Search Results
328 results found with an empty search
- Petani Berkaki Satu Sulap Kebun Kelengkeng Jadi Agrowisata di BorobudurKeterbatasan fisik tidak menghalangi siapapun untuk berkarya. Prinsip inilah yang dipedomani oleh Serda Mugiyanto, seorang prajurit TNI yang kehilangan salah satu kakinya akibat terkena ranjau saat ditugaskan di daerah konflik pada tahun 2000. "Seperti saya memiliki kekurangan, kaki saya satu, tapi bagaimana saya bisa berdiri di atas kaki sendiri," ujar Mugiyanto dalam sebuah video di YouTube Kementerian Pertanian RI. Sosok Mugiyanto boleh dikatakan sebagai panutan para petani. Dia seorang anggota TNI sekaligus petani yang membudidayakan buah kelengkeng varietas kateki di daerah Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Dia membuat kebun buah kelengkeng kateki di atas lahan seluas 1,3 hektar pada tahun 2015. Letak kebunnya hanya berjarak 1 kilometer dari arah barat Candi Borobudur. Kebuh buah kelengkeng itu menjadi aset Badan Usaha Milik Desa (BUMdes) yang dikelola Serda Mugiyanto secara langsung. Dia mendesain kebuh buah kelengkeng dengan konsep agroedukasi dan agrowisata sehingga kebun itu bisa mendatangkan keuntungan dari berbagai jalur. Selain dari hasil buah kelengkeng, keuntungan juga didapatkan dari kunjungan wisatawan. “Jadi kita sampaikan dalam bertani atau berkebun, diusahakan agar tidak satu lubang untuk mendapatkan hasil,” ujar Mugiyanto. Di kalangan para petani buah kelengkeng, Mugiyanto adalah contoh nyata bagaimana ketekunan dan keuletan bertani mampu mengantarkannya sebagai petani sukses meski dalam keterbatasan. Dalam satu tahun, Mugiyanto mampu menyuplai 50 ton buah kelengkeng dari 250 pohon. Satu tangkai dari satu pohon saja, bisa menghasilkan 4,5-5 kilogram kelengkeng kateki. Berkat capaian dan keunggulan ini, kebun milik badan usaha desa ini dinobatkan menjadi kebun buah terbaik di Indonesia dan telah mendapatkan verifikasi dari Kementerian Pertanian. Karena Mugiyanto mengembangkan pembuahan di luar musim, setiap kali wisatawan berkunjung ke kebun itu, selalu ada buah yang siap panen karena di antara keunggulan kelengkeng varietas kateki adalah bisa dibuahkan kapan saja. “Ini memiliki nilai ekonomi cukup tinggi, memiliki daya saing yang cukup tinggi juga,” pungkas Mugiyanto. Kelengkeng kateki merupakan varietas kelengkeng paling unggul di Indonesia, berbuah lebat dan rasanya manis, dan memiliki daya tahan tinggi selama penyimpanan tanpa pengawet. Untuk memperoleh hasil maksimal, Mugiyanto menyarankan untuk teliti dalam memilih benih atau bibit kelengkeng kemudian agroclimate untuk menentukan teknologi dalam perawatan. 
- Lindungi Petani, Kementan Awasi Ketat Peredaran Pupuk dan Pestisida PalsuSupaya tidak merugikan petani, Kementerian Pertanian meningkatkan pengawasan terhadap peredaran pupuk dan pestisida palsu. Direktur Pupuk dan Pestisida Kementan Tommy Nugraha menerangkan, peredaran pupuk dan pestisida menyisakan banyak persoalan. Salah satunya pestisida ilegal atau tidak terdaftar, pestisida palsu, dan mutu di luar batas toleransi. Dalam rangka mengantisipasi peredaran pupuk dan pestisida palsu, pemerintah sudah menerbitkan peraturan perundang-undangan baik di pusat maupun daerah tentang pengawasan pupuk dan pestisida. Pemerintah juga sudah membentuk tim penyidik dari pegawai negeri sipil (PNS) pusat dan daerah. Mereka telah mendapat pelatihan kerja sama dengan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Baca juga: Dua Aturan Terbaru Kementan untuk Atasi Keterbatasan Pupuk Optimalkan Penyaluran Pupuk Bersubsidi, Kementan Gandeng Ombudsman Sementara itu, Direktorat Jenderal (Ditjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan saat ini terus berupaya mencegah pemalsuan pupuk dan pestisida dengan mengoptimalkan Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) pusat dan daerah. Kementan juga sudah meminta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) ikut mendorong pemerintah kabupaten/provinsi dalam kegiatan KP3 daerah, terutama dalam penyediaan anggaran. “Sekarang ini ada yang menyediakan, ada juga yang tidak. Tapi sebagian besar memang tidak menyediakan anggaran khusus untuk KP3,” ujar Tommy Nugraha, Selasa (28/3/2023). Selain itu, Kementan juga turut melakukan sosialisasi dan pembinaan kios penjualan pupuk dan pestisida, serta koordinasi dengan Satgas Pangan dari Bareskrim Polri. “Untuk pengawasan di tingkat produsen, secara rutin pemerintah melakukan pemeriksaan di tingkat produksi sampai kesesuaian label hingga pengawasan peredaran pupuk dan pestisida,” katanya. Pupuk palsu yang tidak diketahui mutunya sangat merugikan petani karena pupuk palsu dijual dengna harga yang sama dengan pupuk asli tetapi memiliki kualitas rendah. Sesuai arahan dari Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), untuk menjaga standar mutu dan efektivitas pupuk, peredaran pupuk perlu untuk diawasi agar pupuk yang digunakan petani benar-benar dapat menghasilkan produk pertanian yang terjamin mutu dan kualitasnya. Mentan Syahrul mengatakan, produsen pupuk dan pestisida juga dirugikan karena terkait hak kekayaan intelektual, termasuk paten, hak cipta, hak desain industri, merek dagang hak varietas tanaman, dan indikasi geografis. "Yang tidak kalah penting adalah dapat menghambat ekspor komoditas hasil pertanian karena hasil pertanian tidak maksimal,” ujar Mentan SYL. 
