top of page

Search Results

328 results found with an empty search

  • Inovasi Petani Milenial Kota Batu: Kokedama sebagai Solusi Ramah Lingkungan

    Petani milenial di Kota Batu, Jawa Timur telah membuktikan bahwa pertanian dapat menjadi sumber pendapatan yang menguntungkan. Mereka berupaya mempertahankan dan mengembangkan potensi pertanian guna menjadikannya sebagai motor penggerak ekonomi di kota ini. Potensi sektor pertanian di Kota Batu cukup besar, namun keberlanjutan sektor ini tidak dapat dijamin apabila generasi muda di kota ini enggan terlibat dalam dunia pertanian. Banyak dari mereka menganggap bahwa bekerja di sektor pertanian sulit untuk mencapai kemajuan, bahkan ada yang menganggapnya rumit. Padahal, baik pertanian tanaman hias, sayur, buah, dan sejenisnya dapat menjadi bisnis yang mengasyikkan dan menguntungkan dari segi penghasilan. Salah satu cara untuk mengembangkan pertanian adalah dengan mengadopsi teknologi digital. Salah satu contoh petani milenial yang sukses adalah Dwi Lili Indayani, pemilik Creative Kokedama. Menurut Lili, pertanian bukanlah hal yang sulit dilakukan, terutama di era digital saat ini yang menawarkan perkembangan pesat. Media sosial menjadi sumber pembelajaran yang mudah diakses oleh siapa pun. "Untuk mengembangkan pertanian di Kota Batu, petani harus mengikuti perkembangan digital. Misalnya, memanfaatkan media sosial untuk belajar dan membangun jiwa wirausaha," ungkap Lili. Perempuan 37 tahun ini menekankan pentingnya petani Indonesia belajar dari pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dari luar negeri. Melalui adopsi ilmu pengetahuan baru, mereka dapat mengimplementasikannya dalam skala lokal. "Kadang-kadang, kita perlu menghargai pengetahuan dari luar negeri, karena siapa tahu pengetahuan tersebut dapat diterapkan dengan baik di Kota Batu," tambahnya. Salah satu inovasi yang berhasil dikembangkan oleh Lili adalah kokedama kreatif. Kokedama merupakan metode tanam yang ramah lingkungan dan efektif dalam mengurangi penggunaan plastik. Teknik ini berasal dari seni tradisional Jepang, yang kini telah dikembangkan di Indonesia. Kokedama terdiri dari bola tanah yang dibalut dengan sabut kelapa sebagai media hidup bagi tanaman hias. Menariknya, Lili berhasil mengembangkan kokedama kreatif sejak tahun 2016 dan hingga kini telah mengalami perkembangan yang signifikan. Inovasi ini memberikan peluang bagi petani dengan lahan terbatas untuk tetap terlibat dalam pertanian. Ketika ditanya mengenai keengganan generasi milenial untuk terlibat dalam dunia pertanian, Lili menjelaskan bahwa hal tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai pertanian. Banyak dari mereka menganggap petani sebagai profesi yang kotor dan terkait erat dengan kegiatan di sawah. Namun, jika mereka memperoleh pengetahuan yang lebih luas tentang industri pertanian, mereka akan menyadari betapa menariknya industri tersebut. Lili menekankan bahwa untuk menjadi petani sukses, generasi milenial perlu memiliki mindset yang kuat. Mereka harus memiliki tekad yang kuat, fokus pada kemampuan yang dipilih, dan melibatkan diri dalam kegiatan yang mereka sukai. Dengan adopsi inovasi seperti kokedama, pertanian dapat menjadi pilihan menarik bagi generasi milenial yang peduli terhadap lingkungan dan berpotensi menghasilkan keuntungan yang menggiurkan.

  • Sensus Pertanian 2023, Alat Penting Ketahanan Pangan Nasional

    Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaksanakan Sensus Pertanian (ST) pada bulan Juni hingga Juli 2023, menjadi sensus pertanian yang ke-7 dengan tema "Merekam Pertanian Indonesia untuk Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani". Sensus Pertanian ini bertujuan untuk menyediakan data akurat mengenai struktur pertanian dan menjadi dasar untuk merumuskan kebijakan yang tepat dalam menjaga ketahanan pangan. Sensus Pertanian 2023 akan mencakup berbagai lapangan usaha, termasuk subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Data yang dikumpulkan akan menjadi dasar yang kokoh untuk mengembangkan strategi pertanian yang berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas. Dalam konteks ketahanan pangan, Sensus Pertanian 2023 diharapkan dapat memberi pemahaman yang mendalam mengenai kebutuhan pangan masyarakat dan produksi pertanian. Data ini akan membantu pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam merumuskan kebijakan yang sesuai dengan tantangan yang dihadapi. Dalam upaya menjaga ketahanan pangan, memantau dan mengevaluasi perkembangan sektor pertanian serta menyesuaikan kebijakan dan strategi yang diterapkan menjadi sangat penting. Kolaborasi antara pemerintah, petani, pelaku usaha pertanian, dan masyarakat juga menjadi kunci dalam mencapai ketahanan pangan yang komprehensif. Melalui Sensus Pertanian 2023, pertanian yang berkelanjutan dapat dibangun secara lebih inovatif, dan mampu memenuhi kebutuhan pangan untuk masa depan yang lebih baik. Setiap individu memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan, dan dengan kerja sama yang solid, kita dapat mencapai tujuan tersebut. Populasi yang akan dicakup dalam sensus ini mencakup Usaha Pertanian Perorangan (UTP), Usaha Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB), dan Usaha Pertanian lainnya (UTP). Sedangkan lapangan usaha yang akan dijelajahi meliputi subsektor tanaman pangan, subsektor hortikultura, subsektor tanaman perkebunan, subsektor peternakan, subsektor perikanan, subsektor perikanan, dan usaha jasa pertanian. Sensus Pertanian secara rutin oleh BPS dengan interval waktu 10 tahun. SP telah dilakukan sejak tahun 1963, kemudian dilanjutkan pada tahun 1973, 1983, 1993, 2003, dan 2013.

