top of page

Tantangan Petani Milenial, Harus Berhadapan dengan Generasi Tua

  • juragantaniantihoa
  • Apr 28, 2023
  • 2 min read

ree

Harus diakui bahwa pertanian Indonesia masih didominasi oleh pemain lama, alias mereka yang sudah berusia 45 tahun ke atas. Umumnya mereka adalah petani turun temurun, mewarisi lahan pertanian dari orang tuanya.


Petani generasi lama ini biasanya masih menggunakan cara-cara yang diwariskan oleh orang tua mereka. Menggunakan alat pertanian seadanya, dan minim inovasi. Ini karena karakteristik mereka yang terbilang berjarak dengan kemajuan teknologi.


Tantangan mereka adalah regenerasi. Bagaimana caranya agar generasi penerus mau terjun ke ladang dan mengelola pertanian. Agar dunia pertanian Indonesia lebih maju dan dikelola dengan efisien seiring perkembangan teknologi.


Namun, ada stigma negatif untuk menjadi petani di Indonesia. Profesi yang bersentuhan langsung dengan tanah ini dianggap kotor dan kurang presitisius. Dianggap kalah gengsi dengan anak kantoran.



Lebih lanjut, profesi petani masih dianggap sebagai pekerjaan yang kurang menjanjikan karena memiliki penghasilan yang kurang menguntungkan.


Namun stigma itu ditampik oleh Sandi Octa Susila, Ketua Duta Petani Milenial. Dia menyebut, bila ada orang yang masih menganggap sektor pertanian tak menghasilkan uang yang banyak adalah pemikiran yang keliru.


Sandi tak hanya omong. Dirinya sendiri membuktikan perkataannya. Selama lima tahun bergelut di bidang pertanian, dirinya mengaku mendapat hasil yang memuaskan dan menguntungkan.


“Kalau enggak ada uangnya, saya ke sektor lain. Saya rasakan betul usaha yang saya jalankan memang kurang lebih udah 5 tahun,” kata Sandi di Graha BNPB, Jakarta Timur, mengutip Okezone, Senin (23/11/2020).



Saat ini dirinya mewadahi sekitar 385 petani yang mengelola lahan seluas 98 hektare. Itu tidak didapat dengan mudah. Dia harus bekerja keras untuk mengawali pekerjaannya itu dengan hanya dibantu 5 orang petani.


“Alhamdulillah sekarang saya punya 385 petani. Karena kita memang ada beberapa aspek kerja sama. ada 98 hektare yang kita kelola lahan tersebut. Yang mengelola para petani,” katanya.


Mengelola petani tua memang menjadi tantangan terberat baginya. Petani-petani lama ini cenderung kesulitan untuk mengoperasikan teknologi digital. Sementara kemajuan teknologi harus diterapkan untuk menggenjot produksi.


“Kalau dulu saya ke lahan 8 hektare harus keliling melihat situasi, saat ini dalam satu dashboard, semua terdata citra satelit yang melaporkan semua melalui petugas lapangan,” kata dia.

Comments


bottom of page