- 10 Sayur yang Baik Dikonsumsi saat BerpuasaMenjaga makanan saat berpuasa sangat penting karena makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh dan menjaga kesehatan. Tubuh tidak menerima asupan makanan dan minuman dalam jangka waktu yang cukup lama saat berpuasa. Maka mengonsumsi makanan sehat dan bergizi saat berbuka membantu memperbaiki kerusakan sel-sel tubuh. Makanan yang tepat dapat membantu menjaga keseimbangan gula darah dan meminimalkan rasa lapar dan dehidrasi selama perut kosong. Memilih makanan yang tepat, berarti memastikan tubuh mendapatkan nutrisi yang cukup, termasuk protein, karbohidrat, lemak, serat, dan vitamin yang dibutuhkan tubuh. Hal ini juga penting untuk mencegah penyakit seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung, yang dapat berkembang akibat makanan yang tidak sehat saat berbuka. Baca juga: 5 Bumbu Dapur yang Bisa Kamu Tanam di Pot Vertikal Garden, Solusi Buang Polusi Dengan Memanfaatkan Lahan Sempit Oleh karena itu, menjaga makanan saat berpuasa sangatlah penting untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Berikut rekomendasi 10 sayur yang cocok dikonsumsi saat puasa: 1. Brokoli: mengandung vitamin A, C, zat antioksidan, dan serat yang tinggi sehingga sangat baik untuk dikonsumsi sebagai makanan penambah sistem kekebalan tubuh selama bulan puasa. 2. Jamur: selain dapat menjadi alternatif pengganti daging, jamur juga mengandung nutrisi yang baik untuk meningkatkan imunitas tubuh saat menjalani ibadah puasa. 3. Bayam: kaya akan vitamin C, antioksidan, dan beta karoten yang sangat baik untuk meningkatkan dan melawan infeksi pada sistem kekebalan tubuh. 4. Kubis: mengandung vitamin C yang tinggi dan sangat baik dalam menjaga dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 5. Wortel: selain baik untuk kesehatan mata, wortel juga dipercaya dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh karena kandungan vitamin A dan beta karoten di dalamnya. 6. Pakcoy: kaya akan selenium, vitamin C, dan zat antioksidan yang melindungi tubuh dari radikal bebas serta meningkatkan respon kekebalan tubuh terhadap infeksi. 7. Paprika merah dan cabai: kedua sayuran ini mengandung banyak vitamin C dan dapat membantu meningkatkan imunitas tubuh. Tapi keduanya tidak dianjurkan bagi penderita sakit maag. 8. Tomat: mengandung lycopene, vitamin C, vitamin A, vitamin K, kalium, dan folat yang sangat baik untuk menjaga kekuatan sistem imun tubuh. 9. Bunga kol: mengandung senyawa glutathione yang dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan melindungi tubuh dari flu. 10. Kale: kaya akan vitamin C dan E yang tinggi dan sangat baik untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Di atas adalah rekomendasi sayur yang dapat dikonsumsi saat puasa. Semoga bermanfaat! 