  • 25 Ribu Sapi Bima Siap Banjiri Pasar Jabodetabek Jelang Idul Adha 2023

    Ketersediaan sapi potong menjelang Idul Adha 2023 di Kabupaten Bima telah dipastikan dalam kondisi yang aman dan terkendali. Lebih dari 24.000 ekor sapi Bima akan dikirim ke wilayah Jabodetabek melalui kapal trak. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bima, Indra Jaya mengungkapkan bahwa sapi yang dikirim adalah sapi yang sehat dan telah melalui berbagai pemeriksaan oleh tim dokter hewan setempat. Beberapa sapi bahkan telah mengalami penggemukan selama beberapa bulan terakhir. Indra memastikan bahwa menjelang Idul Adha nanti, sapi Bima siap memenuhi pasar Jabodetabek dan kota-kota lainnya. "Semua sapi sehat karena sudah melalui pemeriksaan ketat dari dokter hewan yang bertugas," ujar Indra, dilansir dari pertanian.go.id. Kendala utama berupa kurangnya kapal pengangkut menuju Gilimanuk, Bakauheni, dan pelabuhan Jakarta telah diselesaikan dan sekitar 90 persen sapi sudah dikirim. Indra menegaskan bahwa kesiapan dan ketersediaan sapi dalam kondisi yang aman. Indra menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Pertanian (Kementan) yang terus mendampingi peternak dalam proses penggemukan. Peternak juga telah menerima bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebagai akses permodalan. Sementara itu, Kepala Balai Karantina Pertanian Sumbawa, Ida Bagus Putu Raka Ariana memastikan bahwa semua hewan yang masuk dan keluar melalui pelabuhan di wilayahnya berada dalam kondisi aman setelah melalui proses vaksinasi dan pemeriksaan. Frekuensi pengiriman hewan meningkat hingga mencapai 30 ribu ekor. Baca juga: Jumlah Orang Bekerja di Pertanian Makin Banyak sejak Pandemi Covid-19 Kementan Sukses Dongkrak Kenaikan Luas Panen Padi Ilman, seorang pengusaha sapi dari Bima Jaya Farm, menyatakan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan peternak terus berjalan dengan baik. Bima Jaya Farm menargetkan pengiriman sebanyak 4.000 hingga 5.000 ekor sapi ke Jabodetabek tahun ini. Ilman menjamin bahwa sapi yang dikirim dalam kondisi sehat dan bahkan memiliki keunggulan dibandingkan dengan sapi dari daerah lain, seperti jumlah daging yang lebih banyak. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, menjelaskan bahwa pemerintah telah memberikan pendampingan dan pengawasan kepada peternak sapi di seluruh Indonesia. Pemerintah juga menjamin kesehatan hewan dari berbagai penyakit menular seperti PMK dengan ketersediaan vaksin yang mencukupi. Dia berharap agar pengawasan dan pendampingan juga dilakukan oleh pemerintah daerah.

