top of page

Search Results

328 results found with an empty search

  • Kisah Petani Milenial di Perbatasan, dari Montir hingga Kembangkan Pertanian Terpadu

    Rela melepas dunia montir yang belasan tahun digelutinya, seorang pemuda dari perbatasan Indonesia-Malaysia ini memutuskan untuk beralih kerja menekuni dunia pertanian. Dia adalah Ardiansyah, pemuda asal Desa Simpang Empat, Kecamatan Tangaran, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Perkenalannya dengan dunia pertanian, dimulai dengan menanam timun dan semangka. Pemuda kelahiran tahun 1991 itu adalah contoh inspiratif dari seorang yang tidak takut mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Tiga belas tahun lamanya dia berprofesi sebagai montir sepeda motor, bergumul dengan oli, kunci-kunci, dan mesin rusak setiap hari. Namun, dalam benaknya, gelisah tak terhindarkan karena merasa jenuh dengan pekerjaannya tersebut. Sejak kelas 1 SMP, Ardiansyah sudah bekerja sebagai montir di bengkel motor. Karena kesibukannya dengan pekerjaan tersebut, dia bahkan harus menghentikan pendidikannya di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pertanian, Kecamatan Tangaran, dan hanya sampai kelas dua. Namun, dia tidak menyesal dengan keputusan itu karena telah mengenal dunia pekerjaan dan dipengaruhi lingkungan sekitarnya. Sebagai montir, Ardiansyah memiliki keterampilan cekatan dalam mengoprek sepeda motor. Namun, setelah sebelas tahun menjalani profesi tersebut, dia merasa perlu mencari pengalaman baru dan bercita-cita hijrah ke sektor pertanian. Dengan dukungan dari keluarga kecilnya, Ardiansyah membulatkan tekad untuk fokus bertani. Pertanian tidak asing bagi Ardiansyah karena dia terlahir dari keluarga petani. Dia memutuskan untuk menanam timun, semangka, dan cabai rawit sebagai langkah awal di dunia pertanian. Namun, dia tidak puas hanya menjadi petani biasa. Ardiansyah memiliki mimpi besar untuk menciptakan lahan pertanian terpadu yang menggabungkan konsep holtikultura, peternakan, dan perikanan, mirip dengan apa yang banyak diterapkan oleh petani modern di tempat lain. Baca juga: Dicibir karena Sarjana Jadi Petani, Iqbal Habibi Buktikan Sukses dengan Bertani Dian Widianto, Lulusan S2 UGM Sukses Bangun Kampung Ternak Domba di Tegal Pada awalnya, Ardiansyah mungkin merasa ragu dengan keputusan yang diambilnya. Namun, dengan semangat dan tekadnya yang kuat, dia berhasil mencapai omzet sekitar Rp.5 juta per bulan dari hasil bertani. Angka ini jauh lebih besar daripada yang dia dapatkan saat menjadi montir, dan inilah yang membuatnya merasa bangga menjadi petani. Bukan hanya puas dengan hasil pribadinya, Ardiansyah juga merasa memiliki tanggung jawab untuk berbagi ilmu dan semangatnya kepada generasi muda. Selain bertani, dia juga mengajar di SMK Pertanian Tangaran, memberikan contoh positif tentang bagaimana pertanian modern bisa memberikan peluang wirausaha dan mengkomersilkan hasil pertanian. Meskipun Ardiansyah beralih ke metode pertanian modern, dia tidak melupakan cara-cara tradisional yang telah dia pelajari dari keluarga petani sebelumnya. Dia memahami perbedaan antara menggunakan cangkul dan cultivator, dan kini, bersama dengan generasi muda lainnya, dia berusaha untuk mengikuti arus perubahan dan meninggalkan metode pertanian tradisional demi kemajuan sektor pertanian. Setelah merasakan bahwa menjadi petani itu asik, Ardiansyah dan teman komunitasnya mendirikan Petani Muda Berkemajuan (PMB) yang sebelumnya dinamakan Komunitas Petani Muda Ujung Negeri. "Karena kami adalah kabupaten paling ujung utara di Kalbar,” ungkap Ardi. Sebagai informasi, PMB menjadi organisasi Petani Milenial pertama yang dikukuhkan oleh Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi pada Kamis 19 Agustus 2021. Ardiansyah mendapat amanah menjadi ketua. Saat ini, Ardiansyah memiliki lahan seluas 1,5 hektare yang dia tanami dengan pelbagai macam tanaman hortikultura seperti cabai, kacang panjang, semangka, melon, dan juga buah naga. Ardiansyah adalah contoh nyata dari seorang petani muda yang bersemangat dengan konsep pertanian terpadu. Keputusannya untuk hijrah dari profesi montir ke dunia pertanian telah membawanya pada kesuksesan dan memberikan inspirasi bagi banyak orang di sekitarnya. Dengan ketekunan dan semangatnya yang tak kenal lelah, Ardiansyah membuktikan bahwa petani modern memiliki banyak potensi dan peluang untuk mendapatkan kesejahteran dan kesuksesan ekonomi.