- Peduli Konservasi Lahan, Kelompok Tani NTT Budidaya Tanaman PerkebunanSebagai bentuk kepedulian terhadap konservasi lahan, sebuah kelompok tani di Provinsi Nusa Tenggara Timur mengembangkan budidaya tanaman perkebunan. Inisiatif dari Kelompok Tani Wonga Wali di Dusun Tuanio, Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro untuk mengembangkan tanaman perkebungan mendapatkan apresiasi dari Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do. Tanaman pertama yang dikembangkan mereka adalah pala. Penanaman perdana bibit pala dilakukan pertama kali oleh Kelompok Tani Wonga Wali bersama Bupati Nagekeo pada akhir Januari lalu di kebun milik salah satu anggota yang berlokasi di bukit Tuanio. Di wilayah Tuanio masih banyak terdapat lahan kosong dan dipandang cocok untuk komoditi perkebunan berumur panjang seperti pala. Baca juga: Kelompok Tani di Cimahi Fasilitasi Warga Difabel Bercocok Tanam Poktan Ogan Ilir Panen Jagung Ketan Program CSR PT Sampoerna Agro Tbk Ketua Kelompok Tani Wonga Wali, Kasmirus Ceme, mengatakan bibit pala yang ditanam berasal dari bantuan Bupati Nagekeo secara pribadi merespon permintaan anggota kelompok. Jumlahnya mencapai 750 anakan dan setengahnya sudah ditanam. Bupati Nagekeo mengatakan pemerintah wajib mendukung keinginan masyarakat melalui intervensi program dan bantuan baik berupa bibit maupun sarana produksi. Selain berdampak positif kepada peningkatan ekonomis masyarakat, pengembangan tanaman perkebunan di hamparan perbukitan Manungae juga membantu konservasi lahan. Bupati Nagekeo berharap para petani juga mengembangkan komoditas lain seperti cengkeh, lada dan vanili supaya ke depan bisa dijadikan destinasi ekowisata perkebunan. “Untuk jangka panjang, kawasan Tuanio dapat dijadikan tujuan ekowisata perkebunan rempah-rempah,” ujar Bupati Johanes. Demi kesuksesan rencana pengembangan tanaman perkebunan di wilayah tersebut, dia berharap agar disiapkan alokasi anggaran Dana Desa oleh pemerintah desa setempat melalui program pemberdayaan. 
- Novi Listiana, Mantan Pedangdut yang Kini Jadi Petani SuksesLelah menjadi biduan dangdut karena sering menerima stigma negatif, seorang wanita dari lereng gunung Merbabu memutuskan untuk meninggalkan dunia panggung dan memilih menjadi petani. Walau terasa berat di awal, ia bersyukur menjadi petani dan tidak lagi dipandang sebelah mata. Dia adalah Novi Listiana, petani perempuan dari Dusun Sowangan, Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Dalam video yang ditayangkan di kanal Youtube CapCapung, Novi mengaku capek menjadi penyanyi dangdut karena harus berpakaian seksi dan sering keluar malam. Novi mengaku mengenal pertanian dari suaminya yang dulu dikenalnya dalam grup musik dangdut. Dia banyak belajar cara bertani dari suaminya itu. Dia memutuskan untuk berhenti menjadi pedangdut sejak pandemi Covid-19 karena jadwal manggung sepi. Awal-awal Novi malu menjadi petani mengingat profesi dia sebagai biduan dangdut yang sudah dilakoninya sejak 2014. “Karena petani di kalangan generasi muda dianggap kurang keren. Kerjanya kotor-kotoran, panas-panasa dan penghasilannya sedikit,” tutur Novi. Namun dengan kegigihan dan ketelatenan, Novi mulai paham dunia pertanian dan betul-betul diajari oleh suaminya dari nol. Dia mengatakan pandangan masyarakat terhadap dirinya lambat laun berubah dan positif setelah memutuskan untuk menjadi petani. Baca juga: Petani Milenial Majalengka Raup Omzet Miliaran dengan Budidaya Jambu Kristal Kisah Mantan Pecandu Narkoba Jadi Petani Sukses di Bandung Perempuan kelahiran 1997 ini bangga menjadi petani karena itu adalah pekerjaan mulia dan bisa menjadi peluang bisnis yang menjanjikan. Selain itu, dia juga sering merekam aktivitas bertani dan membagikan edukasi bercocok tanam melalui TikTok dan Instagram miliknya. Terlihat dia happy menjadi petani. Biasanya dia berangkat dari rumah dengan mengendarai sepeda motor, lalu mengurus lahan pertaniannya sendiri, mulai dari mencangkul, memupuk, menyiram, memanen hingga memikul sendiri hasil panen di punggungnya. Dia pun tidak jarang mengajak generasi muda untuk menggarap sektor pertanian supaya tidak menjadi beban orang tua. Dengan menjadi petani, kata Novi, generasi muda mampu membuktikan bahwa hasil panen lokal lebih berkualitas daripada produk luar negeri. Kata dia, tidak efektik bila generasi muda hanya bisa memprotes pemerintah untuk tidak impor hasil pertanian, namun mereka sendiri tidak mengisi kekosongan di sektor pertanian. 