  • Kementan Gandeng BPP Terapkan Pertanian Cerdas Iklim

    Dalam upaya menghadapi dampak negatif perubahan iklim global di Provinsi Jawa Barat, Kementerian Pertanian melakukan Pertanian Cerdas Iklim (Climate Smart Agriculture/CSA) dan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik). Kegiatan ini dilakukan Kementan dengan bekerja sama dengan 37 Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di tiga Daerah Irigasi (DI), yaitu DI Jatiluhur, Cikeusik, dan Cipancuh, yang meliputi empat kabupaten: Cirebon, Indramayu, Subang, dan Karawang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP), Bustanul Arifin Caya di Desa Jatimulya, Kecamatan Compreng, Kabupaten Subang pada Jumat, 26 Mei 2023, dalam kegiatan 'Mid Term Review Mission dan Farmer Field Day (FFD)' di lokasi CSA Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) 2023. Kementan menerapkan Teknologi CSA untuk padi atau non-padi, serta kegiatan 888 Demplot CSA di delapan lokasi dengan luas 50 hektar per lokasi. Selain itu, juga dilakukan Bimbingan Teknis (Bimtek) CSA dan pengujian emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di empat kabupaten, penguatan BPP, Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), dan Kelompok Wanita Tani (KWT) di 37 BPP, serta operasional manajemen di provinsi dan kabupaten. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, menekankan pentingnya partisipasi aktif seluruh jajaran dalam menyukseskan program utama dan strategis Kementerian Pertanian, termasuk Program SIMURP. Ia juga menyebutkan program lainnya yang perlu didukung, seperti Kostratani dan peningkatan pemberdayaan petani dan penyuluh. Baca juga: Kuliah Gratis Plus Uang Saku, Kementan Buka Beasiswa Sawit 2023 untuk 2000 Orang Kementan Siapkan Program Siaga untuk Antisipasi Kemarau Ekstrem (El Nino) Mentan Syahrul mengingatkan bahwa keberhasilan pembangunan pertanian dimulai dari peran penyuluh dengan meningkatkan kapasitas dan keterampilan mereka, sehingga dapat mencapai produksi pangan untuk 267 juta penduduk Indonesia. Kepala BPPSDMP Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga menegaskan bahwa CSA merupakan kunci utama dalam SIMURP dan harus dipahami dengan baik oleh pelaksana SIMURP di tingkat pusat dan daerah. CSA bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian, mengajarkan praktik pertanian yang tahan perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, menekan emisi Gas Rumah Kaca, dan meningkatkan pendapatan petani di daerah irigasi Proyek SIMURP. Dedi Nursyamsi menyoroti pentingnya pengelolaan sawah yang tidak menghasilkan emisi gas metana, karena sawah merupakan sumber pangan bagi seluruh rakyat. Ia menekankan pentingnya menjaga agar sawah tidak tergenang terus menerus, dan menyarankan penggunaan pestisida yang tepat dan aman dengan pemupukan yang seimbang. Program SIMURP merupakan program modernisasi irigasi strategis dan rehabilitasi mendesak yang melibatkan empat kementerian dan lembaga, yaitu Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dengan fokus pada lokasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

  • Cara Mengendalikan Hama dan Penyakit pada Tanaman di Kebun

    Kebun yang tidak dirawat dengan baik akan berubah menjadi sarang hama yang dapat merusak tanaman. Tidak hanya merusak, hama juga bahkan bisa membuat tanaman Anda mati. Maka, perlu dilakukan perawatan yang intens agar tanaman di kebun Anda tidak mati, tanaman semakin sehat dan menghasilkan banyak buah. Mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman di kebun merupakan langkah penting untuk memastikan pertumbuhan dan kesehatan optimal bagi tanaman. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa cara yang efektif dalam mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman di kebun. Berikut adalah sejumlah langkah yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang berpotensi menyerang kebun. Langkah pertama, pastikan kebun dalam keadaan bersih. Bersihkan kebun secara rutin dengan membuang sisa-sisa tanaman yang terinfeksi, dedaunan yang gugur, dan bahan organik lainnya yang dapat menjadi tempat berkembang biak bagi hama dan penyakit. Selain itu, peralatan tanaman seperti cangkul, sabit, sekop dan lain-lain itu harus dijaga kebersihannya. Terutama saat mau digunakan kembali, karena hama dan penyakit bisa saja menempel di peralatan tersebut. Selanjutnya, gunakan mulsa sebagai lapisan penutup yang diletakkan di atas tanah di sekitar tanaman untuk melindungi tanah, mengatur suhu, dan menjaga kelembaban. Anda bisa gunakan bahan organik seperti jerami, serbuk gergaji, daun kering, atau rumput kering sebagai mulsa. Penggunaan mulsa dapat membantu mengendalikan hama dan penyakit dengan menekan pertumbuhan gulma, mengatur suhu tanah, dan menjaga kelembaban. Namun, penggunaan mulsa saja tidak cukup. Anda juga harus mengatur kepadatan tanaman. Karena tanaman yang terlalu padat, sirkulasi udara akan terhambat dan hama serta penyakit dapat dengan mudah menyebar. Berikan ruang yang cukup antara satu tanaman dengan tanaman lain. Gunakan pupuk organik untuk meningkatkan kualitas tanah dan kesehatan tanaman. Tanaman yang sehat lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Gunakan pupuk organik yang sesuai dengan kebutuhan tanaman Anda. Namun kalau terpaksa menggunakan pupuk kimia, maka gunakan secukupnya saja. Jika terjadi tanaman Anda terjangkit hama dan terasa sulit dikendalikan, maka gunakan insektisida alami seperti minyak neem, sabun insektisida, atau larutan air garam untuk mengendalikan hama. Ini merupakan alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan dengan insektisida kimia sintetis. Untuk itu, gunakan penghalang fisik seperti jaring atau kain pelindung agar tanaman Anda tidak diserang hama. Penghalang ini dapat membantu menjaga tanaman tetap aman tanpa penggunaan pestisida. Mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman memang membutuhkan perhatian dan pemantauan yang teliti. Dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian yang tepat, Anda dapat menjaga kesehatan tanaman di kebun Anda dan memperoleh hasil panen yang baik. Namun ingat, langkah yang baik dan juga perlu dilakukan adalah memilih jenis tanaman yang tahan banting. Beberapa tanaman memiliki kekebalan alami terhadap serangan hama atau penyakit tertentu. Pilih varietas yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan iklim di lokasi Anda. Kalau varietas tanaman yang dipilih sudah cukup kuat untuk menghadapi hama dan penyakit, maka langkah perawatan kebun juga tidak terlalu menguras tenaga, sehingga Anda bisa fokus ke hal lain, seperti penggemukan dan penyuburan.