  • Lia Dahlia, Petani Milenial Raup Ratusan Juta dari Bertani Timun Organik

    Lia Dahlia adalah seorang petani milenial yang menjalankan usaha pertanian di Blufarm, Gunung Bunder 2, Kecamatan Pamijahan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Ia memiliki semangat tinggi untuk mengembangkan pertanian organik, khususnya budidaya timun, di lahan seluas 4000 meter persegi. Dalam usahanya, Lia dibantu oleh 15 orang pekerja yang mayoritas adalah penduduk sekitar yang sedang menganggur. Meskipun awalnya Lia tidak memiliki latar belakang di bidang pertanian, semangat dan keseriusannya untuk belajar dan menggeluti pertanian organik telah membawa hasil yang memuaskan. Modal awal yang ia investasikan dalam usaha pertaniannya mencapai Rp37 juta dengan target keuntungan mencapai Rp85 juta dalam sekali panen. Proses penanaman timun organik yang Lia lakukan berlangsung cepat dan efisien, sehingga ia dapat memanen hasilnya dalam waktu hanya dua bulan. Menurut Lia, menjadi seorang petani tidak ditentukan oleh background pendidikan atau keberuntungan semata. Ia membuktikan bahwa dengan kemauan, niat, dan keseriusan yang kuat, siapapun dapat berhasil dalam bidang pertanian. Lia bermotivasi untuk menjadi petani karena ingin memanfaatkan lahan tidur yang ada di sekitar kampungnya dan menyenangkan warga sekitar dengan hijaunya tanaman. Selain itu, ia ingin membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pertanian yang lebih baik dan modern, terutama dalam hal pertumbuhan tanaman yang lebih cepat dan penggunaan pupuk organik yang aman. Pengalaman bakti sosial (baksos) yang sering ia ikuti ke berbagai tempat, termasuk gang-gang kecil, telah menyadarkan Lia tentang pentingnya kepedulian terhadap sesama makhluk hidup. Dalam bertani, ia tidak berniat mengusir burung yang sering makan tanamannya, namun ia mencari cara untuk memberi makanan alternatif agar burung tersebut tidak merusak tanaman. Bagi Lia, saling berbagi dan gotong royong adalah hal yang penting dalam pertanian. Meskipun tidak bekerja di kantoran, Lia tetap menerapkan kedisiplinan waktu dalam usahanya. Ia mengutamakan fokus dan keberadaan tepat waktu, terutama dalam merawat tanaman yang membutuhkan perhatian khusus. Pertanian organik yang Lia geluti menjadi bukti komitmennya untuk menghasilkan produk yang berkualitas tanpa bahan kimia berbahaya. Lia berharap agar pertanian di Indonesia semakin maju dan berkelanjutan, serta adanya kolaborasi dan saling membantu antarpetani, terutama dalam hal pengetahuan dan pengalaman. Ia ingin melihat produk-produk pertanian Indonesia semakin berkembang dan menjadi unggulan di pasar domestik maupun internasional.

  • Kisah Sukses Kelompok Tani di Lampung Usaha Ternak Kambing

    Kelompok Tani Pandawa Baru, yang berlokasi di Pekon Karang Sari, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, telah menunjukkan perkembangan yang menggembirakan selama lebih dari satu tahun terakhir. Pada awalnya, kelompok ini mendapatkan modal dari Pemerintah Provinsi Lampung berupa 50 ekor kambing, 40 jantan, dan 10 betina. Kini, mereka dapat tersenyum semringah karena jumlah kambing telah berkembang biak menjadi sekitar 80 ekor. Ketua Kelompok Tani Pandawa Baru, Satiman, mengungkapkan bahwa bantuan ini datang dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Provinsi Lampung dengan bantuan dari program Pertanian Keluarga. Bantuan ini berupa dukungan untuk budidaya jagung seluas 1,5 hektar dan kambing, yang terus dikembangkan hingga saat ini. Kambing-kambing jantan banyak yang dijual dan ditukar dengan betina, karena betina lebih berkembang biak. Selama beberapa tahun terakhir, kelompok ini juga telah menerima bantuan berupa alat sprayer dan tahun ini diharapkan akan mendapatkan alat perajang pakan ternak/chopper. Dengan dukungan ini, kelompok tani dapat mengembangkan usaha mereka dengan lebih baik. Hasil penjualan jagung dan kambing menjadi tambahan penghasilan bagi anggota kelompok dan dapat digunakan kembali untuk pengembangan usaha, seperti menanam lebih banyak jagung, membeli kambing indukan, memperbarui kandang, serta membeli mesin giling pakan. Ketua Kelompok Tani Pandawa Baru berharap agar pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten terus memberikan bimbingan dan dukungan untuk pengembangan usaha mereka. Mereka menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam hal alat-alat pertanian yang menjadi prioritas bagi petani. Dengan dukungan yang tepat, mereka yakin bahwa potensi mereka sebagai petani dapat lebih optimal. Kelompok Tani Pandawa Baru dibentuk pada tahun 2019 dan saat ini memiliki 22 anggota petani. Selain beternak kambing, mereka juga memiliki pengelolaan kompos kandang yang bermanfaat bagi hasil pertanian anggota kelompok dan petani lain di Pekon Karang Sari. Salah seorang anggota kelompok, Eko Prasetyo menjelaskan teknis perawatan ternak kambing dan bagaimana mereka memanfaatkan kompos kandang untuk mengembangkan ladang mereka. Ia juga menyatakan bahwa kebutuhan pakan ternak dapat dipenuhi dengan mudah di pekon mereka. Kepala Pekon Karang Sari, Wahid Hasyim, menyampaikan apresiasi atas bantuan Program Pertanian Keluarga yang telah memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat. Tingkat hidup ekonomi anggota kelompok secara perlahan telah membaik. Wahid berharap agar Pemerintah Provinsi Lampung dapat memberikan bantuan lainnya untuk Pekon Karang Sari, termasuk tambahan kambing, sapi, dan alat-alat pertanian lainnya untuk memajukan kelompok tani di wilayah mereka. Dengan bantuan dari pemerintah dan semangat pantang menyerah dari anggota kelompok, Kelompok Tani Pandawa Baru bergerak maju menuju kesejahteraan petani dan pengembangan pertanian yang berkelanjutan. Mereka berharap dapat terus berkembang dan menjadi contoh bagi kelompok-kelompok tani lainnya dalam mengembangkan potensi pertanian di daerah mereka.