- Agrotheraphy: Bertani Sebagai Sarana Kesehatan dan KesembuhanDi era modern ini, kesadaran orang akan kesehatan semakin meningkat seiring majunya ilmu pengetahuan. Cara yang dilakukan pun tak hanya dengan menjaga pola makan, tetapi juga cara hidup. Salah satunya dengan menanam. Di era modern ini, istilah agrotheraphy semakin ramai diperbincangkan di tengah masyarakat. Ini adalah alternatif untuk meningkatkan kesehatan, mengurangi stres dan menyembuhkan sejumlah penyakit. Istilah di atas secara sederhana dapat diartikan sebagai “terapi berkebun”. Berkebun, atau juga bertani, adalah salah satu pekerjaan paling purba yang masih dilakukan hingga saat ini. Di masa lalu, bertani tidak hanya menjadi mata pencaharian tetapi juga sebagai sarana untuk mendapatkan kesehatan. Aktivitas fisik seperti membersihkan kebun, mencangkul, memotong, dan membentuk tanaman adalah pekerjaan yang melibatkan banyak otot. Dengan melibatkan otot-otot, secara otomatis itu bisa disebut dengan olahraga. Semakin rajin mereka bertani, semakin peduli terhadap pertumbuhan dan perkembangan kebun, maka produktivitas kebun dan kesehatan mereka pun ikut meningkat. Baca juga: Vertikal Garden, Solusi Buang Polusi Dengan Memanfaatkan Lahan Sempit Cara Mengontrol Berat Badan dengan Bengkuang Tak berhenti di situ, proses memelihara tanaman juga dipercaya dapat menyehatkan pikiran, dan mengurangi stres. Seperti kita tahu, stres berdampak buruk bagi kesehatan secara umum. Manfaat Agrotherapy bagi Kesehatan Secara garis besar, berikut adalah sederet manfaat agrotheraphy: 1. Menambah asupan vitamin D: Berkebun di bawah sinar matahari pagi dapat membantu tubuh memproduksi vitamin D, yang diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang dan sistem kekebalan tubuh. 2. Mengurangi stres: Aktivitas berkebun dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati. Menanam dan merawat tanaman dapat memberikan rasa damai dan relaksasi. 3. Meningkatkan kebugaran: Aktivitas berkebun melibatkan gerakan fisik seperti membongkar tanah, mengangkat benda berat, dan membungkuk, yang dapat membantu meningkatkan kebugaran tubuh. 4. Meningkatkan kemampuan kognitif: Berkebun dapat membantu meningkatkan kemampuan kognitif dan memori. Menjaga kebun dengan mengingat lokasi dan perawatan masing-masing tanaman dapat membantu melatih otak. 5. Menurunkan risiko penyakit kronis: Berkebun dapat membantu menurunkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes, obesitas, dan penyakit jantung. Dalam dunia modern, agrotheraphy atau terapi pertanian mulai diterapkan sebagai gaya hidup baru yang menyehatkan. Tak perlu berkebun di lahan luas kalau memang hidup di perkotaan. Cukup menerapkan urban farming, yaitu dengan berkebun dalam skala kecil di lahan sempit atau dalam pot. Ini juga menjadi salah satu bentuk agrotheraphy yang tak kalah bermanfaat. Konsep agrotheraphy adalah untuk mendapatkan kesehatan, relaksasi, dan kegembiraan dalam menikmati keindahan tanaman serta proses memelihara dan memanen tanaman. Agrotheraphy dapat memberikan efek kesembuhan secara lahir dan batin, sehingga pelakunya mendapatkan kesehatan dan kebahagiaan. 
- Cocok Tanam di Udara, Inovasi Kekinian Urban FarmingUntuk mengatasi berkurangnya lahan terbuka hijau di area perkotaan, muncul konsep pertanian baru yang dikenal dengan istilah urban farming atau pertanian perkotaan. Urban farming bisa menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat di daerah perkotaan. Di Indonesia metode pertanian perkotaan ini menjamur sejak merebaknya Covid-19. Merujuk studi Survei MarkPlus pada tahun 2020, 92,7 persen masyarakat Jakarta melakukan kegiatan urban farming dan akan terus melanjutkannya meski pandemi telah terkendali. Ada beberapa metode yang selama ini sudah jamak dikenal dalam konsep urban farming. Seperti aquaponik, hidroponik, vertikultur dan wall gardening. Yang terbaru dari konsep urban farming adalah aeroponik, yang artinya sistem bercocok tanam di udara tanpa menggunakan tanah. Dengan kata lain, akar tanaman dibiarkan tumbuh menggantung tanpa media tanah, pada tempat yang telah dijaga kelembapannya. Baca juga: Patut Dicontoh, Urban Farming Jaksel Panen 750 Gram Sayuran Tumpangsari, Tips Multitanam untuk lahan sempit Meski umumnya mudah untuk dikembangkan, metode aeroponik membutuhkan tingkat ketelitian yang tinggi. Kelembapan udara harus dijaga, kehangatan dan sistem pengkabutan untuk menutrisi tanaman juga perlu dipantau. Metode aeroponik ini di antaranya dipraktekkan oleh Muhammad Rozan Miqdad, mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Pertamina bersama dua rekannya, Muladi Jordan dan Muhammad Akram Saputra. Inovasi aeroponik dari Tim Ariculture (Rozan, Muladi dan Akram) itu sukses menyabet juara 1 dalam PT PLN Innovation and Competition Engineering (ICE) 2022. "Kami memanfaatkan teknologi Internet of Things atau IoT yang terintegrasi dengan perkebunan untuk memudahkan pelaku aeroponik memantau pertumbuhan tanamannya,” ujar Rozan. Berkat kemenangan dalam ajang lomba itu, mereka bertiga mendapatkan pendanaan pengembangan proyek IoT aeroponik dengan total nilai mencapai Rp 50 juta. "Kami membangun rumah cerdas pengembangan pertanian aeroponik, berlokasi