  • Risdianto, Petani Milenial Lulusan Magister Lingkungan

    Risdiyanto, petani milenial asal Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal ini sukses menjalankan usaha di bidang pertanian melalui budidaya komoditas tanaman tahunan seperti jambu krital, jambu air, alpukat dan jeruk lemon. Memiliki latar belakang pendidikan ilmu lingkungan, Aris mantap terjun ke dunia pertanian sejak tahun 2018 usai memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai dosen di universitas di Purwokerto. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Ia sukses mengelola lahan seluas 5 hektar komoditas tanaman tahunan yang bernilai ekonomi dengan keuntungan berkali-kali. Risdianto, yang biasa dipanggil Aris, adalah anggota kelompok tani Satria Tani Hanggowana. Ia merupakan lulusan fakultas biologi dan melanjutkan pendidikan di magister ilmu lingkungan. Risdianto mulai tertarik pada pertanian pada tahun 2018 setelah memutuskan untuk berpindah dari pekerjaannya sebelumnya sebagai seorang pengajar. Ia lebih mendalami bidang pertanian, khususnya pada tanaman keras atau tanaman tahunan seperti jambu kristal, jambu air, alpukat, dan jeruk lemon. Minat Aris terhadap pertanian sudah ada sejak kecil ketika ia melihat lingkungan sekitarnya yang dekat dengan daerah persawahan di Desa Kupu, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Risdianto memilih tanaman tahunan sebagai komoditas yang ia tekuni karena satu kali tanam dapat menghasilkan keuntungan berulang tahunan. Tanaman-tanaman ini, seperti jambu kristal, jambu air, lemon, dan alpukat, dapat memberikan panen berulang dalam beberapa tahun. Baca juga: Komang Agus, Bertani Sayuran dengan Pendapatan Puluhan Juta Rupiah Ia lebih suka terjun ke bidang pertanian daripada pekerjaan lain karena ia merasa bahwa pertanian adalah hal yang mengasyikkan, memungkinkan dia untuk berinteraksi dengan alam, dan juga memberikan keuntungan yang dapat diprediksi dari setiap panen yang dihasilkan. Akhirnya, dia dan tim Satria Tani Hanggowana mengelola lahan sendiri dengan total luasan sekitar 5 hektar. Lahan tersebut terbagi di beberapa wilayah Kabupaten Tegal, seperti Desa Kupu, daerah Tembok, dan Desa Dukuh Ringin Slawi. Lahan yang dikelola meliputi lahan milik pribadi, kerjasama dengan investor yang tertarik dengan tanaman tahunan, dan lahan sewa. Risdianto bercerita, produktivitas pohon-pohon tanaman tersebut mencapai titik optimal ketika menghasilkan panen yang melimpah. Rata-rata, setiap pohon dapat menghasilkan antara 20 hingga 30 kilogram hasil panen. Dia dan timnya menjual hasil panen secara kolektif melalui iklan dan postingan di media sosial yang dimiliki bersama oleh tim Satria Tani Hanggowana. Mereka juga memiliki pasar khusus di Kabupaten Tegal. Sebagai lulusan biologi, Risdianto merasa senang karena ilmu yang ia pelajari di perkuliahan dapat diterapkan dalam dunia pertanian. Salah satu cabang ilmu biologi yang bermanfaat adalah ilmu botani, yang mempelajari tentang tumbuhan. Ilmu ini sangat berguna saat Risdianto melakukan perbanyakan tanaman melalui okulasi dan cangkok. Baca juga: Imas Wartisih, Eks Suster yang Sukses Jadi Distributor Sayuran Untuk pengolahan lahan, mereka melakukan tahapan seperti penggemburan tanah dan memberikan pupuk hayati seperti fermentasi kotoran hewan dan mikroba sebagai dekomposer di dalam tanah untuk menjaga kualitasnya. Risdianto juga dibantu oleh pemerintah melalui dinas pertanian di Kabupaten Tegal. Mereka juga bekerja sama dengan SMK di daerah tersebut melalui program praktek kerja lapangan. Selain itu, mereka mendapatkan dukungan bantuan dari Bank Indonesia. Sebagai lulusan S2, Risdianto tidak merasa malu untuk terjun ke dunia pertanian. Baginya, pertanian dapat dilakukan dengan lebih efektif menggunakan teknologi yang ada, sehingga menjadi hal yang menyenangkan dan bisa menjadi kebanggaan. Risdianto mengajak teman-teman lulusan sarjana untuk tidak malu terjun ke bidang pertanian. Dia mengajak untuk membangun, memperbaiki, dan memajukan pertanian di Indonesia. Menurut dia, kita perlu kembali ke desa, membangun pertanian di desa masing-masing, dan memajukan pertanian di Indonesia. Risdianto mengingatkan anak muda di luar sana untuk berani bertani karena pertanian memberikan keuntungan dan kesenangan, serta dapat memajukan pertanian di Indonesia. Sumber: Youtube Kementan RI.

