan cabang patah atau tanaman roboh jika tidak mendapatkan dukungan yang memadai.

  • Inovasi Kelompok Tani Kutai Timur, Perpendek Usia Panen

    Kelompok Tani Permata Jaya dari Kampung Sidrap, Kutai Timur, Kalimantan Timur membuktikan bahwa pertanian yang berkelanjutan tetap dapat dikembangkan di lahan gambut yang identik asam dan sulit untuk ditanami. Para petani anggota Kelompok Tani Permata Jaya mencontohkan bagaimana petani-petani lokal mampu bergotong royong mengatasi keterbatasan lingkungan. Bahkan mereka menciptakan metode baru yang mampu mempercepat proses bercocok tanam dan meningkatkan hasil panen. “Kami bisa panen kangkung dalam 18 hari dari semula 25 hari,” kata Ketua Kelompok Tani Permata Jaya Kampung Sidrap, La Sakka, dikutip dari Antara. Awalnya bermula dari tantangan besar yang dialami para petani dari Kelompok Tani Permata Jaya. Lahan yang ada di daerah mereka adalah lahan gambut yang asam dan sulit untuk ditanami. Namun kesempatan dan peluang datang kepada mereka ketika pipa gas milik Pertagas anak perusahaan Pertamina hadir melewati kampung mereka. Pertagas bersama dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Pertanian Teluk Pandan kemudian bekerja sama dengan petani-petani Kampung Sidrap untuk memulai program Petani Mandiri Jalur Pipa Sidrap (Taman Sidrap) pada tahun 2021. Kelompok Tani Permata Jaya akhirnya bisa belajar dan berinovasi untuk mengatasi tantangan yang mereka hadapi berkat dukungan dan pendampingan dari PPL Teluk Pandan serta Pertagas, hingga mampu menciptakan solusi-solusi kreatif, seperti membuat pestisida nabati dan fungisida ramah tanah, pupur organik cair, ramuan organik nutrisi 3 in 1, serta TB Formula. Temuan mereka merupakan langkah penting dan bermanfaat dalam mengatasi serangga pengganggu dan memastikan pertumbuhan tanaman yang sehat di lingkungan yang sebelumnya sulit. Selain itu, petani-petani dari Kelompok Tani Permata Jaya juga berhasil memanfaatkan material bekas dari Stasiun Kompresor Gas (SKG) Bontang Pertagas OKA. Mereka mengembangkan alat-alat pertanian sederhana seperti destilator asap cair dan alat tanam otomatis. Destilator ini tidak hanya menghasilkan asap cair yang dapat digunakan sebagai pupuk, tetapi juga membantu dalam menciptakan perbaikan pH tanah dari tingkat asam (pH 4,5) menjadi netral (pH 7), yang memungkinkan tanaman tumbuh lebih baik. Kelompok Tani Permata Jaya berhasil meningkatkan produktivitas dan menaikan pendapatan ekonomi mereka. Mereka mampu menghemat biaya produksi pertanian hingga 33 persen, sekaligus mengurangi waktu panen dari 25 hari menjadi 18 hari. Kelompok Tani Permata Jaya membuktikan bahwa tantangan lingkungan seperti lahan gambut yang sulit dapat diatasi dengan menjalin kolaborasi dan mengembangkan inovasi. Capaian mereka telah menghadirkan pertanian yang efektif sekaligus mendatangkan dampak positif pada lingkungan dan ekonomi lokal.