di Garut. Rumah cerdas itu dilengkapi teknologi penunjang pertanian seperti sensor kelembapan, sensor cahaya dan sensor pH yang terintegrasi dengan Internet melalui ponsel pintar, sebagai alat pengaturnya. Sehingga pelaku aeroponik bisa memantau tanaman dari jauh," ungkap Rozan menerangkan. Manfaat dan Tantangan Urban Farming dengan Sistem Aeroponik Menurut NASA (National Aeronautics and Space Administration), pertaniaan perkotaan yang memanfaatkan sistem aeroponik dapat mengurangi penggunaan air hingga 98 persen, penggunaan pupuk hingga 60 persen dan penggunaan pestisida 100 persen. Aeroponik juga terbukti memiliki banyak keunggulan bila dibandingkan dengan metode budidaya konvensional terutama dari aspek produktifitas. Beberapa penelitian mengungkapkan aeroponik mampu memproduksi hasil 2,5 kali lipat lebih tinggi daripada menggunakan teknik konvensional. Sebuah penelitian menunjukkan produktivitas berat selada aeroponik bisa mencapai 20 ton per hektar, lebih tinggi daripada selada hasil pertanian konvensional yang hanya mampu mendapatkan 10 ton per hektar. Namun yang betul-betul harus diperhatikan, sistem aeroponik membutuhkan pemantauan dan kontrol yang sangat detil dan rutin untuk mengurangi tingkat kegagalan. Dosen pembimbing Tim Ariculture, Teuku Muhammad Roffi menjelaskan pengembangan IoT aeroponik didasarkan pada teknik precision farming. “Pertanian yang presisi menempatkan cahaya, air, suhu dan kelembapan yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Sehingga dibutuhkan teknologi alat elektronika dan IoT untuk memaksimalkan kecermatan dan meningkatkan hasil panen,” ungkap Roffi. 
- 5 Karakter Petani yang Harus Dimiliki Generasi MilenialMenanam membutuhkan kesabaran. Karena tidak ada tanaman yang langsung tiba-tiba dapat dipanen. Butuh waktu yang cukup lama untuk menghasilkan tanaman yang baik. Maka kesabaran adalah kunci utama saat terjun ke dunia pertanian. Seorang petani sebaiknya memiliki beberapa sifat dan karakter yang dapat membantunya untuk sukses dalam dunia pertanian. Seorang petani dituntut untuk mandiri dan memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara mandiri. Mereka harus dapat memecahkan masalah seperti hama tanaman, cuaca buruk, dan permasalahan lain yang muncul di lahan pertanian. Tanaman membutuhkan perawatan yang berkelanjutan dan konsisten, dan seorang petani harus tekun dalam merawat tanaman dari penanaman hingga panen. Tidak semua persoalan di ladang itu ada solusi yang instan. Ada juga persoalan yang membutuhkan penyelesaian namun belum juga ditemukan solusinya. Di sinilah kreatifitas seorang pertani diuji. Mereka harus dapat mengembangkan ide-ide baru dan mencari cara-cara inovatif untuk meningkatkan hasil panen. Berikut adalah karakter yang harus ada dalam diri seorang petani milenial: 1. Kreatif dan mudah bergaul. Pertanian bukan hanya tentang menanam dan panen, tapi juga tentang inovasi. Seorang petani yang sukses harus memiliki kreativitas dalam mengembangkan bisnis pertanian, mencari solusi untuk mengatasi masalah yang muncul, dan menciptakan produk-produk baru yang menarik. Petani milenial harus memperluas pergaulan. Khususnya bergaul ke sesama pelaku usaha sektor pertanian. Pergaulan yang luas bagi para petani bermanfaat untuk memperluas jaringan dan pangsa pasar. 2. Berani mengambil risiko. Bisnis pertanian memiliki risiko yang cukup besar, seperti faktor cuaca, hama, dan penyakit tanaman. Semua itu berpotensi merugikan petani. Namun ingat, semua pekerjaan pasti ada risikonya. Semakin besar risiko, maka semakin besar pula peluangnya. Seorang petani yang sukses harus berani mengambil risiko dan mampu menghadapi tantangan tersebut. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengantisipasi dan menyelesaikan masalah yang muncul dengan cepat. Baca juga: Berikut 5 Peluang Petani Milenial di Masa Sekarang Ngobrol Petani Milenial bareng Stafsus Presiden Billy Mambrasar 3. Bertanggung jawab. Seorang petani harus bertanggung jawab terhadap tanaman dan lingkungan sekitarnya. Mereka harus memastikan bahwa tanaman yang mereka tanam tumbuh dengan baik dan sehat serta mengelola limbah dan pupuk dengan benar. Selain itu, petani harus memastikan bahwa kegiatan mereka tidak merusak lingkungan sekitar. Karena jika lingkungan sudah rusak, maka hasil pertanian pun tidak akan memuaskan. 4. Tekun dan sabar. Budidaya pertanian membutuhkan waktu, tenaga, dan kesabaran yang cukup besar. Seorang petani harus tekun dan sabar dalam merawat tanaman mereka hingga panen tiba. Mereka harus memiliki kesabaran dan ketekunan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang terkadang monoton dan melelahkan. Kuncinya adalah niat yang jelas. Maka, perbaiki niat sebelum terjun ke dunia pertanian. 5. Cinta terhadap tanah dan lingkungan. Seorang petani harus mencintai tanah dan lingkungan sekitarnya. Mereka harus memahami betapa pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mempertahankan kesuburan tanah. Seorang petani yang sukses harus memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan selalu mencari cara untuk menjaga keseimbangan alam. Karena kelestarian alam akan membawa dampak baik terhadap masa depan kita semua. 