  • 5 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari saat Memulai Bikin Kebun Sayur

    Di tengah maraknya makanan mengandung bahan pengawet, membuat kebun sayur di pekarangan rumah adalah salah satu solusi untuk mendapatkan makanan segar karena kita sendiri yang mengontrol tanaman tersebut. Praktik menanam sayuran di pekarangan rumah sebenarnya sudah terjadi sudah lama. Selain cara ini sangat mudah, kita juga dapat memanen sayuran sendiri tanpa harus mengeluarkan biaya. Mungkin biaya yang perlu dikeluarkan hanya untuk perawatan. Berkebun di pekarangan juga punya dampak baik terhadap lingkungan hidup. Dengan melakukan aktivitas itu, secara tidak langsung kita telah mengurangi emisi karbon dari sektor pertanian. Selain itu, menanam di pekarangan rumah juga tidak memakan banyak biaya, karena kita bisa memanfaatkan beberapa limbah rumah tangga. Seperti penggunaan pupuk organik dari bekas makanan. Mengolah sampah menjadi pupuk adalah langkah baik mengurangi emisi. Nah, sebelum memulai menanam sayur di pekarangan, sebaiknya perhatikan langkah-langkah berikut ini agar mendapatkan hasil maksimal. Pertama, pilih lokasi yang pas. Pilih lokasi tempat menanam di area yang terkena paparan langsung sinar matahari, sekurangnya 6-8 jam sehari. Pastikan lokasi itu punya aliran air yang baik, sehingga tidak menggenang. Pilihlah jenis sayuran yang cocok dengan iklim, cuaca, dan waktu tanam. Kalau Anda tinggal di daerah yang panas, seperti di wilayah pesisir, maka pilihlah jenis tanaman yang tahan cuaca panas dan tidak terlalu membutuhkan banyak air. Anda bisa menanam timun, tomat, atau terong di tempat panas. Sebaliknya, jika Anda tinggal di dataran tinggi dengan udara yang cenderung lebih dingin, maka pilihlah sayuran seperti selada air, sawi, kol atau wortel. Di dataran tinggi, pilihan sayur yang bisa tumbuh lebih banyak. Selanjutnya, persiapkan tanah yang kaya nutrisi. Anda dapat menambahkan kompos atau pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah. Bersihkan juga area dari gulma dan bebatuan yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Baca juga: Berikut 10 Tips Mudah Berkebun di Halaman Rumah Manfaat Kompos untuk Menyuburkan Kebun di Pekarangan Rumah Jika lahan yang akan ditanam sudah siap, saatnya menanam. Pada tahap ini, perhatikan bulan saat Anda menanam, jangan sampai Anda salah menanam sayuran yang butuh banyak air di musim panas, ini akan merepotkan. Juga hindari menanam sayuran yang tidak butuh banyak saat musim hujan. Ini juga akan merepotkan. Setelah menanam benih atau bibit, pastikan untuk memberikan perawatan yang tepat kepada tanaman Anda. Ini meliputi penyiraman yang teratur, pemangkasan jika diperlukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Jaga kelembaban tanah tetapi hindari overwatering yang dapat menyebabkan akar membusuk. Pastikan juga untuk memberi dukungan seperti tiang bambu atau kawat jika tanaman membutuhkan penopang. Berikut Adalah 5 Kesalahan Umum saat Mulai Menanam Sayur Salah Pilih Lokasi Pastikan lokasi yang Anda pilih menerima sinar matahari yang cukup, memiliki drainase yang baik, dan mudah dijangkau untuk perawatan. Asal Pilih Jenis Sayur Setiap tanaman memiliki persyaratan tumbuh yang berbeda. Salah satu kesalahan yang sering dilakukan adalah tidak mempelajari jenis tanaman yang ingin ditanam. Kebanyakan Air Memberikan air yang tepat pada tanaman adalah kunci keberhasilan kebun sayur. Overwatering (memberikan terlalu banyak air) atau underwatering (memberikan terlalu sedikit air) dapat merusak tanaman Anda. Tidak Dirawat Kebun sayur membutuhkan perawatan rutin, seperti pemangkasan, penyiangan gulma, dan pengendalian hama. Luangkan waktu untuk merawat dan memelihara kebun sayur Anda agar tanaman tetap sehat dan menghasilkan hasil yang baik. Posisi Tanaman Menanam tanaman yang sama di tempat yang sama setiap tahun dapat menguras nutrisi tanah dan meningkatkan risiko serangan hama dan penyakit. Penting untuk melakukan rotasi tanaman, yaitu mengubah lokasi tanaman setiap tahunnya. Hal ini membantu menjaga kesuburan tanah dan mengurangi risiko serangan hama dan penyakit.

