Centrigo, Ekosistem Pertanian Berkelanjutan untuk Tingkatkan Produktivitas Petani
- juragantaniantihoa
- Apr 1, 2023
- 2 min read

Banyak proses dilewati sebelum sebuah makanan terhidang. Ada proses yang sangat kompleks dan harus dijalani para petani dalam menghasilkan pangan agar sampai ke meja makan.
Mengingat berat dan panjangnya tugas yang dijalankan, para petani perlu mendapatkan dukungan untuk membentuk masa depan pertanian yang maju.
Demikian dikatakan Presiden Direktur Syngenta Indonesia, Kazim Hasnain di Pusat Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman, Cikampek Jawa Barat pada Maret lalu.
Sejak hadir pada tahun 1960-an, Syngenta berkomitmen untuk menyediakan pangan bagi masyarakat yang jumlahnya terus bertambah dengan cara yang aman dan berkelanjutan.
Kazim menambahkan, Syngenta juga telah mendukung tercapainya ketahanan pangan di Indonesia dalam bentuk menghadirkan inovasi teknologi perlindungan tanaman dan benih jagung untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman demi memenuhi kebutuhan nasional dan juga pasar ekspor.
Ia mencontohkan, produktivitas tanaman padi saat ini rata-rata 5,3 ton per ha. Jika produktivitasnya dapat ditingkatkan 10 persen saja maka hasil per ha dapat mencapai 5,8 ton. Kenaikan produktivitas itu akan dapat berkontribusi terhadap PDB sebesar 1,5 miliar dolar AS.
"Semua itu bisa dilakukan karena adanya penerapan praktik pertanian yang baik serta manajemen pengendalian hama dan penyakit yang tepat," ujar Kazim.
Baca juga:
Syngenta saat ini menjadi pemimpin terdepan dalam pasar jagung di Indonesia mengingat Indonesia termasuk dalam 10 besar negara penghasil jagung terbesar di dunia. Permintaan jagung untuk bahan pangan dan pakan ternak terus meningkat setiap tahun.
Pada akhir tahun 2022, Syngenta Indonesia telah meluncurkan Centrigo, sebuah ekosistem pertanian baru yang bertujuan membantu meningkatkan keuntungan petani melalui pendekatan model bisnis dari hulu ke hilir.
Inovasi pertanian dari hulu ke hilir menjadi salah satu kunci dalam mencapai keunggulan pasar dan peningkatan keuntungan bagi petani.
Misalnya di hulu, peran riset dan pengembangan jagung Syngenta membantu akselerasi seleksi benih jagung.
Dengan menggunakan teknologi pemuliaan yang lebih maju waktu yang dibutuhkan untuk menghadirkan satu varietas benih hibrida yang baru menjadi lebih singkat, dari yang sebelumnya enam sampai delapan tahun, menjadi tiga sampai empat tahun saja.
Di bagian hilir, Syngenta melakukan inovasi digitalisasi untuk menjangkau sekitar tujuh juta petani jagung di Indonesia.
PeTani Apps adalah aplikasi yang dikembangkan Syngenta untuk memberi akses satu pintu bagi petani jagung untuk memperoleh semua informasi terkait budidaya jagung, termasuk solusi agronomi, prakiraan cuaca, jadwal tanam, rekomendasi produk, perhitungan keuntungan, hingga informasi terkait ketersediaan produk benih Syngenta dari kios pertanian terdekat.
Kemudian pada tahun 2023, Syngenta juga telah merambah e-commerce untuk menjual produk benih jagung hibrida secara daring.







Comments