- Manfaatkan Lahan Belakang Rumah, Petani Muda Aceh Untung Rp 40 Juta Sekali PanenUsaha pertanian atau agrobisnis belakangan ini mulai diminati generasi muda. Salah satu di antaranya adalah Khaidir, pemuda berusia 23 tahun dari Desa Matang Drien, Kecamatan Tanah Jambi Aye, Aceh Utara. Meski masih sangat muda, Khaidir memutuskan untuk menekuni sektor pertanian dengan membudidayakan tanaman cabai. Khaidir memanfaatkan lahan di belakang rumahnya yang berukuran 25x30 meter. Di lahan itu, dia menanam kurang lebih 500 batang cabai merah. Hanya saja, dia tidak asal-asalan dalam menanam cabai. Berkat ilmu yang dia peroleh dari sejumlah pelatihan bercocok tanam, dia menerapkan pengetahuan modern untuk tanaman cabai merahnya. “Ada dua cara yang digunakan untuk menanam cabai. Pertama, dengan cara alam dan kedua, dengan cara intensif,” kata Khaidir dikutip dari acehsatu.com. Khaidir memilih cara yang kedua. Dia menerapkan cara intensif dalam budidaya cabai merah untuk memperoleh hasil maksimal. Berbeda dari cara tradisional, cara intensif dilakukan melalui beberapa tahapan untuk mendapatkan hasil panen yang memuaskan. Baca juga: Bedda Lotong Karya Mahasiswa Polbangtan Bogor Ini Bisa Bikin Kamu Glowing Petani Milenial Lamongan Berhasil Budidaya Melon Fujisawa dengan Pupuk Organik Teknik intensif dalam menanam cabai dimulai dengan pemilihan bibit, penyemaian hingga pengolahan lahan dengan mulsa plastik. Langkah-langkah ini harus betul-betul diperhatikan supaya tanaman terhindar dari gulma dan penyakit. Selain itu juga untuk mempertahankan kelembapan tanah dan menekan erosi. Dengan menerapkan teknik intensif, Khaidir mampu menghasilkan 1,2 ton cabai dari lahan yang hanya seukuran 25x30 meter di belakang rumah. Sekali panen, Khaidir bisa meraup keuntungan Rp 30 hingga 40 juta rupiah. “Saya mulai bercocok tanam akhir tahun 2018, sampai 2023 ini, apa yang diinginkan bisa saya capai dengan bekerja keras,” ujar Khaidir. Dari keuntungan budidaya cabai, Khaidir sekarang bisa menabung untuk modal. “Mari kita bertani, jadilah pengusaha yang jujur dan lakukan sejak dini, jika ingin cepat sukses maka masuklah ke sektor pertanian,” pungkas dia. 
- 5 Cara Meningkatkan Kesuburan Tanah dengan Bahan AlamiTanah yang subur dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas, sebaliknya, tanah yang kurang subur membuat hasil tanaman menjadi buruk. Tanah yang tidak subur terkadang membuat malas untuk mulai menanam, karena hasilnya kurang menguntungkan. Akan tetapi, dengan menerapkan cara-cara tertentu, tanah yang kurang subur pun bisa disulap menjadi tanah yang produktif. Yang paling penting diperhatikan adalah tetap konsisten merawat tanah dan mengikuti langkah-langkah penyuburan dengan sabar. Cara pertama yang perlu dilakukan untuk menyuburkan tanah adalah dengan pemupukan. Cara ini merupakan cara paling umum untuk menyuburkan tanah. Pemupukan dilakukan dengan memberikan nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium ke dalam tanah. Pupuk organik menjadi pilihan utama karena lebih bagus untuk jangka panjang. Meskipun penggunaan pupuk nonorganik juga tetap bisa dilakukan dengan takaran yang terukur. Cara lainnya dengan memberikan kompos pada tanah yang kurang subur. Kompos adalah bahan organik yang berasal dari limbah tanaman dan hewan yang diurai oleh mikroorganisme. Kompos dapat digunakan sebagai pupuk organik yang ampuh untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan kesehatan tanaman. Mengolah tanah juga menjadi alternatif untuk menyuburkan tanah. Pengolahan tanah seperti penggemburan atau penggalian dapat membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan aerasi atau penambahan kadar oksigen dalam tanah yang dapat memungkinkan air dan nutrisi untuk lebih mudah diserap oleh tanaman. Baca juga: Tips Menanam Cabai Merah agar Panen Melimpah Tips Menanam Anggur supaya Berbuah Lebat dan Manis Meningkatkan kadar humus dalam tanah juga penting meningkatkan kesuburan tanah. Menambahkan bahan organik seperti pupuk kandang, sisa tanaman, daun kering, dan jerami ke tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah. Humus sangat penting untuk kesuburan tanaman karena mampu menahan air dan nutrisi, serta meningkatkan struktur tanah dan