  • Mentan SYL Beri Penghargaan kepada Penggagas Biosaka

    Elisator biosaka menjadi salah satu inovasi pertanian yang dapat meningkatkan produksi dengan cara yang efisien. Terobosan ini cocok diaplikasikan di pertanian Indonesia khususnya saat menghadapi ancaman El Nino. Tak heran bila Muhammad Ansar, seorang petani dari Kabupaten Blitar, Jawa Timur yang merupakan penggagas elisator biosaka ini mendapat penghargaan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Penghargaan tersebut diberikan oleh Mentan SYL dalam peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Republik Indonesia yang digelar di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Kamis (17/8/2023). Menurut politisi Partai NasDem ini, pertanian merupakan bagian penting dalam memperjuangkan kemerdekaan karena terbukti sektor ini menjadi yang cukup sukses dalam menghadapi sejumlah krisis. “Oleh karena itu, penghargaan patut diberikan kepada penggagas Elisitor Biosaka, Muhammad Anshar. Berkat Biosaka, turut membuktikan pertanian Indonesia bisa semakin mandiri, maju dan modern dan mengangkat kearifan lokal dalam bertani," ucap Mentan SYL. Dijelaskan Mentan, bahwa elisitor biosaka adalah inovasi anak bangsa yang mampu melepas petani dari ketergantungan pupuk kimia. Inovasi ini mampu menyuburkan tanah dalam jangka panjang dan mampu menekan hama penyakit. Biosaka, kata Mentan, merupakan kearifan lokal yang patut diapresiasi keberadaan karena hanya membutuhkan bahan baku sederhana seperti daun kering dan rumput. Meski begitu, hasilnya dapat meningkatkan produksi pertanian dengan biaya murah. "Dapat menghemat biaya usaha tani karena penggunaan pupuk kimia berkurang hingga 50 persen, bahkan lebih tanpa mengurasi produktivitas tanaman," ungkapnya. Muhammad Ansar, sebagai penggagas elisator biosaka, mengaku sangat bangga dengan apresiasi yang diberikan langsung oleh Menteri Pertanian, terlebih itu diberikan di momen yang sangat baik, yaitu pada momen kemerdekaan. Kata dia, biosaka merupakan salah satu wujud pengabdian petani Indonesia dalam membangun pertanian yang berkelanjutan dan menyejahterakan petani secara mandiri. "Tahun ini adalah tahun yang luar biasa bagi Biosaka, dimana lewat perjuangan yang panjang sehingga Ibu Bupati Blitar, Ibu Gubernur Provinsi Jawa Timur memberikan penghargaan Basuki Mewa Beya kepada Biosaka. Dan hari ini tepat 78 tahun Indonesia merdeka, biosaka mendapat kembali apresiasi dan amanah penting dari Bapak Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo yakni penghargaan bahwa biosaka salah satu inovasi yang muncul dari petani," ujarnya. Ansar menilai penghargaan dari Mentan SYL menunjukan pencapaian dari semangat seluruh relawan Biosaka dan sangat penting dalam membangkitkan semangat untuk bersama-sama mewujudkan land of harmony. Bahkan meningkatkan ketertarikan generasi milenial untuk berprofesi di sektor pertanian. "Mudah-mudahan kita dapat wujudkan ini bersama Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Bapak Suwandi dan direktorat jenderal yang lain. Tentunya dengan kemudahan yang luar biasa dari gerakan selamatkan alam, kembali ke alam. Dengan Biosaka, petani sejahtera semoga menuju In The World 2045. Dan dengan Biosaka, pertanian semakin Maju, Mandiri dan Modern. Viva Republik Indonesia," tegasnya. Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi mengungkapkan sesuai arahan Mentan SYL, Kementan telah menyelenggarakan Bimbingan Teknis pembuatan Elisitor Biosaka hingga saat ini di 18 provinsi. 18 provinsi tersebut yakni Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua dan Papua Barat. “Biosaka bukan pupuk, bukan nutrisi, bukan pestisida, tetapi elisitor yang membuat sel sel pada akar tanaman menjadi lebih aktif dan cerdas dalam mencari hara, sehingga tanaman bisa tumbuh lebih baik dan berproduksi, bahkan biosaka itu hemat biaya, ramah lingkungan, dapat menyuburkan lahan dan meminimalisir hama penyakit," ujarnya.

  • Petani Milenial Tulungagung Sukses Budi Daya Puyuh berkat Program YESS Kementan

    Supaya lebih banyak generasi muda terjun ke sektor pertanian, Kementerian Pertanian memotivai mereka melalui Program Youth Entrepreneurship for Sustainable Supply (YESS). Program ini menciptakan kesempatan bagi pemuda pedesaan untuk menjadi pengusaha pertanian. Program YESS merupakan kerjasama Kementan dengan International Fund of Agriculture Development (IFAD) dan menyasar anak-anak muda berusia 17 hingga 39 tahun untuk mencetak mereka menjadi pelaku pertanian yang inovatif dan berdaya saing. Sudah banyak petani muda merasakan manfaat dari program YESS. Di antaranya adalah Galih Pawestri, seorang petani milenial yang berdomisili di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Saat ini dia mengelola budi daya ribuan burung puyuh. Pada mulanya, Galih membantu pengelolaan burung puyuh yang dilakukan oleh ayahnya. Pada saat itu, jumlah burung puyuhnya ada 1.000 ekor. Setelah dia bergabung dengan Program YESS, jumlah burung puyuh yang sekarang dikelola oleh ibu muda berusia 26 tahun itu, telah mencapai 7.000 ribu ekor, atau naik tujuh kali lipat. Peternakan burung puyuh milik alumni SMK Keperawatan itu berada di Desa Banjarejo, Kecamatan Rejotangan, Kabupaten Tulungagung. Baca juga: Kesuksesan Petani Pacitan Rintis Lahan Green House dari Nol Kisah Sukses Peternak Sapi Kuningan, Kirim Sapi ke Istana Presiden Keberhasilan Galih dalam mengembangkan budi daya burung puyuh, menuai apresiasi dari Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana, dan dari Project Manager Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jatim, Acep Hariri. Setya Budhi mengharapkan Galih agar jangan cepat puas karena masih banyak tantangan di dunia pertanian yang harus dihadapi. Dia juga meminta Galih supaya memanfaatkan ilmu dan kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas usaha yang dikelolanya. Petani milenial seperti Galih Pawestri semakin mudah mengembangkan budi daya burung puyuh dengan adanya dukungan dari Kementerian Pertanian melalui program YESS. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) yang selalu mengajak anak muda untuk tidak ragu terjun di sektor pertanian. Petani milenial, menurut dia, lebih terbuka pemikirannya dan memiliki kemampuan mengembangkan pertanian secara lebih efisien dan modern. "Sumber Daya manusia (SDM) memegang peran sangat penting dalam pembangunan pertanian. Untuk itu Kementan menargetkan 2,5 juta petani milenial untuk mengisi serta mengembangkan sektor pertanian," kata ujar Politisi Partai NasDem itu.