  • Kokoh Pertanian, Kokoh Negara: 5 Quote Inspiratif Mentan SYL

    Syahrul Yasin Limpo, sebagai Menteri Pertanian, memiliki visi yang jelas terkait pentingnya pengembangan sektor pertanian di Indonesia. Beliau memahami bahwa pertanian tidak hanya berperan dalam memenuhi kebutuhan pangan seluruh penduduk Indonesia, tetapi juga berkontribusi dalam mendorong ekonomi, melindungi lingkungan, dan menignkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan pengalaman dan kepeduliannya terhadap sektor pertanian, putra Makassar Sulawesi Selatan ini berulang kali menyampaikan komitmennya dalam mendorong pertanian Indonesia menuju masa depan yang lebih baik. Beliau percaya dan optimis bahwa pertanian Indonesia dapat menjadi kekuatan utama dalam menjawab tantangan global dan mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Pernyataan-pernyataan Mentan SYL selalu mencerminkan semangat dan komitmen beliau dalam memajukan sektor pertanian Indonesia. Satu gagasan besar yang selalu beliau gaungkan: Ayo Bertani! Berikut statemen Mentan Syahrul terkait terkait pertanian Indonesia sebagai sektor strategis bangsa Indonesia di masa depan. 1. Pertanian adalah urat nadi kehidupan bangsa Indonesia. 2. Kemajuan kehidupan bangsa berangkat dari pertanian yang dikelola dengan baik. 3. Pertanian menjadi sektor garda terdepan pembangunan bangsa. 4. Kebutuhan pangan 280 juta penduduk Indonesia disediakan oleh pertanian. 5. Pertanian adalah sektor yang paling strategis dan sudah terbukti memiliki dampak terhadap perekonomian nasional. Dengan semangat dan tekad yang kuat, Mentan SYL telah berperan penting dalam memajukan pertanian Indonesia. Kita optimis bahwa dengan langkah-langkah yang diambil, pertanian Indonesia akan terus berkembang dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi negara dan seluruh rakyatnya.

  • Kelompok Tani Maluku Produksi Ratusan Ton Pupuk dari Kotoran Sapi

    Di Desa Waimital, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Provinsi Maluku, terdapat Kelompok Tani Sumber Wiji yang mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik. Setiap tahun, ratusan ton pupuk diproduksi dan didistribusikan ke berbagai wilayah di provinsi yang dijuluki negeri seribu pulau itu dengan harga yang terjangkau. Menurut pengelola Kelompok Tani Sumber Wiji, Siswoyo, bahan dasar pupuk organik ini adalah kotoran sapi yang telah mengalami proses fermentasi selama satu bulan. Selain kotoran sapi, mereka juga menggunakan serat kayu, limbah somel, sisa pengolahan kayu putih, kulit durian, dan beberapa bahan lainnya. Semua bahan tersebut dicampur aduk, kemudian ditambahkan garam dan kapur, dan selanjutnya ditutup selama satu bulan. Baca juga: Pupuk Ciptaan Kelompok Tani Bangka Hemat Biaya Produksi 85 % Kelompok Tani Sumut Ciptakan Pupuk Fermentasi Atasi Kelangkaan Pupuk Siswoyo menjelaskan bahwa semua bahan pembuatan pupuk organik ini tersedia dalam jumlah besar di wilayah tersebut, namun belum dimanfaatkan secara optimal untuk peluang bisnis. "Saya lihat banyak bahan-bahan itu tersedia di sini, namun dibiarkan dan tidak dimanfaatkan. Dari situ, saya merintis usaha ini," cerita Siswoyo, dikutip dari tribunnews.com. Oleh karena itu, Kelompok Tani Sumber Wiji memulai usaha ini sebagai kontribusi mereka untuk mendukung keberhasilan sektor pertanian di Saka Mese Nusa dan Maluku secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa hampir semua petani padi di Kabupaten SBB dan sekitarnya membeli pupuk dari Kelompok Tani Sumber Wiji. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan petani terhadap kualitas pupuk organik yang diproduksi oleh kelompok ini. Inisiatif Kelompok Tani Sumber Wiji dalam mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik yang berkualitas dan terjangkau telah memberikan manfaat bagi petani setempat. Usaha ini juga membantu mengurangi limbah dan memanfaatkan bahan-bahan yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dengan baik. Dia berharap inisiatif seperti ini dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi dalam memajukan pertanian berkelanjutan di daerah tersebut.