  • Kementan Imbau Petani Berhenti Gunakan Pupuk Kimia Berlebihan

    Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi peningkatan penggunaan pupuk kimia yang berlebihan, dan kondisi ini dapat menimbulkan sejumlah masalah serius mulai dari kerusakan kualitas tanah hingga pencemaran lingkungan. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi menemukan fakta bahwa penggunaan pupuk kimia atau pupuk anorganik di Indonesia telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Tidak sedikit petani mengunakan pupuk urea dalam kadar yang melebihi takaran. Seharusnya dalam satu hektar lahan cukup 2,5 kuintal pupuk kimia, justru malah sampai satu ton. Bahkan ada yang menggunakan dalam level sangat ekstrem yaitu tujuh sampai 10 jenis kimia seperti pestisida, insektisida, dan bakterisida secara bersamaan. Mereka menganggap hal ini akan dapat mengusir hama di lahan pertanian mereka. Sayangnya, kata Dedi, bukan hanya hama atau serangga perusak tanaman yang mati, tetapi mikroba penyubur tanah pun juga ikut mati termasuk mikro organisme dan makro organisme yang dibutuhkan untuk menjaga ekosistem juga iktu mati. Potensi bahaya lainnya akibat penggunakan pupuk secara berlebihan adalah resistensi organik klorin yang terkandung dalam kandungan pupuk kimia. Dalam jumlah yang melebihi batas ambang wajar, klorin memiliki daya racun yang luar biasa dan dapat tersimpan di dalam tanah maupun air. "Tidak ada mikroba yang mampu menghancurkan organ klorin. Residu organ klorin bisa bertahan 100 tahun bahkan 1000 tahun yang akan datang dengan daya toxic yang tetap, tidak berubah," ujar Dedi. Apabila klorin yang meresap ke dalam tanah akan membuat mikroba penyubur tanah menjadi mati. Bakteri pelarut dan dekomposer juga akan mati. Akibatnya, tanah menjadi tandus, kering-kerontang. Selain itu, klorin yang mudah larut dalam air pun bisa ikut hanyut bersama air hujan kemudian masuk ke dalam perairan seperti sungai, danau, kolam, dan air sumur atau sumber air tanah lainnya. "Kalau sudah begini, zooplankton mati, fitoplankton mati. Ikan-ikan mati, udang mati. Perairan kita pun mati," bebernya. Selain itu, residu pestisida atau pupuk kimia yang berlebihan akan semakin berbahaya, jika tertinggal atau terdapat pada produk pertanian. Hal itu bisa memicu kemunculan penyakit degeneratif dan kanker. Dedi mengajak para petani agar menggunakan pupuk ramah lingkungan. Karena pupuk ini dibuat dengan menggunakan sumber hayati dan tidak banyak menghasilkan efek samping terhadap tanah maupun lingkungan. "Gunakan pupuk secara berimbang. Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan juga tidak akan meningkatkan produksi, meskipun tanamannya terlihat hijau royo-royo. Tapi bijinya, buahnya, itu tidak (bertambah). Ya hanya hijaunya itu," kata Dedi. Dedi mengakui masih banyak kendala yang dihadapi para petani dalam penggunaan pupuk organik. Selain kurangnya penguasaan teknologi pembuatan pupuk organik, petani juga masih dihadapi inkonsistensi kualitas pupuk organik di berbagai daerah. Padahal bahan baku pupuk organik sangat banyak tersedia di lingkungan sekitar petani.