  • Merawat Bunga Mawar: Teknik Pemupukan dan Penyiraman yang Tepat

    Bunga mawar indah bermekaran di pekarangan rumah. Menghiasi suasana menjadi lebih ceria. Bunga mawar merupakan simbol romantisme. Bunga ini kerap dijadikan hadiah untuk orang yang dicintai. Ternyata, memiliki tanaman bunga mawar tidaklah sulit. Jika mengikuti langkah-langkah yang tepat, tanaman bunga mawar Anda akan tumbuh dengan sempurna dan menghasilkan bunga yang menawan. Diperlukan ketekunan dalam merawat bunga yang cantik ini. Salah satu aspek penting dalam merawat bunga mawar adalah dengan cara pemupukan dan penyiraman yang tepat. Kedua faktor ini berperan besar dalam memastikan kesehatan dan keindahan bunga mawar Anda. Pemupukan adalah langkah penting dalam merawat tanaman. Jika dilakukan dengan tepat, maka akan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Anda bisa menggunakan pupuk organik atau pupuk kimia khusus tanaman bunga. Bila perlu, bacalah petunjuk pada kemasan pupuk agar tidak memberikan dosis yang berlebihan, karena hal ini bisa merusak akar tanaman. Pemupukan biasanya dilakukan sekitar 2-4 kali dalam setahun, tergantung pada jenis pupuk yang digunakan dan kondisi tanaman. Selain pemupukan, penyiraman juga memiliki peran penting dalam merawat bunga mawar. Kebutuhan air mawar berbeda-beda tergantung pada cuaca dan kondisi tanah. Saat musim panas atau cuaca kering, Anda perlu menyiram mawar lebih sering. Perlu diingat, bahwa Anda harus menghindari penyiraman berlebihan karena dapat menyebabkan akar mengalami pembusukan. Sebaiknya, lakukan penyiraman pada pagi atau sore hari untuk menghindari penguapan air yang berlebihan. Teknik penyiraman juga berpengaruh pada kesehatan tanaman. Disarankan untuk menyiram tanaman secara merata di sekitar akar, bukan hanya di atas daun atau bunga. Penggunaan alat penyiram yang menghasilkan aliran air lembut juga lebih baik daripada menyiram dengan tekanan air yang tinggi, karena tekanan tinggi dapat merusak tanaman. Selain pemupukan dan penyiraman, penting juga untuk memperhatikan tanda-tanda kesehatan tanaman. Jika daun mulai menguning atau ada tanda-tanda penyakit, segera ambil langkah-langkah untuk mengatasinya. Anda bisa menggunakan pestisida alami atau obat-obatan khusus tanaman, tetapi pastikan untuk membaca petunjuk penggunaan dengan cermat. Dalam proses perawatan, konsistensi dan perhatian terhadap detail sangatlah penting. Pemupukan dan penyiraman yang tepat akan memberikan nutrisi dan kelembaban yang diperlukan tanaman mawar agar tumbuh dengan subur dan menghasilkan bunga yang indah. Dengan pengetahuan dan perawatan yang baik, bunga mawar Anda akan menjadi pusat perhatian di taman atau halaman Anda, dan Anda akan dapat menikmati keindahannya dalam waktu yang lama. Rangkuman - Pemupukan: 1. Pemupukan adalah langkah penting dalam merawat bunga mawar. 2. Nutrisi yang dibutuhkan tanaman mawar diberikan melalui pemupukan. 3. Pupuk organik atau kimia khusus bunga mawar bisa digunakan. 4. Penting untuk mengikuti dosis pemupukan yang tertera pada kemasan. 5. Pemupukan dilakukan sekitar 2-4 kali setahun tergantung jenis pupuk. - Penyiraman yang Tepat: 1. Penyiraman berperan besar dalam merawat bunga mawar. 2. Kebutuhan air mawar bervariasi sesuai cuaca dan kondisi tanah. 3. Saat cuaca kering, penyiraman lebih sering diperlukan. 4. Hindari penyiraman berlebihan yang bisa merusak akar. 5. Penyiraman dilakukan pada pagi atau sore hari untuk menghindari penguapan. - Teknik Penyiraman: 1. Teknik penyiraman merata di sekitar akar sangat penting. 2. Gunakan alat penyiraman dengan aliran air lembut, hindari tekanan tinggi. 3. Penyiraman pada daun atau bunga saja perlu dihindari. - Pemantauan: 1. Perhatikan tanda-tanda kesehatan tanaman, seperti daun kuning atau penyakit. 2. Tangani masalah dengan cepat, seperti menggunakan pestisida alami atau obat tanaman. 3. Pastikan membaca petunjuk penggunaan pestisida atau obat dengan teliti. - Tekun dan Konsisten: 1. Merawat bunga mawar memerlukan konsistensi dalam pemupukan dan penyiraman. 2. Detail seperti dosis pupuk dan waktu penyiraman harus diperhatikan. 3. Dengan perawatan yang baik, mawar akan tumbuh subur dan menghasilkan bunga indah.

