top of page

Biostimulan, Inovasi BRIN yang Akan Meningkatkan Produksi Beras di Lahan Berkadar Garam Tinggi

  • juragantaniantihoa
  • Mar 7, 2023
  • 2 min read

ree


Lahan padi di dekat laut dapat berpotensi pada buruknya hasil panen karena kadar garam yang tinggi dalam tanah. Ini disebabkan adanya intrusi air laut ke dalam sistem irigasi, yang dapat meningkatkan kadar garam dalam tanah.


Kadar garam berpengaruh buruk terhadap kemampuan tanaman menyerap air dan nutrisi dari tanah. Dengan begitu, tanaman akan mengalami stres dan berdampak buruk pada pertumbuhannya. Selain itu, kadar garam yang tinggi juga dapat merusak akar.


Menyiasati hal itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan teknologi biostimulan berbasis bakteri halotolerant untuk meningkatkan toleransi tanaman padi terhadap tingginya kadar garam di lahan pertanian.

Periset Mikrobiologi Terapan BRIN Sulastri mengatakan teknologi tersebut sedang diimplementasikan oleh Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Pangan (DKPPP) Kota Tegal bersama petani milenial kota itu.

"Implementasi teknologi biostimulan bertujuan untuk meningkatkan toleransi tanaman padi terhadap cekaman salinitas, sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya," katanya, Senin (6/3/2023).

Dengan memanfaatkan bakteri halotolerant, tanaman akan terpacu untuk tumbuh karena bakteri tersebut mengandung pelarutan fosfat, penghasil 1-Aminocyclopropane-1-Carboxylate (ACC) deaminase dan penambatan nitrogen.

Penerapan teknologi biostimulan ini, tingkat toleransi tanaman terhadap kadar garam pada air di lahan pertanian akan meningkat. Menurutnya, kadar garam tinggi dalam tanah dapat menjadi racun terhadap tanaman padi yang dapat mengganggu pertumbuhannya dan menurunkan hasil panen.


“Bakteri halotoleran pemacu tumbuh akan meningkatkan toleransi tanaman terhadap cekaman salinitas melalui beberapa mekanisme," paparnya.


Baca Juga

Kata dia, mekanisme tersebut mulai dari menurunkan produksi etilen tanaman melalui produksi enzim ACC deaminase. Menghasilkan enzim antioksidan dan osmoprotektan, serta meningkatkan ketersediaan hara pada tanaman.

Selain itu, pemanfaatan biostimulan juga merupakan langkah mitigasi dan adaptasi terhadap ancaman tingginya kadar garam di lahan khususnya di lahan pertanian di pesisir pantai utara Jawa. Dengan begitu, diharapkan produksi beras dapat meningkat.

Lebih lanjut Sulastri menyampaikan bahwa penerapan teknologi biostimulan berbasis bakteri halotolerant mampu meningkatkan perkecambahan benih padi dan pertumbuhannya di lahan sawah salinitas Desa Kaligangsa, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Saat ini tanaman telah berumur 76 hari dan menunjukkan ketahanan terhadap genangan atau banjir selama tiga hari. Ketinggian tanaman rata-rata 40 centimeter pada fase vegetatif dan menghasilkan malai produktif. Jumlah bulir per malai lebih banyak dibandingkan petak tanpa perlakuan.

"Selanjutnya pengamatan akan terus dilakukan hingga pemanenan. Implementasi teknologi itu diharapkan dapat mengatasi permasalahan lahan salin pada lahan persawahan," pungkas Sulastri.


 
 
 

Comentarios


bottom of page