  • 10 Tips Berkebun di dalam Pot yang Sukses di Rumah

    Berkebun di dalam pot adalah cara yang menyenangkan dan praktis untuk menumbuhkan tanaman di lingkungan perkotaan atau rumah dengan lahan terbatas. Salah satu kelebihan utama berkebun dalam pot adalah fleksibilitas dan mobilitasnya. Anda dapat dengan mudah menggeser atau memindahkan pot-pot tersebut sesuai dengan kebutuhan, baik untuk mendapatkan sinar matahari yang optimal, menghindari kondisi cuaca ekstrem, atau mengubah tata letak dekorasi. Metode ini memungkinkan Anda menanam tanaman di ruang yang terbatas, seperti halaman belakang, balkon, atau jendela. Anda tidak memerlukan lahan yang luas seperti dalam berkebun di tanah, sehingga cocok untuk lingkungan perkotaan atau rumah dengan halaman kecil. Selain itu, pot dan kontainer membantu menjaga kebersihan dan memudahkan perawatan tanaman. Tanaman yang ditanam dalam pot cenderung lebih terlindungi dari gulma dan serangga berbahaya yang umumnya ada di tanah. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah mengontrol penyiraman secara lebih efisien. Karena jumlah air dapat diatur dengan tepat untuk setiap tanaman, menghindari pemborosan air, dan mencegah masalah akar busuk karena kelebihan air. Berkebun dalam pot juga lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Ini karena umumnya serangan hama dan penyakit yang umumnya ada di tanah. Pot memberikan perlindungan lebih bagi tanaman dan mengurangi kemungkinan penularan penyakit antara tanaman. Dan yang pasti, hemat tenaga dan biaya. Namun, menanam dalam pot harus dilakukan dengan baik dan benar. Berikut adalah 10 tips untuk mencapai keberhasilan dalam berkebun di dalam pot: 1. Pilih Pot yang Tepat: Pilih pot atau wadah yang sesuai untuk jenis tanaman yang ingin Anda tanam. Pastikan pot memiliki lubang drainase di bagian bawah untuk memastikan air berlebih dapat keluar dan tidak menyebabkan akar busuk. 2. Pilih Media Tanam yang Baik: Gunakan media tanam yang baik untuk menopang pertumbuhan tanaman. Campuran tanah pot yang ringan dan gembur dengan tambahan bahan seperti pasir, serat kelapa, atau kompos dapat memastikan drainase yang baik dan aerasi akar yang cukup. 3. Beri Pupuk dengan Bijaksana: Berkebun di dalam pot memerlukan penggunaan pupuk tambahan karena nutrisi di media tanam terbatas. Berikan pupuk yang sesuai untuk jenis tanaman dan ikuti petunjuk pemupukan secara benar. 4. Pilih Tanaman yang Sesuai: Pilih tanaman yang sesuai untuk lingkungan di dalam ruangan Anda, seperti tanaman indoor yang tahan cahaya rendah atau tanaman hias yang memiliki daun berwarna-warni. 5. Perhatikan Pencahayaan: Pastikan tanaman mendapatkan pencahayaan yang cukup. Letakkan pot di tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung setidaknya beberapa jam sehari atau gunakan lampu LED khusus untuk tanaman jika pencahayaan alami terbatas. 6. Jaga Keseimbangan Air: Tanaman di dalam pot memerlukan keseimbangan air yang tepat. Pastikan tanah tidak terlalu basah atau terlalu kering. Sentuh permukaan tanah untuk memeriksa kelembaban sebelum menyiram tanaman. 7. Praktikkan Penyiraman yang Tepat: Penyiraman harus dilakukan dengan bijaksana. Beberapa tanaman membutuhkan penyiraman lebih sering daripada yang lain. Selalu perhatikan kebutuhan air dari setiap tanaman yang Anda tanam. 8. Pindahkan Tanaman yang Bertumbuh: Jika tanaman Anda mulai terlihat terlalu besar untuk potnya, pertimbangkan untuk memindahkannya ke pot yang lebih besar untuk memberikan ruang yang cukup bagi akar dan pertumbuhannya. 9. Jaga Kebersihan Pot dan Tanaman: Pastikan Anda menjaga kebersihan pot dan tanaman. Bersihkan daun dari debu dan kotoran secara berkala untuk memastikan tanaman tetap sehat dan berfungsi dengan baik. 10. Observasi dan Interaksi: Berinteraksi dengan tanaman Anda dengan rajin mengamati perkembangannya. Jika ada tanda-tanda masalah seperti hama atau penyakit, tanggapi dengan cepat untuk mencegah masalah lebih lanjut.

  • Cara Membuat Hidroponik di Rumah untuk Kebutuhan Sayuran Sehari-hari

    Hidroponik adalah metode bertanam tanpa menggunakan tanah, di mana akar tanaman disokong dengan larutan nutrisi yang kaya akan unsur hara. Metode ini semakin populer karena mengurangi penggunaan tanah, menghemat air, dan dapat diterapkan di lingkungan perkotaan dengan lahan terbatas. Membuat sistem hidroponik di rumah tidaklah sulit dan dapat menjadi solusi praktis untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari-hari. Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat hidroponik di rumah: Pilih Sistem Hidroponik Ada beberapa jenis sistem hidroponik yang dapat Anda pilih untuk digunakan di rumah. Beberapa pilihan yang umum digunakan antara lain sistem rakit apung (floating raft), sistem sumbu (wick system), sistem irigasi tetes (drip system), atau sistem NFT (Nutrient Film Technique). Pilih sistem yang sesuai dengan kebutuhan dan ketersediaan bahan sesuai kemampuan masing-masing. Karena setiap sistem ada kekurangan dan kelebihannya. Siapkan Wadah Anda dapat menggunakan berbagai jenis wadah sebagai tempat untuk menanam tanaman hidroponik. Wadah plastik atau ember bekas dapat menjadi pilihan yang baik. Pastikan wadah tersebut bersih dan bebas dari bahan kimia berbahaya. Buat Larutan Nutrisi Larutan nutrisi adalah campuran air dengan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk tumbuh. Anda dapat membeli pupuk hidroponik siap pakai atau membuatnya sendiri dengan mencampurkan pupuk hidroponik dalam air sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Pastikan untuk mengikuti petunjuk pada kemasan pupuk. Persiapkan Media Tanam Meskipun hidroponik tidak menggunakan tanah, Anda masih memerlukan media tanam untuk menopang tanaman. Media tanam dalam hidroponik bisa berupa arang sekam, kerikil, serat kelapa, atau rockwool. Pastikan media tanam tersebut steril dan memungkinkan akar tanaman untuk tumbuh dengan baik. Penanaman Pilih bibit sayuran yang sesuai untuk hidroponik. Sayuran seperti selada, bayam, kangkung, dan pak choi merupakan pilihan yang baik karena cocok untuk sistem hidroponik. Tanam bibit ke dalam media tanam dengan hati-hati, pastikan akar benar-benar tertutup oleh media tanam. Pengaturan Sistem Hidroponik Sesuaikan sistem hidroponik yang Anda pilih sesuai dengan kebutuhan tanaman. Pastikan tanaman mendapatkan akses yang cukup ke larutan nutrisi dan air. Periksa secara teratur agar sistem tetap berjalan dengan baik. Pencahayaan yang Cukup Tanaman hidroponik membutuhkan pencahayaan yang cukup untuk fotosintesis. Tempatkan wadah hidroponik di tempat yang mendapatkan sinar matahari langsung atau gunakan lampu LED khusus tanaman jika Anda menanam di dalam ruangan. Perawatan Periksa secara teratur kondisi tanaman, larutan nutrisi, dan pH larutan. Pastikan pH larutan berada dalam kisaran yang tepat untuk pertumbuhan tanaman. Berikan pupuk hidroponik secara berkala sesuai dengan kebutuhan tanaman. Masa Panen Sayuran dalam sistem hidroponik biasanya tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tanah. Panenlah sayuran saat sudah mencapai ukuran yang sesuai untuk dikonsumsi. Kendala Menanam Hidroponik yang Perlu Diperhatikan Meskipun metode hidroponik memiliki banyak kelebihan, tetapi ada beberapa kendala yang mungkin dihadapi saat menanam tanaman dengan sistem ini. Beberapa kendala umum dalam tanaman hidroponik adalah sebagai berikut: Salah satu kendala utama adalah masalah dengan pH larutan nutrisi. Jika pH tidak sesuai, tanaman tidak dapat menyerap nutrisi dengan baik, yang dapat mengakibatkan pertumbuhan yang buruk atau bahkan matinya tanaman. Monitoring dan penyesuaian pH secara teratur sangat penting. Walaupun tanaman hidroponik kurang rentan terhadap penyakit tanah, tetapi masih ada risiko serangan penyakit atau hama yang bisa merusak tanaman. Kebersihan sistem dan pencegahan secara teratur perlu dilakukan untuk menghindari masalah ini. Mengatur keseimbangan air adalah kunci sukses dalam hidroponik. Kelebihan atau kekurangan air dapat menyebabkan masalah seperti akar membusuk atau kekeringan. Memantau kelembaban media tanam dan memastikan sistem irigasi bekerja dengan baik penting untuk menghindari masalah ini. Akar tanaman hidroponik membutuhkan oksigen untuk bernafas. Jika akar tidak mendapatkan cukup oksigen, tanaman dapat mengalami "akar lemas" atau gagal tumbuh dengan baik. Penggunaan sistem aeroponik atau menjaga tingkat oksigen yang cukup di dalam larutan nutrisi adalah cara mengatasi masalah ini. Suhu ekstrem, baik terlalu panas atau terlalu dingin, dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman hidroponik. Tanaman mungkin tidak tumbuh dengan baik atau bahkan mati akibat perubahan suhu yang drastis. Untuk mengatasi kendala-kendala ini, penting untuk memantau secara rutin kondisi tanaman dan sistem hidroponik, serta melakukan perawatan dan penyesuaian yang diperlukan. Pemahaman yang baik tentang cara kerja hidroponik dan penanganan masalah secara tepat akan membantu Anda mencapai hasil yang sukses dalam menanam tanaman hidroponik.