  • Antisipasi Perubahan Iklim, Kementan Kembangkan Aplikasi Peringatan Dini

    Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Hortikultura mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Early Warning System dan Pengelolaan Tanam Hortikultura (EWS SIPANTARA) untuk mengantisipasi dampak perubahan iklim di subsektor hortikultura. Kementan bekerja sama dengan sejumlah pihak untuk mengembangkan aplikasi ini. Antara lain dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) dan Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret. Aplikasi EWS SIPANTARA pun telah mulai disosialisasikan pada Selasa (15/8) yang lalu di Jakarta. EWS SIPANTARA sudah disosialisasikan sejak Selasa (15/8) dan mulai dikembangkan untuk komoditas strategis hortikultura, terutama bawang merah dan cabai. Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menyiapkan langkah adaptasi agar komoditas strategis hortikultura tidak bergejolak. "Aplikasi EWS SIPANTARA ini adalah salah satu instrumen untuk melakukan pengendalian, terutama agar masyarakat bisa adaptasi dan mengantisipasi 3-4 bulan ke depan. Dengan EWS SIPANTARA diharapkan kegagalan dari pertanian, khususnya pertanian bawang merah dapat kita minimalisir," kata Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto. Direktur Perlindungan Hortikultura, Jevky Hendra mengharapkan aplikasi EWS SIPANTARA akan mampu memberikan alternatif terbaik dalam rangka menghadapi dampak perubahan iklim El Nino. "Kami harap seluruh pihak terkait dapat berkoordinasi dan memanfaatkan data dari EWS SIPANTARA ini untuk mengambil kebijakan terbaik. Ini merupakan salah satu langkah penanganan dampak perubahan iklim dengan memberikan informasi yang lebih besar dan detail," ungkap Jekvy. Aplikasi EWS SIPANTARA telah mengajai pengujian dan hasilnya sudah sesuai BRIN dan BMKG. Pengujian meliputi pengujian akurasi algoritma; pengujian jadwal, pengujian tanam, dan validasi lapang; serta kecepatan akses peta level kecamatan. Perwakilan Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Albertus Sulaiman juga berharap kehadiran EWS SIPANTARA akan mendatangkan kebermanfaatan bagi Indonesia dan negara di Asia Tenggara. "Di negara-negara ASEAN itu sudah mulai timbul kesadaran untuk bersatu dan bekerja sama karena mau tidak mau perubahan iklim ini menerpa semuanya. Semoga sistem ini bisa disosialisasikan dan tidak hanya berguna untuk Indonesia tapi juga berguna bagi negara-negara lain di ASEAN," kata Albertus.

  • Inovasi Padi Varietas Inpari Gema dari Kementan

    Supaya mampu mewujudkan target menjadi negara lumbung pangan dunia pada tahun 2045, Kementerian Pertanian terus melakukan melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para petani tentang inovasi-inovasi terbaru dan unggulan. Momen Pekan Nasional Petani Nelayan ke-16 yang digelar di Padang pada Juni lalu dimanfaatkan oleh Kementan untuk memperkenalkan padi varietas inpari gema. Varietas hasil inovasi Kementan itu memiliki sejumlah keunggulan, di antaraya karakteristik produktivitas tinggi. Potensi hasil produksi dari padi varietas inpari gema mampu mencapai 10,46 ton per hektare dengan rata-rata hasil panen 7,75 ton per hektare. Kementan menciptakan inovasi padi varietas inpari gema ini untuk diterapkan pada lahan irigasi namun tetap dapat ditanam pada lahan padat hujan maupun lahan marginal lainnya. Baca juga: Inovasi SYL dalam Memajukan Pertanian Indonesia Biotron, Inovasi Kementan Atasi Kelangkaan Pupuk Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan Yudi Sastro menjelaskan padi varietas inpari gema masih perlu disosialisasikan lagi secara lebih luas sehingga menjadi salah satu pilihan dalam berbudidaya padi, khususnya padi varietas pera. Inovasi-inovasi pertanian untuk menghasilkan bibit unggulan sangat dibutuhkan di tengah ancaman krisis pangan yang salah satunya diakibatkan oleh El Nino. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa El Nino berdampak pada penurunan produktivitas di sektor pertanian. Lahan pertanian kurang produktif akibat kekurangan air bisa menurunkan produksi sebesar 300 hingga 1,2 juta ton. Menurut Mentan SYL, hingga bulan September, pemerintah masih memiliki kelebihan stok sebanyak 2,1 juta ton. Jumlah tersebut merupakan hasil akumulasi dari produktivitas pertanian setiap bulannya 800 ribu ton hingga bulan September mendatang.

