Search Results
328 results found with an empty search
- Menanam Paprika dalam Pot: Praktik Hortikultura di Ruang Terbatas
Hortikultura adalah cabang ilmu pertanian yang berfokus pada budidaya tanaman jenis tanaman, yang juga bisa diterapkan di ruang terbatas. Untuk, lahan sempit sekalipun, tidak perlu khawatir untuk terus berkreasi. Salah satu praktik hortikultura yang cocok di lahan sempit adalah menanam paprika dalam pot, terutama bagi mereka yang tinggal di apartemen atau rumah dengan halaman yang terbatas. Metode ini tidak hanya memberikan kesempatan untuk menikmati hasil panen segar, tetapi juga menghadirkan estetika taman mini di lingkungan dalam ruangan. Terdapat berbagai varietas paprika, termasuk yang manis, pedas, atau bahkan paprika hias dengan warna-warna cerah. Nah, langkah pertama, pilih jenis paprika yang ingin Anda tanam. Sesuaikan dengan kondisi lingkungan dan keinginan Anda. Pemilihan varietas akan bergantung pada preferensi rasa dan tujuan penanaman Anda. Setelah varietas dipilih, langkah berikutnya adalah memilih pot yang sesuai. Pastikan pot memiliki lubang drainase untuk mencegah genangan air yang berlebihan. Media tanam juga merupakan faktor penting dalam menanam paprika dalam pot. Campuran potting soil yang baik, dengan tambahan kompos atau pupuk organik, akan memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman. Pastikan media tanam memiliki tekstur yang baik untuk memfasilitasi pertumbuhan akar yang sehat. Proses penanaman dapat dimulai dengan menabur biji paprika atau dengan memindahkan bibit yang sudah tumbuh. Jika Anda memilih untuk menanam dari biji, ikuti petunjuk pada kemasan biji untuk kedalaman tanam yang tepat. Selanjutnya, letakkan pot di tempat yang mendapat sinar matahari cukup. Paprika membutuhkan setidaknya enam jam sinar matahari langsung setiap hari untuk pertumbuhan yang optimal. Dalam perawatan, paprika tergolong tanaman yang mudah dibudidayakan. Penyiraman yang teratur cukup membuat tanaman ini sehat, namun hindari penyiraman yang berlebihan, terlebih jika menimbulkan genangan air. Selain itu, Penting juga untuk memberikan pupuk secara teratur untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup. Anda dapat menggunakan pupuk cair yang diformulasikan khusus untuk tanaman buah-buahan. Selama pertumbuhan tanaman, mungkin perlu dilakukan pemangkasan untuk membantu merangsang percabangan yang lebih baik dan menghilangkan bagian tanaman yang mati atau tidak sehat. Pastikan Anda juga memeriksa tanaman secara rutin untuk tanda-tanda hama atau penyakit. Saat paprika sudah mulai matang, panenlah dengan hati-hati menggunakan gunting tajam. Paprika yang matang akan memiliki warna yang cerah dan kulit yang kencang. Setelah dipanen, paprika dapat disimpan dalam lemari es selama beberapa minggu. Rangkuman Langkah-langkah Menanam Paprika dalam Pot 1. Pemilihan Varietas Paprika: Tentukan jenis paprika yang ingin Anda tanam. Pilih antara paprika manis, pedas, atau hias sesuai preferensi Anda. 2. Media Tanam: Siapkan campuran potting soil yang baik dengan penambahan kompos atau pupuk organik. Pastikan media tanam memiliki drainase yang baik dan kaya nutrisi. 3. Penaburan Biji atau Penanaman Bibit: Jika Anda menanam dari biji, ikuti petunjuk pada kemasan biji untuk kedalaman dan jarak tanam yang tepat. Jika menggunakan bibit, pindahkan dengan hati-hati ke dalam pot. 4. Penyiraman: Air adalah kunci pertumbuhan yang sehat. Siram tanaman secara teratur, tetapi hindari genangan air. Pastikan pot memiliki lubang drainase yang cukup. 5. Penyediaan Cahaya: Tempatkan pot di tempat yang menerima sinar matahari langsung minimal enam jam sehari. Jika cahaya matahari terbatas, pertimbangkan penggunaan lampu pertumbuhan. 6. Pemupukan: Berikan pupuk secara teratur untuk mendukung pertumbuhan tanaman. Pilih pupuk cair yang kaya nutrisi dan ikuti petunjuk dosis pada kemasan. 7. Pemangkasan: Pemangkasan membantu merangsang pertumbuhan dan mempertahankan bentuk tanaman. Potong bagian tanaman yang mati atau tidak sehat. 8. Pemantauan Hama dan Penyakit: Periksa tanaman secara berkala untuk tanda-tanda serangan hama atau penyakit. Tanggapi dengan tindakan pencegahan atau pengobatan sesuai kebutuhan. 9. Masa Panen: Panen paprika saat sudah matang sepenuhnya. Gunakan gunting tajam untuk memotong buah dengan lembut. Pastikan untuk tidak merusak tanaman. 10. Penyimpanan dan Konsumsi: Simpan paprika dalam lemari es dan gunakan sesuai kebutuhan. Nikmati hasil panen segar dalam hidangan masakan Anda.