  • Mengenal Tanaman Buah yang Cocok Ditanam di Halaman Rumah

    Memiliki kebun buah di halaman rumah tidak hanya memberikan keindahan visual, tetapi juga manfaat praktis. Tanaman buah di halaman rumah dapat memberikan hasil panen yang segar, menyediakan makanan sehat, dan meningkatkan keberagaman tumbuhan di lingkungan sekitar. Menanam buah di halaman rumah memiliki banyak manfaat, baik secara ekonomi, kesehatan, maupun lingkungan. Dengan menanam buah di halaman rumah, Anda memiliki akses langsung ke buah-buahan segar. Buah-buahan yang baru dipetik memiliki rasa dan gizi yang lebih baik daripada buah yang telah dipanen dan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, beragam gizi dalam makanan harian bisa terpenuhi dengan mudah. Setiap jenis buah memiliki kandungan nutrisi yang berbeda, sehingga dapat memberikan beragam manfaat kesehatan. Yang tak kalah penting, menanam buah di halaman rumah dapat menghemat biaya, terutama jika Anda biasanya membeli buah-buahan segar dari pasar atau toko. Selain itu, tanaman buah juga memerlukan perawatan lebih sedikit daripada tanaman sayuran yang membutuhkan penanaman ulang setiap musim. Berikut adalah beberapa tanaman buah yang cocok untuk ditanam di halaman rumah: Pohon Pisang Tanaman pisang memang paling cocok di daerah tropis atau subtropis, pisang adalah pilihan yang bagus. Tanaman pisang tumbuh subur di iklim hangat dan lembap. Tanaman ini juga tumbuh dengan cepat sehingga Anda dapat menikmati hasil panen dalam waktu singkat. Pohon Jeruk Jeruk adalah pilihan yang populer untuk daerah beriklim hangat. Jenis jeruk seperti jeruk manis, jeruk keprok, atau jeruk bali relatif mudah untuk ditanam dan memerlukan sedikit perawatan. Kandungan vitamin C dalam jeruk tak diragukan lagi. Pohon Markisa Markisa atau passion fruit sangat cocok untuk iklim hangat. Tanaman ini memberikan buah unik yang memiliki rasa manis dan asam. Selain buahnya yang lezat, tanaman ini juga menambahkan sentuhan dekoratif dengan bunga-bunga indahnya. Pohon Apel Apel adalah tanaman buah yang dapat tumbuh baik di daerah beriklim sedang hingga dingin. Pastikan Anda memilih varietas apel yang cocok untuk iklim Anda dan memiliki waktu berbunga yang serupa agar berhasil berbuah. Pohon Pepaya Pepaya adalah tanaman buah tropis yang mudah tumbuh dan cepat berbuah. Mereka menyediakan buah lezat yang kaya akan nutrisi dan enzim pencernaan. Pohon Delima Pohon delima memberikan buah berwarna merah cerah yang mengandung banyak antioksidan. Tanaman ini cocok untuk daerah beriklim hangat atau sedang. Tanaman Stroberi Stroberi adalah tanaman buah yang dapat ditanam dalam pot atau di kebun vertikal. Mereka menyediakan buah manis dan segar, serta memberikan sentuhan estetika yang menarik. Semak Blueberry Jika Anda tinggal di daerah beriklim sedang hingga dingin, blueberry adalah pilihan yang bagus. Tanaman ini menghasilkan buah lezat yang kaya akan antioksidan, serta memiliki daun hijau yang menarik sepanjang tahun. Pohon Ceri Ceri adalah pohon buah yang indah dan memberikan buah lezat. Mereka cocok untuk daerah beriklim sedang hingga dingin. Pastikan ada penyerbukan silang dengan menanam dua pohon ceri yang berbeda varietas. Semak Raspberry Raspberry adalah semak buah yang menyediakan buah lezat dan sehat. Mereka tumbuh subur di daerah beriklim sedang. Selain tanaman buah di atas, masih banyak lagi jenis tanaman buah yang bisa ditanam di pekarangan rumah, seperti mangga, jambu air maupun jambu kristal dan lain sebagainya. Tapi ingat, meskipun banyak pilihannya, tetap butuh perawatan yang baik dan benar agar kebun buah di halaman rumah menjadi sumber kebahagiaan dan kelezatan.