  • Inkubator Bisnis Jadi Wadah bagi Petani Milenial untuk Berwirausaha

    Inkubator Bisnis merupakan program dari Kementerian Pertanian di bawah Badan Penyuluhan dan Pengembagan SDM Pertanian (BPPSDMP). Program ini bertujuan untuk mendukung usaha pemula menjadi entrepreneur muda di bidang pertanian secara profesional. Program Inkubator Bisnis ini sebagaimana arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) untuk terus mengajak generasi muda mengambil peran dalam pembangunan pertanian nasional. Mentan Syahrul optimis kalau kaum milenial yang berjiwa inovatif dan memiliki gagasan kreatif akan mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri dan modern. “Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan SDM dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru,” tegas Politisi Partai NasDem itu. “Kualitas SDM pertanian harus selalu ditingkatkan, sebab pertanian saat ini harus terus berinovasi dan menyesuaikan dengan perkembangan teknologi." imbuh mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu. Salah satu fokus BPPSDMP adalah mewujudkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, berdaya saing, serta berjiwa entrepreneur. Baca juga: Inspirasi Menjadi Petani Sukses dari Dua Pengusaha Muda Ini Petani Milenial Jadi Tulang Punggung Pertanian Masa Depan Disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, Kementan sangat serius dalam upayanya menyiapkan SDM pertanian yang unggul. Menurut dia, SDM dalam pembangunan pertanian sangat penting, terlebih pertanian terbukti berhasil menjadi penyangga perekonomian negara. Oleh karena itu, SDM pertanian sudah mulai harus disiapkan sejak dari bangku kuliah. Yang terbaru, dilaksanakan Launching Inkubator Bisnis dalam kegiatan Workshop National Multistatkeholder Forum (NMSF) sebagai bagian dari program Youth Enterpreneurship and Employment Support Service (YESS) di Surabaya pada 9 Agustus lalu. Peluncuran Inkubator Bisnis ini ditandai dengan penyerahan sertifikat keanggotaan Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) oleh Idha Widi Arsanti, Direktur Program YESS kepada Direktur Polbangtan Bogor, Malang, dan Gowa serta Kepala SMK-PP Negeri Banjarbaru. Idha Widi menyampaikan penyembangan agribisnis berbasis klaster komoditas sangat potensial bagi pemuda Program YESS. "Kegiatan hulu sampai hilir di sepanjang rantai nilai agribisnis perlu terintegrasi melalui konsolidasi ushaa produktif berbasi komoditas potensial dalam satu kesatuan klaster usaha berskala ekonomi," terangnya. Sertifikat Keanggotaan AIBI ini membuktikan secara nyata akan komitmen para stake holders untuk mendorong pertumbuhan ekosistem kewirausahaan pertanial milenial di Indonesia.