  • Gerfasius Simon, Mantan Kades Sukses Jadi Petani Cabai dengan Omzet Puluhan Juta

    Gerfasius Simon, seorang mantan Kepala Desa Lusitada di Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur membuktikan bahwa sebuah jabatan tidaklah menjadi tolak ukur kesuksesan seseorang. Setelah menjabat sebagai kepala desa dari tahun 2014 hingga 2019, Gerfasius memutuskan untuk menjalani karier baru sebagai seorang petani cabai. Dia pun kini menjadi petani sukses di wilayahnya. Gerfasius mengatakan pekerjaan bertani telah dilakoninya sejak tahun 2020. Dia fokus mengembangnkan hortikultura cabai rawit. Bagi Gerfasius, menjadi seorang petani cabai adalah panggilan hidupnya. Ia tidak hanya mampu menghidupi keluarganya, tetapi juga memberikan manfaat bagi banyak orang. “Bagi saya, menjadi petani adalah panggilan hidup. Saya bisa membantu keluarga dan sesama di wilayah ini melalui hasil penjualan cabai yang saya tanam. Bahkan, ini juga menjadi peluang lapangan kerja bagi orang lain,” ungkap Gerfasius dikutip dari tribunnews.com. Dalam hal ini, ayah dua orang anak itu tidak bekerja sendirian. Dia dibantu oleh banyak warga di sekitar Komunitas Bertani Gugus (KBG). Ia juga menjadi ketua KBG Bunda Manis. Berkat ketekunan dan keseriusannya dalam menjalankan panggilan hidup sebagai petani, dalam waktu setahun Gerfasius berhasil mencapai omzet sebesar 36 juta per tahun dari penjualan cabainya. Meskipun modal awal yang dikeluarkan sekitar 5 juta, ia mampu memperoleh panen sebanyak 10 kali atau lebih dalam setahun. Baca juga: Komang Agus, Bertani Sayuran dengan Pendapatan Puluhan Juta Rupiah Petani Muda Asal Pacitan Tembus Pasar Internasional dengan Gula Aren Menurut pria yang akrab disapa Gerfas ini, kunci keberhasilan terletak pada pengolahan tanah sebelum masa tanam. Lahan harus diberikan pupuk yang tepat dengan komposisi yang pas. Selain itu, petani juga harus mempertimbangkan kandungan mikroba dalam tanah dan memperhatikan kondisi alam. "Agar hasil panen bagus, petani harus mempersiapkan lahan dengan baik dan mengatur komposisi pupuk agar sesuai dengan kondisi tanah," jelasnya. Gerfas sengaja menyimpan hasil kerja kerasnya selama tiga tahun ini untuk kepentingan pendidikan anak-anaknya di masa depan. Baginya, pendidikan adalah kunci kesuksesan dan keberhasilan bagi kedua putranya. "Uang yang saya peroleh dari penjualan cabai rawit saya tabungkan untuk pendidikan anak-anak saya. Saya bekerja keras agar mereka dapat melanjutkan pendidikan dengan baik," ungkapnya. Tidak lupa, dia juga memberikan pesan kepada generasi milenial dan kaum muda di Kabupaten Sikka agar tidak merasa malu menjadi petani. Menurutnya, saat ini sangat penting untuk melakukan regenerasi dalam profesi petani di wilayah Kabupaten Sikka. Gerfasius berharap agar generasi muda dapat melihat potensi dan peluang yang ada dalam bidang pertanian serta mengambil bagian dalam mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.