  • Perkebunan Sawit Kaltim Sumbang 30 Persen Target Penurunan Emisi Dunia

    Perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur (Kaltim) menyumbang 30 persen dari target penurunan emisi yaitu sebesar 42 juta ton co2e. Itu disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Provinsi Kaltim Sri Wahyuni saat bertemu dengan Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) Untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss, Jumat (22/7/2023). “Kami ingin sampaikan update dari isu perkebunan kelapa sawit. Bahwa perkebunan kelapa sawit menyumbang 30 persen dari target penurunan emisi sebesar 42 juta ton co2e di Kaltim,” kata Sekda Sri Wahyuni di Kantor Permanent Mission Republic of Indonesia, 16 Rue de Saint-Jean Geneva 1203, Switzerland. Dengan begitu, Sri Wahyudi menegaskan sama sekali tidak beralasan bahwa ada yang menyebut sawit merusak lingkungan dan sebagainya. Dia meyakinkan, informasi mengenai manfaat kelapa sawit terhadap penurunan emisi ini bukan sekadar klaim provinsi, sebab atas komitmen dan kerja keras ini, Kaltim telah menerima pembayaran kompensasi dana karbon dari Bank Dunia atau World Bank sebesar USD 20,9 juta atau setara Rp300 miliar. Menurutnya, dana tersebut dikelola melalui Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH) Kementerian Keuangan dan pada tahun 2022 lalu, Kaltim telah menerima distribusi transfer sebesar Rp69 miliar. Pembayaran dana kompensasi karbon ini pun telah dilalui melalui proses verifikasi dan validasi yang sangat ketat dari World Bank. Selanjutnya, dirinya juga menyampaikan bahwa perkebunan sawit di Kaltim sama sekali tidak dilakukan di kawasan hutan, tetapi di areal nonkehutanan atau areal penggunaan lain (APL) sesuai ketentuan rencana tata ruang wilayah provinsi (RTRWP). “Selain itu, kami semua berkomitmen untuk tidak menanam sawit di areal dengan nilai konservasi tinggi. Artinya, kami tetap menjaga tutupan hutan. Sawit hanya ditanam di areal nonkehutanan,” tegas dia. Di Kaltim sendiri setidaknya ada sekitar 60.000 hektare lahan perkebunan sawit dengan nilai konservasi tinggi yang dipertahankan untuk tidak ditanami. Komitmen menjaga lingkungan ini didukung oleh seluruh pemangku kepentingan, perusahaan dan masyarakat, tentu dengan regulasi pemerintah yang ramah lingkungan. “Mudah-mudahan ini bisa menjadi bahan amunisi Pak Dubes sebagai complainer di WTO,” harap Sekda Sri Wahyuni. Hambatan dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit ini ditegaskan bukan soal lingkungan, melainkan persaingan bisnis. Eropa memerlukan jumlah hektare yang jauh lebih banyak untuk menanam bunga canola atau bunga matahari agar bisa menghasilkan minyak goreng yang setara dengan satu hektare perkebunan sawit di Indonesia.