  • Kesuksesan Petani Pacitan Rintis Lahan Green House dari Nol

    Berikut ini kisah seorang petani muda asal Pacitan Jawa Timur yang berhasil merintis green house secara otodidak. Berbekal pengetahuan dari Youtube, ia mendapatkan inspirasi untuk bertani. Namanya Didik Setyo Prabowo warga Dusun Gemiring, Desa Banjarjo, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan. Petani muda berusia 34 tahun ini berjodoh dengan pertanian berkat menonton konten video di YouTube. Mula-mula, Didik memanfaatkan lahan kosong yang ada di samping rumahnya. Ukurannya tidak luas, hanya 8 x 16 meter. Lahan itu dia manfaatkan untuk mengolah berbagai macam sayuran dan buah-buahan. Sedikit demi sedikit, mantan TKI itu sukses menyulap lahan tidak produktif itu menjadi lahan pertanian yang dikembangkan dengan sistem green house. "Membuat green housenya, saya bertahap mulai beli rangka pipa, insektnet, plastik uv, dan itu tidak sekaligus, nunggu uangnya longgar juga. Kalau total sekitar Rp9 jutaan untuk semuanya," tutur Didik, dikutip dari TIMES Indonesia. Baca juga: Teguh Fajar Santosa, Petani Muda yang Biayai Sekolah dari Bertani Lia Dahlia, Petani Milenial Raup Ratusan Juta dari Bertani Timun Organik Didik bercerita kalau apa yang terjadi padanya selama menggeluti pertanian tidak selalu sesuai dengan ekspektasi. Usaha green house dia tersebut kadang tidak berjalan seperti yang diinginkan. Tanamannya pernah diserang hama. Bahkan ia pun mengaku pernah mengalami gagal panen. Meski demikian, kegagalan-kegagalan itu justru membuat Didik bersemangat untuk terus mencoba dan mengulang lagi. "Dulu itu green house saya tutup semuanya dengan plastik, jadi malah ungkep (minim udara), akibatnya tanaman banyak yang mati," ujar Didik bercerita. Lambat laun, Didik mulai merasakan buah manis dari jerih payahnya menggeluti pertanin green house. Dia bercerita kalau saat ini hasil panen dari lahannya sudah mampu mencukupi kebutuhan hidup dia dan keluarganya. "Alhamdulillah panen pertama, saya sedekahkan ke tetangga. Tanaman timun baby yang sekarang, sementara telah panen yang ke 3 kalinya, buahnya juga sangat melimpah, dan saya jual ke lapak sekilo 5rb," kata dia. Didik sengaja memilih green house karena sistem ini mampu meningkatkan produktivitas tanaman. Selain itu, tanaman pun bisa tumbuh sepanjang tahun tanpa harus dipengaruhi oleh perubahan musim. Secara kualitas, kata dia, hasil tanaman dari sistem green house lebih terjamin daripada dengan sistem konvensional. Keuntungan lainnya, pupuk dan pengairan pun juga lebih hemat dan efisien. "Jadi kan kalau green house tanaman aman dari air hujan. Untuk pupuk tidak merembes ke area lain, jadi bakal lebih efisien," ungkap dia. Didik berencana akan mengembangkan produksi usaha hasil pertanian hingga merambah supermarket dan restoran. Asalkan mampu menjaga kualitas, dia yakin akan mampu bersaing di tengah pasar global. Selain itu, Didik juga sudah mulai merambah tanaman hijau lain supaya lahan greeen housenya lebih bervariasi. "Tidak bagus kalau yang saya tanam itu tidak berganti-ganti. Jadi bakal saya coba untuk menanam yang lain. Kemungkinan mau tak tanamin bawang merah," kata dia. Demikian sekelumit kisah Didik Setyo Prabowo, petani muda dari Pacitan, Jawa Timur, yang mengembangkan pertanian dengan memanfaatkan inovasi teknologi pertanian.

  • Tips Bertani Kedelai untuk Hasil Panen yang Menguntungkan

    Pertanian kedelai telah lama menjadi bagian integral dari sistem pertanian global, berkontribusi pada pasokan pangan dan bahan baku industri. Sebagai salah satu sumber protein nabati utama, kedelai memiliki potensi besar dalam mendukung keberlanjutan pangan. Kedelai memainkan peran penting dalam memenuhi kebutuhan protein manusia dan hewan, serta sebagai bahan baku untuk produk pangan dan industri. Kedelai memiliki kandungan nutrisi yang kaya, termasuk protein tinggi, serat, dan lemak sehat. Selain itu, kedelai juga memiliki potensi dalam diversifikasi produk pangan. Produk-produk olahan kedelai seperti susu kedelai, tahu, tempe, dan kecap telah menjadi pilihan populer bagi konsumen vegetarian dan vegan, serta mereka yang ingin mengurangi konsumsi produk hewani. Namun, pertanian kedelai tidak lepas dari tantangan, salah satunya terkait erubahan iklim. Perubahan iklim dapat mempengaruhi pola musim tanam dan panen, serta meningkatkan risiko serangan hama dan penyakit. Untuk mengoptimalkan potensi pertanian kedelai, beberapa langkah penting dapat diambil salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi. Penggunaan teknologi modern dalam pertanian seperti irigasi cerdas, pengendalian hama berbasis sensor, dan pemantauan pertumbuhan tanaman akan membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Pemilihan varietas unggul juga memainkan peranan penting. Riset dan pengembangan untuk menghasilkan varietas kedelai yang tahan terhadap hama, penyakit, serta dapat tumbuh di berbagai kondisi iklim dan tanah akan membantu mengatasi risiko produksi. Untuk mendapatkan hasil panen yang menguntungkan, diperlukan pemahaman dan perencanaan yang baik. Berikut adalah beberapa tips bertani kedelai untuk mencapai hasil panen yang optimal. 1. Pemilihan Varietas yang Tepat Memilih varietas kedelai yang sesuai dengan kondisi iklim dan tanah daerah Anda adalah langkah penting dalam mencapai hasil panen yang menguntungkan. Varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit, serta memiliki potensi hasil yang tinggi, akan memberikan keunggulan dalam produksi. 2. Persiapan Tanah yang Baik Persiapan tanah yang optimal merupakan langkah awal yang krusial. Pastikan tanah telah diolah dengan baik, memiliki ketersediaan hara yang cukup, dan memiliki drainase yang baik. Pemberian pupuk organik dan anorganik secara tepat dapat meningkatkan kesuburan tanah dan kualitas pertumbuhan tanaman. 3. Penanaman yang Tepat Waktu Waktu penanaman yang tepat mempengaruhi pertumbuhan awal tanaman kedelai. Penanaman sebaiknya dilakukan pada musim hujan atau awal musim kemarau untuk memanfaatkan curah hujan yang cukup. Pastikan juga jarak tanam yang sesuai agar tanaman memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh. 4. Pengendalian Hama dan Penyakit Pengendalian hama dan penyakit merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan tanaman dan mencapai hasil panen yang optimal. Gunakan metode pengendalian terpadu yang mencakup penerapan pengendalian hayati, penggunaan varietas tahan hama/penyakit, dan penggunaan pestisida secara bijaksana. 5. Pemeliharaan Pemeliharaan tanaman yang baik meliputi pemberian air yang cukup, penyiangan gulma secara teratur, dan pemangkasan cabang yang tidak produktif. Pastikan juga tanaman mendapatkan cahaya matahari yang cukup untuk fotosintesis yang optimal. 6. Pemupukan Pemberian pupuk secara tepat dapat meningkatkan hasil panen. Gunakan dosis pupuk yang direkomendasikan dan sesuaikan dengan tahapan pertumbuhan tanaman. Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk organik maupun pupuk anorganik sesuai kebutuhan tanaman. 7. Panen Panen dilakukan saat tanaman kedelai telah mencapai kematangan penuh. Pastikan alat panen bersih dan tajam untuk menghindari kerusakan pada tanaman. Setelah panen, penanganan pasca panen seperti pengeringan dan penyimpanan juga perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas biji kedelai.