memungkinkan udara untuk masuk ke dalam tanah. Anda juga bisa memanfaatkan cangkang telur yang sudah dihancurkan untuk menambah sumber kalsium dan mineral penting lainnya. Selain itu, cangkang telur juga dapat membantu meningkatkan pH tanah dan mencegah penyakit pada tanaman. Langkah yang terakhir, yaitu dengan menambahkan tanaman penyubur. Tanaman penyubur ini jika ditanam dapat dua manfaat sekaligus, yaitu dapat mengambil buahnya sekaligus menyuburkan tanah. Tanaman seperti kacang tanah, kacang hijau, dan kacang-kacangan lainnya dapat membantu menyuburkan tanah. Tanaman ini berfungsi menambahkan nitrogen ke dalam tanah sehingga membuat tanah semakin subur. Cara-cara di atas merupakan langkah-langkah paling mudah untuk menyuburkan tanah. Namun, langkah-langkah tersebut membutuhkan waktu hingga tanah bisa benar-benar subur. Selamat mencoba. 
- Food Estate Kalteng Cegah Kebakaran Hutan, Mentan SYL: Bisa Jadi Role Model NasionalProgram food estate atau lumbung pangan nasional yang digawangi oleh Kementerian Pertanian (Kementan) mempunyai berbagai manfaat khususnya dalam upaya memenuhi kebutuhan pangan nasional. Keberadaan food estate di Kalimantan Tengah misalnya, tak hanya berfungsi sebagai lumbung pangan, melainkan juga memberi manfaat terhadap kelangsungan lingkungan hidup dengan mengurangi kebakaran hutan. Sebelumnya, masyarakat Kalteng membuka lahan baru dengan membakar hutan yang berdampak buruk bagi ekosistem karena dapat membakar area hutan yang lain. Selain itu pembakaran hutan juga menghasilkan polusi udara juga berdampak buruk terhadap lingkungan. Membuka lahan baru dengan membakar disebut merupakan cara yang paling murah dan cepat tanpa harus bersusah-payah. Cara tersebut dilakukan karena keterbatasan dana yang dimiliki masyarakat pertanian setempat. Bila menggunakan alat berat, maka harganya bisa sangat tinggi. Dengan program food estate, masyarakat Kalteng kini tak perlu menggunakan cara lama itu, karena masyarakat mendapat fasilitas memadai dari Kementan untuk menghidupkan lahan baru, atau membuka lahan baru. Manfaat tersebut diakui Timang, salah satu petani dari Kelompok Tani (Poktan) Ulin Berkarya, Desa Gurung, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pisau, Kalteng. Kata dia, semenjak program food estate berjalan banyak petani lain yang dapat mengubah perilaku bertaninya. Tadinya masyarakat membuka lahan baru dengan cara membakar, tetapi setelah ada program yang sokong oleh pemerintah ini, perilaku masyarakat berubah karena telah mendapatkan kemudahan dari Kementan. "Sebelumnya, kami memang sudah bertani tapi semampunya saja. Sekarang kami bisa menanam padi sawah dan bisa berhenti melakukan kegiatan yang istilahnya sistem padi gunung atau sistem bakar. Maka dari itu, kami manfaatkan ini dengan sebaik mungkin," jelas Timang. Timang melanjutkan, program food estate ini tidak semata-mata membuka lahan baru dari yang tadinya masih berbentuk hutan, tetapi juga menghidupkan lahan-lahan yang sudah ada namun terlantar dan kurang produktif. “Dengan memanfaatkan lahan-lahan tersebut, maka tidak perlu lagi melakukan pembukaan lahan baru dengan cara membakar hutan atau lahan gambut yang sangat rentan terhadap kebakaran,” kata Timang. Sedangkan jika terpaksa harus membuka lahan baru, Timang menambahkan, maka akan menggunakan cara-cara modern menggunakan peralatan canggih yang disediakan oleh Kementan. "Kalau tanah seperti ini dulu awalnya pertanian padi gunung. Kemudian pernah sempat ditanami karet. Tapi keduanya tidak menguntungkan, apalagi kalau datang musim hujan, bisa terendam," kata Timang. Di tempat berbeda, Ketua Kelompok Tani Merpati Putih, Kecamatan Dadahup, Kabupaten Kapuas, Kalteng Komarudin mengatakan, food estate memberikan manfaat dalam peningkatan produktivitas bagi lahan yang semula tidak produktif. Food estate membantu menghidupkan kembali lahan yang terendam air selama bertahun-tahun yang tadinya sudah tidak bisa ditanami. Petani merasakan manfaat program ini secara langsung. Penyebab lahan petani terendam air itu di antaranya karena tanggul air yang rusak. Setelah diperbaiki oleh pemerintah, lahan yang mati suri itu kini hidup kembali dan bahkan bisa membuat masyarakat setempat kembali bekerja. "Kami bisa