  • Kenali Gejala Penyakit Kelapa Sawit dan Solusinya

    Pengetahuan mengelola pertanian kelapa sawit menjadi hal yang sangat penting agar produksi pertanian tetap berjalan lancar dan tidak terganggu. Pengetahuan mengenai berbagai penyakit yang sering menyerang tanaman kelapa sawit juga merupakan kunci untuk menjaga kelangsungan produksi yang optimal. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil panen sawit, dan tidak jarang faktor-faktor tersebut berhubungan dengan serangan hama atau penyakit. Sebagai petani kelapa sawit, para petani harus selalu mewaspadai berbagai penyakit yang bisa menyerang tanaman kelapa sawit. Beberapa di antaranya adalah penyakit busuk akar, di mana blast disease menyerang akar kelapa sawit dan mengubah warna daun dari hijau menjadi kuning. Penyakit ini menyebabkan tanaman menjadi lemah dan tumbuh tidak normal, berdampak pada produksi hasil panen yang tidak optimal. Penyakit busuk pangkal batang juga menjadi ancaman serius, disebabkan oleh jamur Ganoderma yang dapat menyebabkan daun pucat, patah, dan layu, bahkan batang kelapa sawit membusuk. Selain itu, penyakit umum yang menyerang tanaman kelapa sawit adalah busuk kuncup atau spear rot merupakan. Gejala dari penyakit ini adalah tunas tanaman yang membusuk dan berwarna coklat saat sudah dewasa. Berikut adalah beberapa penyakit yang perlu diwaspadai oleh para petani kelapa sawit: 1. Penyakit busuk akar (blast disease): Penyakit ini dapat dikenali dengan gejala perubahan warna daun dari hijau menjadi kuning pada tanaman sawit. Serangan jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp. menyebabkan akar kelapa sawit menjadi busuk. Penyakit ini dapat menyerang bibit dan tanaman dewasa, mengakibatkan kelapa sawit menjadi lemah dan tumbuh tidak normal, yang pada akhirnya berdampak pada produksi hasil panen yang tidak maksimal. 2. Penyakit busuk pangkal batang: Penyakit ini disebabkan oleh jamur Ganoderma applanatum, Ganoderma lucidum, dan Ganoderma pseudofferum. Gejala penyakit ini meliputi daun tanaman kelapa sawit yang menjadi pucat, patah, dan layu. Pangkal batang akan berubah warna menjadi hitam, dan batang kelapa sawit akan membusuk berwarna coklat muda. Penyakit ini dapat menyebabkan gagal panen karena bahayanya bisa menular ke tanaman yang sehat. 3. Penyakit busuk kuncup (Spear rot): Penyakit ini menyebabkan tunas tanaman kelapa sawit menjadi membusuk dan berwarna coklat saat sudah dewasa. Saat tunas dewasa, kuncupnya berputar bengkok dan melengkung. Meskipun penyebab pasti belum dapat dipastikan, penyakit ini sering menyerang tanaman kelapa sawit. 4. Penyakit garis kuning: Disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum, penyakit ini kerap menyerang bibit tanaman kelapa sawit karena faktor keturunan. Gejala penyakit ini terlihat dari munculnya bintik-bintik oval kuning dengan warna coklat di tengah daun tanaman sawit. Daun yang terserang penyakit ini akan menjadi kering dan akhirnya gugur. 5. Antraknosa: Penyakit ini biasanya disebabkan oleh beberapa jenis jamur seperti Melanconium sp, Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum. Gejala antraknosa meliputi munculnya bercak berwarna cokelat tua pada ujung dan tepi daun tanaman sawit yang terinfeksi. Selain itu, daun yang terkena akan layu dan mati, mengurangi potensi hasil panen kelapa sawit.

  • Kementan Luncurkan Learning Management System

    Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan aplikasi Learning Management System (LSM). Aplikasi ini diharapkan mampu memudahkan para petani dalam mengembangkan agribisnis atau bisnis pertanian. Aplikasi ini diluncurkan bersamaan dengan acara sarasehan petani milenial yang dihadiri langsung oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dan pejabat eselon 1, eselon 2 lingkup Kementan, serta ratusan petani milenial dari berbagai wilayah di Indonesia. Aplikasi Learning Management System merupakan salah satu inovasi dari Kementerian Pertanian yang dibuat untuk bisa mengikutsertakan semua petani milenial dalam mengakses modul-modul terbuka secara online. Kepala Pusat Pendidikan Pertanian Kementan, Idha Widi Arsanti menjelaskan mengenai mekanisme aplikasi ini, para petani dapat mengakses aplikasi LSM tanpa hambatan sehingga lebih memudahkan petani dalam mengembangkan kegiatan pertanian dan bisnis lebih maju. Diharapkan dari aplikasi ini, para petani dapat mengembangkan usahanya dan memperluas kapasitas dalam mengembangkan usaha di sektor pertanian. Dengan aplikasi ini, para petani dimudahkan dalam mengakses informasi yang mereka butuhkan. Informasi yang tersedia dalam aplikasi LSM ini meliputi literasi keuangan, manajemen hingga teknis pengelolaan dan dan pemasaran produk pertanian. Sebelum resmi diluncurkan, Kementan bersama dengan pihak terkait telah mensosialisasikan aplikasi Learning Management System secara berjenjang mulai dari UPT di daerah Polbangtan, balap pelatihan, dinas pertanian, hingga ke penerima manfaat yakni, petani milenial.

  • Inovasi Sawit 4.0 dari IPB Bikin Pendataan Sawit Lebih Presisi

    Dalam upaya memaksimalkan potensi perkebunan kelapa sawit, terutama yang dimiliki oleh petani rakyat, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan menyadari pentingnya pemetaan dan pendataan yang presisi. Peremajaan perkebunan sawit rakyat menjadi salah satu fokus utama untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing kelapa sawit Indonesia di pasar global. Salah satu terobosan inovatif yang telah dikembangkan untuk memajukan industri sawit adalah "Sawit 4.0". Di antara bagian penting dari inovasi ini adalah Model OPTIMAL (Oil Palm Tree Identification based on Machine Learning) yang dikembangkan oleh tim peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Tujuan dari pengembangan model ini adalah untuk memberikan pendekatan pemetaan perkebunan kelapa sawit rakyat yang lebih efisien dan akurat. OPTIMAL-IPB merupakan model pemetaan berbasis objek yang menggunakan teknologi deep learning untuk mendeteksi pohon kelapa sawit pada citra satelit resolusi tinggi. Dengan menggunakan citra resolusi tinggi, model ini dapat mengidentifikasi objek kelapa sawit yang tersebar dan kecil, bahkan di lokasi yang sempit dan bercampur dengan tanaman lain. Hal ini menjadi penting karena sebagian besar kebun sawit rakyat memiliki karakteristik yang berukuran kecil dan terfragmentasi. Dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi pohon kelapa sawit secara akurat, OPTIMAL-IPB memberikan manfaat besar dalam pendataan perkebunan kelapa sawit rakyat. Data yang terkumpul dapat digunakan untuk mengoptimalkan pola budidaya, meningkatkan produktivitas, dan memastikan keberlanjutan industri sawit yang lebih berkelanjutan. Salah satu aspek penting dari inovasi ini adalah pemanfaatan citra satelit resolusi tinggi yang dapat diakses secara gratis dari platform seperti Google dan Microsoft. Hal ini mengurangi biaya dan memungkinkan pemetaan dilakukan secara lebih cepat dan terstandar. Model OPTIMAL-IPB juga telah berhasil diuji coba untuk memetakan sebaran perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi Jambi dengan hasil yang sangat memuaskan. Dalam jangka panjang, diharapkan OPTIMAL-IPB dapat digunakan untuk pemetaan perkebunan kelapa sawit rakyat di seluruh Indonesia. Dengan data yang akurat dan terintegrasi, implementasi program-program peremajaan dan pengelolaan perkebunan dapat berjalan lebih efektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Selain itu, penggunaan teknologi ini juga dapat membantu mengatasi tantangan dalam penerapan standar Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di perkebunan kelapa sawit rakyat. Dengan adanya inovasi Sawit 4.0 seperti OPTIMAL-IPB, industri kelapa sawit di Indonesia dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian negara. Selain itu, pendekatan inovatif ini juga dapat membantu menjaga keseimbangan antara keberlanjutan lingkungan dan kepentingan ekonomi dalam industri sawit, sehingga mendukung upaya untuk menjaga citra produk kelapa sawit Indonesia di pasar global.