  • Memanfaatkan Bahan Organik di Sekitar Rumah untuk Pupuk Kompos

    Tanaman membutuhkan pupuk untuk memenuhi nutrisinya. Pupuk dapat membuat tanaman lebih subur, dan membuahkan hasil yang maksimal. Batang pohon menjadi kokoh dan lebih tahan terhadap serangan hama. Banyak pilihan pupuk yang diolah, tanpa menggunakan bahan-bahan kimia. Salah satu caranya ialah dengan membuat pupuk kompos. Pupuk kompos adalah salah satu cara yang ramah lingkungan untuk memperbaiki kesuburan tanah dan memberikan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman. Kita dapat memanfaatkan bahan organik di sekitar rumah untuk membuat pupuk kompos sendiri. Tidak seribet yang kita bayangkan, ternyata cara membuat kompos menggunakan bahan-bahan di sekitar kita cukup mudah. Coba kumpulkan bahan-bahan organik. Bahan-bahan ini bisa ditemukan di dapur, kebun, atau pekarangan rumah. Sisa-sisa makanan seperti kulit buah, sayuran yang tidak terpakai, daun jatuh, rumput potong, serasah, dan potongan kayu adalah beberapa contoh bahan organik yang bisa digunakan. Karena ini adalah kompos, yang harus menggunakan bahan-bahan alami, maka pastikan bahan organik yang dikumpulkan tidak mengandung bahan kimia atau pestisida yang berbahaya. Setelah bahan-bahan organik terkumpul, saat membuat kompos. Ada beberapa metode yang dapat digunakan, termasuk metode tumpukan dan metode wadah. Metode tumpukan melibatkan pembuatan tumpukan bahan organik yang dikumpulkan di tempat yang terbuka, seperti di kebun atau sudut pekarangan. Pastikan untuk membalik tumpukan secara teratur agar oksigen dapat masuk dan mempercepat proses dekomposisi. Metode wadah melibatkan penggunaan wadah kompos yang terbuat dari plastik atau kayu. Wadah ini membantu menjaga kelembaban dan suhu yang tepat untuk dekomposisi bahan organik. Setelah itu, tambahkan sedikit bahan organik yang dikumpulkan ke tumpukan atau wadah kompos. Pastikan untuk menyeimbangkan rasio bahan hijau (seperti sisa-sisa makanan) dan bahan coklat (seperti daun kering) dengan rasio ideal sekitar 3 banding 1, yaitu 3 bagian bahan hijau, dan 1 bagian bahan coklat. Kedua bahan itu saling memberikan perannya masing-masing. Bahan-bahan hijau akan mengeluarkan nitrogen, sementara bahan berwarna akan berfungsi sebagai pemberi karbon pada proses dekomposisi. Campuran yang seimbang akan membantu meningkatkan dekomposisi dan menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas. Kelembaban tumpukan dalam wadah perlu dijaga. Pastikan agar bahan organik selalu lembab, tetapi tidak terlalu basah. Jika tumpukan terlalu kering, tambahkan air sedikit demi sedikit. Jika terlalu basah, tambahkan daun kering atau serasah untuk meningkatkan sirkulasi udara. Periksa dan balik tumpukan secara teratur untuk memastikan proses dekomposisi berjalan dengan baik. Setelah beberapa bulan, bahan organik akan terdekomposisi menjadi pupuk kompos yang siap digunakan. Kompos Matang Pupuk kompos yang sudah matang atau siap dipakai ditandai dengan tekstur gelap, berbau tanah, dan tidak lagi terlihat seperti bahan mentah. Pupuk kompos ini kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta mengandung mikroorganisme yang bermanfaat bagi kesehatan tanah. Anda dapat menyebarkannya di sekitar tanaman di kebun, di pot tanaman, atau bahkan di taman. Campurkan pupuk kompos dengan tanah atau media tanam saat menanam tanaman baru atau tambahkan sebagai lapisan mulsa di sekitar tanaman yang sudah ada. Selain manfaat langsung bagi tanaman, membuat pupuk kompos dari bahan organik di sekitar rumah juga memiliki manfaat lingkungan yang besar. Dengan mengomposkan sisa-sisa makanan dan bahan organik lainnya, secara tidak langsung kita telah mengurangi jumlah limbah. Emisi gas rumah kaca pun ikut berkurang.

  • Kelompok Tani Jambi Wujudkan Ketahanan Pangan dengan Panen Raya Jagung

    Kelompok Tani Paris Jaya, yang dibina oleh SKK Migas - Pertamina EP (PEP) Jambi Field Regional Sumatera Subholding Upstream Pertamina, telah berhasil melaksanakan panen perdana jagung secara besar-besaran. Panen jagung ini dilakukan di lahan seluas 5 hektar di Desa Pompa Air, Kecamatan Bajubang, Kabupaten Batanghari, Jambi, pada Rabu, 15 Maret 2023, dan menghasilkan 3,96 ton jagung hibrida. Program ini merupakan bagian dari komitmen PEP Jambi Field untuk mendukung ketahanan pangan masyarakat dan mendukung program Proyek Strategis Nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Program ini juga sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya tujuan 2 yang bertujuan untuk menghentikan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, serta mempromosikan pertanian berkelanjutan. PEP Jambi Field memberikan dukungan dalam bentuk penyediaan pupuk dan pendampingan rutin kepada kelompok tani. Pendampingan ini bertujuan untuk memastikan rencana kegiatan yang dirancang bersama berjalan dengan baik. Selain itu, pendampingan juga bertujuan untuk mencari ide-ide baru yang dapat mengembangkan kelompok tani serta memberikan masukan dan saran untuk mengatasi kendala yang dihadapi. Acara panen perdana dihadiri oleh beberapa pejabat, termasuk Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Batanghari, Desmawati, Sekretaris Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Batanghari, Ismail, anggota DPRD Batanghari, M Zen, Communication Relations (Comrel) & CID Officer Zona 1, Afrianto, kepala OPD Kabupaten Batanghari, serta masyarakat Bajubang. Anggono Mahendrawan, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, memberikan apresiasi dan rasa syukur atas keberhasilan program ini. Ia sangat senang mendengar bahwa program ini berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif. Anggono berharap agar SKK Migas - PEP Jambi Field terus melaksanakan program yang inovatif dan memberikan manfaat yang besar bagi daerah, khususnya masyarakat di wilayah operasional perusahaan. Maghfur, Ketua Kelompok Tani Paris Jaya, juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam acara tersebut. Ia merasa senang dan bersyukur dapat melaksanakan kegiatan ini. “Program ini sangat membantu kami para pelaku tani di Desa Pompa Air. Harapan kami bisa diberi pemahaman terkait inovasi-inovasi tentang pertanian,” ujar Maghfur. Selanjutnya, PEP Jambi Field akan melakukan diversifikasi produk pertanian kelompok untuk meningkatkan penjualan dan memperluas pasar. Selain itu, pengembangan inovasi kompos juga menjadi salah satu fokus kerja PEP Jambi Field dalam upaya mencapai konsep zero waste, yang sejalan dengan tujuan 13 SDGs mengenai aksi untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.

bottom of page