  • Kelompok Tani di Minahasa Utara Sukses Bertani Padi Organik

    Kelompok Tani SKIMA di Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara, berhasil mengembangkan padi organik. Dengan beranggotakan lima orang, kelompok tani ini merasakan kesuksesan bertani organik. Dengan berfokus pada pertanian yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, kelompok tani yang berbasis di Kelurahan Airmadidi Bawah ini telah memanen hasil kerja mereka pada 23 Juni lalu. Perjalanan pertanian organik mereka dimulai dengan menggarap tanah percontohan atau demplot seluas 77 meter persegi, yang ditanami padi organik sejak Maret 2023. Lokasi persawahan yang berada di Kelurahan Airmadidi Bawah, Kecamatan Airmadidi, ini menjadi saksi dari upaya gigih Kelompok Tani SKIMA dalam menciptakan pertanian yang alami. Panen perdana yang dilaksanakan di lokasi tersebut menjadi momen bersejarah bagi kelompok tani ini. Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Camat Airmadidi Rocky Tangkulung, Lurah Airmadidi Bawah Rudi Lumayar, Manager SR PT Tirta Investama Aqua Airmadidi Imanuel Adoeng, dan perwakilan dari LSM Manengkel Solidaritas sebagai sponsor pemberdayaan masyarakat. Baca juga: Kampung Pisang di Brebes, Potret Sukses Industri Pisang Lokal Kisah Sukses Kelompok Tani di Lampung Usaha Ternak Kambing Imanuel Adoeng, dalam kesempatan tersebut, menjelaskan pentingnya pengembangan padi organik sebagai langkah untuk menjaga kelestarian lingkungan. Dia berharap produk padi organik yang dihasilkan oleh Kelompok Tani SKIMA dapat menjadi contoh inspiratif bagi petani di Airmadidi dan wilayah Minahasa Utara secara lebih luas. Pengembangan padi organik oleh Kelompok Tani SKIMA terbukti memiliki perbedaan nyata dari padi non-organik dalam hal produktivitas. Padi organik yang dihasilkan oleh mereka menghasilkan sekitar 270 bulir, sementara padi non-organik hanya mencapai sekitar 235 bulir. Keberhasilan ini menjadi dorongan bagi kelompok tani lainnya untuk mulai beralih ke budidaya padi organik. Camat Airmadidi Rocky Tangkulung juga memberikan apresiasi dan dukungannya terhadap usaha Kelompok Tani SKIMA dalam mengembangkan pertanian organik. Selaku perwakilan pemerintah, Rocky Tangkulung menyatakan komitmennya untuk membantu kelompok tani ini dalam mengurus Kartu Tani, yang akan memberikan akses lebih mudah kepada anggota kelompok tani terhadap pupuk dan bantuan lainnya dari pemerintah. Penerapan pertanian organik oleh Kelompok Tani SKIMA tidak lepas dari bantuan dan pendampingan dari LSM Manengkel Solidaritas. LSM ini memberikan pelatihan, pembuatan pupuk organik, dan pengetahuan mengenai metode pertanian regeneratif kepada para petani. Melalui kerjasama ini, kelompok tani telah berhasil mengubah cara bertani mereka ke arah yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Anggota Kelompok Tani SKIMA, seperti Oske, mengakui bahwa bimbingan dari Manengkel Solidaritas telah memberikan arahan penting dalam mengubah praktik pertanian mereka. Mereka telah belajar untuk membuat pupuk organik, pestisida nabati, serta metode pengolahan lahan sesuai dengan prinsip pertanian organik. Setelah melihat hasil yang positif dan efisiensi biaya dari demplot padi organik, Kelompok Tani SKIMA berkomitmen untuk menerapkan prinsip pertanian organik secara luas pada semua lahan pertanian yang mereka garap. Kisah sukses Kelompok Tani SKIMA ini menjadi inspirasi bagi perkembangan pertanian organik di wilayah Airmadidi dan Minahasa Utara secara keseluruhan. Mereka membuktikan bahwa pertanian organik bukan hanya memberikan hasil yang lebih baik bagi alam, tetapi juga bagi petani dan masyarakat secara keseluruhan.