menanam kembali, malah tadinya saya kerja serabutan saja karena tidak ada lahannya yang bisa digarap," jelas Komarudin. Komarudin berharap program food estate dapat terus disempurnakan dan terus berjalan meskipun Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak menjabat presiden lagi. Atas kesuksesan itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meyakini program food estate di Kalimantan Tengah (Kalteng) dapat menjadi role model bagi program food estate di tingkat nasional. Baca Juga Tips Menanam Anggur supaya Berbuah Lebat dan Manis 5,2 Ton Padi Per Hektar, Food Estate Kalteng Sukses Panen Raya Dia melanjutkan, perkembangan food estate di Kalteng mulai terlihat positif. Ia pun berharap Kalteng nantinya dapat menjadi lumbung pangan nasional. “Pengembangan food estate (di Kalteng) ini dilakukan dengan cara meningkatkan infrastruktur, peningkatan produksi, dan produktivitas, serta menambah indeks pertanaman (musim tanam)," ungkap politisi Partai NasDem ini dalam keterangan tertulis yang diterima JTAH, Senin (20/3/2023). Menurut mantan Gubernur Sulawesi Selatan 2 periode ini, program food estate atau Lumbung Pangan Nasional memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional. Dirinya berharap program food estate ini diharapkan mampu melipatgandakan produksi pangan nasional sehingga Indonesia tidak lagi tergantung pada impor pangan. “Maka dari itu, program ini dapat membantu meningkatkan produksi pangan, mengurangi ketergantungan pada impor pangan, serta menciptakan lapangan kerja baru di sektor pertanian,” pungkas Mentan SYL. 
- Kelompok Tani Kalimantan Utara Sukses Kembangkan Agrowisata Flora FaunaKelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri dari Tarakan, Kalimantan Utara sukses mengembangkan agrowisata perkebunan. Hasil panen yang digarap mereka, bisa dipetik oleh pengunjung yang datang sehingga tengkulak tidak boleh memborong. Salah satu tanaman yang mereka budidayakan saat ini adalah labu Jepang atau kabocha. Ketua Kelompok Tani Flona dan Fauna Mandiri Tarakan, Darmawan mengatakan, budidaya kabocha di Kalimantan Utara baru dikembangkan di Tarakan saja. Menurut itu, hal itulah yang menjadi daya tarik pengunjung untuk datang berwisata ke lahan pertaniannya. Labu kabocha memiliki rasa manis dan beraroma khas sehingga banyak diburu konsumen. Karena itu, Darwanan lebih mementingkan masyarakat yang ingin datang ke lahan budidaya secara langsung. “Meskipun banyak peminatnya, kami tidak memberikan peluang kepada tengkulak untuk borong. Banyak yang mau borong, tetapi kami tidak berikan,” kata Darmawan dikutip dari korankaltara.com. Harga labu Jepang di pasaran cukup tinggi. Saat ini harga kabocha per kilogram di pasar bisa mencapai Rp 15.000. Secara ekonomi labu Jepang, kata Darmawan, mempunyai potensi yang cukup baik untuk dikembangkan. “Apalagi, rasanya disukai semua kalangan,” imbuhnya. Baca juga: Kelompok Tani di Cimahi Fasilitasi Warga Difabel Bercocok Tanam Kelompok Tani Sumut Ciptakan Pupuk Fermentasi Atasi Kelangkaan Pupuk Sebelum membudidayakan labu kabocha, Kelompok Tani Flora dan Fauna yang beralamatkan di Kelurahan Juata Permai, kota Tarakan ini sudah membudidayakan berbagai tanaman seperti melon, cabai, bawang merah, dan beberapa tanaman lainnya. Selain menikmati labu Jepang, para wisatan yang berkunjung saat ini, juga bisa menikmati melon, cabai dan bawang merah. Edukasi pertanian yang dilakukan Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri Tarakan ini tengah menjadi andalan Dinas Pertanian Tarakan, PAUD hingga perguruan tinggi dari Kalimantan Utara. Bahkan salah seorang mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta tengah melakukan penelitian di sana. “Kami menjadikan lahan pertanian kita sebagai kawasan pertanian edukasi. Kami berharap, lahan pertanian kita bisa menjadi lokasi sharing wawasan,” ungkap Dharmawan. Apa yang dilakukan oleh Dharmawan dan kelompok tani yang dipimpinnya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat umum. Selain untuk rekrekasi, para pengunjung juga bisa menikmati hasil panen dengan harga yang murah. “Selain bisa petik sendiri, harganya juga jauh lebih murah dibandingkan dengan di pasar,” kata Diyah, salah seorang pengunjung. 