  • Upaya Kementan Wujudkan Pertanian Ramah Lingkungan

    Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengambil peran penting dalam mendorong pertanian berkelanjutan melalui pola sistem pertanian yang ramah lingkungan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menekankan bahwa kunci utama untuk meningkatkan mutu dan produktivitas pertanian terletak pada sumber daya manusia pertanian, yaitu petani dan penyuluh. Dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia pertanian, sektor pertanian dapat maju, mandiri, dan modern. Menghadapi perubahan iklim yang tak menentu, pelaku pertanian dituntut untuk menciptakan pertanian yang lebih ramah lingkungan dan dapat beradaptasi dengan fenomena alam lainnya seperti El Nino. Dengan demikian, produktivitas dan keragaman komoditi pertanian dapat dicapai secara berkelanjutan. Pertanian ramah lingkungan harus didasarkan pada pengelolaan ekosistem yang bijaksana, dengan menjaga kesehatan ekosistem dan menghindari eksploitasi berlebihan terhadap sumber daya alam. Konsep pertanian ramah lingkungan sejalan dengan visi pertanian berkelanjutan yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Prioritas Nasional (PN) 6, yang mencakup pembangunan lingkungan hidup, peningkatan ketahanan bencana dan perubahan iklim, serta pembangunan rendah karbon. Berbagai bentuk penerapan pertanian ramah lingkungan telah diidentifikasi, antara lain pertanian cerdas iklim (Climate Smart Agriculture/CSA), pertanian terintegrasi (integrated farming), dan pertanian organik. Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem yang mengelola seluruh sumber daya pertanian dan input usaha tani secara bijak dengan berbasis inovasi teknologi. Tujuannya adalah untuk mencapai produktivitas berkelanjutan dan menguntungkan secara ekonomi dengan risiko rendah. Salah satu tantangan dalam menerapkan pertanian ramah lingkungan adalah kecenderungan petani menggunakan pestisida dan pupuk kimia secara berlebihan, yang berdampak buruk pada lingkungan dan kualitas hasil pertanian. Residu pestisida dan pupuk kimia yang berlebihan dapat berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama berkontribusi pada munculnya penyakit degeneratif dan kanker. Untuk meningkatkan kesadaran dan mengubah mindset petani menuju pertanian ramah lingkungan, diperlukan peningkatan kompetensi dan kapasitas para petani dan penyuluh melalui pelatihan. Salah satu inisiatif yang diambil adalah Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh yang diselenggarakan oleh Badan PPSDM Pertanian. Pelatihan ini telah mencapai Volume ke-7 dan berlangsung selama tiga hari dengan kurikulum yang mencakup berbagai aspek pertanian ramah lingkungan, seperti kebijakan pengembangan pertanian ramah lingkungan, teknologi konservasi tanah dan air, serta penerapan sistem pertanian terintegrasi dan organik. Pentingnya peran penyuluh dalam memfasilitasi perubahan perilaku petani menuju pertanian ramah lingkungan juga menjadi sorotan. Melalui penyuluhan yang berkelanjutan, petani diharapkan dapat mengubah pemahaman dan mampu mengimplementasikan praktik pertanian ramah lingkungan. Dukungan dari semua pihak, termasuk stakeholder pertanian, juga menjadi kunci dalam mewujudkan pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Pesan dari Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, kepada para petani adalah untuk menciptakan kemandirian dalam menciptakan pestisida nabati dan pupuk organik sendiri. Teknologi tersebut telah tersedia dan diketahui oleh petani dan penyuluh, dan langkah selanjutnya adalah menggerakkan para pelaku pertanian untuk kembali mengadopsi praktik pertanian ramah lingkungan. Dengan begitu, dapat diharapkan bahwa jika bumi dijaga, maka bumi pun akan menjaga kita. Pertanian ramah lingkungan menjadi suatu langkah strategis dalam mewujudkan pertanian berkelanjutan yang tidak hanya menghasilkan hasil pertanian yang berkualitas tinggi, tetapi juga menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia. Melalui kolaborasi antara pemerintah, petani, penyuluh, dan semua pihak terkait, pertanian ramah lingkungan dapat menjadi kunci untuk mencapai pertanian yang maju, mandiri, dan modern, serta berkontribusi pada pembangunan nasional yang berkelanjutan.

bottom of page