  • Petani Muda Kalteng Sukses Bertani Semangka, Omzet Puluhan Juta Rupiah

    Perjalanan hidup Muhammad Fakhrully Akbar, seorang petani buah berusia 27 tahun, membuktikan bahwa merintis usaha pertanian di usia muda bukanlah hal yang mustahil. Berawal dari pesan inspiratif ayah mertuanya, almarhum Abdul Aziz Suseno, Akbar mengambil alih tongkat estafet perjuangan dalam memajukan pertanian di kota kelahirannya, Kelurahan Pager, Kecamatan Rakumpit, Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Almarhum Abdul Aziz Suseno, seorang petani buah yang dikenal sebagai pekerja keras dan penuh dedikasi, meninggalkan pesan berharga kepada Akbar untuk meneruskan perjuangan dalam bidang pertanian. Akbar, lulusan Universitas Indonesia angkatan 2015 dengan latar belakang Program Studi Jawa, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, melangkah dalam jejak perjuangan sang ayah mertua. Pada tahun 2021, Akbar memulai langkah mengembangkan tanaman buah semangka, setelah sebelumnya sukses dengan jeruk pontianak. Usaha ini juga melibatkan istri Akbar, Nadia Prasasti Pratiwi, yang turut serta dalam menghadapi tantangan dan perjuangan bersama. Mereka juga mengembangkan produk pertanian lainnya seperti kelengkeng dan kelapa hibrida. Baca juga: Kisah Papa Leo Sukses Berkarya di Dunia Peternakan dan Bisnis Dari Petani Hingga Pengusaha Kentang: Kisah Sukses Agus Wibowo Tantangan yang dihadapi oleh Akbar dan Nadia tidaklah sedikit. Usaha mereka dalam mengembangkan buah semangka dan jeruk pontianak mampu mengembalikan modal awal dan bahkan membantu perekonomian keluarga. Ternyata hasil panen buah semangka bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan, mencapai puluhan juta rupiah dalam waktu dua bulan. Karyawan yang bekerja bersama mereka juga turut merasakan manfaat dari keberhasilan ini. Sebagian dari mereka bahkan mampu membeli kendaraan, ternak sapi, dan meningkatkan kesejahteraan pribadi. Kunci kesuksesan mereka juga terletak pada inovasi dan pemahaman akan pasar. Pada awal pandemi Covid-19, mereka merespons kebutuhan masyarakat akan vitamin C dengan memfokuskan pengembangan buah jeruk pontianak dan semangka. Kesuksesan ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi keluarga Akbar, tetapi juga bagi masyarakat yang memanfaatkan hasil panen mereka. Namun, seperti banyak petani lainnya, Akbar dan Nadia juga menghadapi kendala infrastruktur, terutama dalam hal pengangkutan hasil panen. Kondisi jalan yang buruk menjadi hambatan dalam memindahkan puluhan ton buah semangka dari kebun. Mereka berharap perusahaan swasta dan pemerintah dapat bersinergi untuk memperbaiki infrastruktur tersebut, sehingga potensi pertanian di Kota Palangka Raya dapat lebih maksimal tergarap. Dua sejoli ini juga mengajak generasi muda untuk tidak ragu menekuni dunia pertanian. Mereka memandang bahwa pertanian memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi nyata terhadap kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Semoga kisah inspiratif Akbar dan Nadia ini menjadi cambuk bagi para pemuda Indonesia untuk berani mengejar impian mereka dalam dunia pertanian.

bottom of page