- Inovasi Agro Eduwisata di Cianjur Mendapatkan Apresiasi dari Kementan
Kabupaten Cianjur, yang terletak di Jawa Barat, telah meraih perhatian dan apresiasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) melalui upaya pengembangan dua agro eduwisata yang diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan nilai tambah produk-produk pertanian dan pendidikan petani yang terampil. Langkah ini merupakan bagian dari strategi optimalisasi pemanfaatan sumber daya pertanian dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan petani. Pada pertengahan tahun 2022, Kementan menyerahkan pengelolaan dan pengembangan Agro Eduwisata Artala di Desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, serta Agro Eduwisata Shmala di Desa Tegalega, Kecamatan Warungkondang, kepada sejumlah yayasan dan kelompok tani setempat. Keputusan ini didasarkan pada keyakinan bahwa agro eduwisata memiliki potensi untuk menggerakkan roda ekonomi di wilayah sekitarnya sambil memberikan edukasi penting kepada masyarakat tentang dunia pertanian. Agro eduwisata di Cianjur mengusung konsep integrasi usaha pertanian (agro), ilmu pengetahuan dan keterampilan (edutourism), serta rekreasi lingkungan pertanian (ekotourism) yang dilakukan secara berkelanjutan. Konsep ini dipadukan dengan inovasi teknologi dan manajemen profesional, menciptakan kawasan pertanian yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga memiliki nilai-nilai ekowisata, keindahan, estetika, ilmu pengetahuan, pendidikan, dan sosial. Baca juga: Inovasi SYL dalam Memajukan Pertanian Indonesia Biotron, Inovasi Kementan Atasi Kelangkaan Pupuk Sekretaris Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Hermanto, menekankan bahwa agro eduwisata bukan hanya tentang peningkatan nilai ekonomi, tetapi juga menggerakkan partisipasi masyarakat dan lembaga ekonomi seperti usaha kecil menengah (UKM) dan koperasi. Konsep ini berpotensi menciptakan rekreasi luar ruangan yang menarik, pendidikan yang bermanfaat, dan peluang bisnis baru. Selain itu, agro eduwisata juga memiliki dampak positif terhadap kualitas sumber daya manusia, khususnya petani, dengan memberikan pelatihan, pemagangan, dan kemitraan usaha. Bupati Cianjur, Herman Suherman, melihat konsep agro eduwisata sebagai peluang untuk mengubah wajah daerahnya yang dikenal sebagai daerah agraris menjadi pusat pelatihan pertanian modern. Ia percaya bahwa agro eduwisata dapat menarik wisatawan domestik dan mancanegara dengan menampilkan sektor pertanian yang unik dan menarik. Hal ini juga berpotensi meningkatkan perekonomian warga setempat, mengurangi ketergantungan pada pasar luar, dan mendorong partisipasi generasi muda dalam pertanian. Salah satu contoh keberhasilan agro eduwisata di Cianjur adalah Agro Eduwisata Artala di Desa Sindangjaya. Yayasan Agro Muda Sejahtera dan Yayasan Jaya Agropolitan Nusantara telah mengambil alih pengelolaan kawasan ini dan mengubahnya menjadi tempat pelatihan dan edukasi pertanian yang menarik bagi berbagai kelompok masyarakat, mulai dari siswa sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dengan adanya dukungan dan komitmen dari pemerintah, yayasan, kelompok tani, dan masyarakat, agro eduwisata di Cianjur memiliki potensi besar untuk menjadi model pembangunan berkelanjutan yang menggabungkan aspek pertanian, pendidikan, dan wisata. Ini adalah langkah yang menginspirasi dan patut diapresiasi, karena tidak hanya berdampak pada ekonomi lokal, tetapi juga mengedukasi generasi muda tentang pentingnya pertanian dan lingkungan. Sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL), pengembangan sektor pertanian yang digabungkan dengan pariwisata atau agrowisata di seluruh daerah di Indonesia perlu didorong untuk meningkatkan nilai ekonomi selain komoditas. "Saya kira ini langkah maju bahwa pertanian itu bukan hanya menghasilkan padi, jagung, kacang-kacang tapi sebenarnya dengan penataan yang baik banyak akselerasi yang bisa kita intervensi jadikan potensi untuk mendapatkan tambahan lagi bagi masyarakat," kata SYL.
- Sertifikasi Semakin Penting untuk Capai Pasar Dunia
Dalam era globalisasi dan ketatnya persaingan di pasar internasional, penting bagi komoditas pertanian untuk memiliki sertifikasi yang valid. Sertifikasi ini menjadi kunci untuk memudahkan pelaku agribisnis dalam menembus pasar nasional hingga dunia. Hal ini ditekankan oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian, Prayudi Syamsuri ketika menghadiri kegiatan di Agrofood Expo 2023 di JIEXPO, Jakarta pada Kamis (10/8). Menurut Prayudi, sertifikasi bukan hanya sekadar kertas, tetapi juga merefleksikan konsistensi kita dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan. Prayudi menjelaskan bahwa saat ini penjualan tidak lagi sekadar berbicara, tetapi juga harus diiringi dengan sertifikat yang menggambarkan komitmen terhadap keberlanjutan, termasuk dalam hal deforestasi. Dalam konteks komoditas pertanian seperti sawit, sertifikasi menjadi senjata penting untuk mematahkan isu-isu perusakan lingkungan yang melekat pada komoditas tersebut. Misalnya, sebagai komoditas kunci dalam ekspor produk pertanian, sawit dihadapkan pada tantangan sustainability dan deforestasi. "Mari kita bersama-sama mengadvokasi dan mempromosikan bahwa sawit itu makanan sehat dan kita tidak menjarah hutan lagi. Kita bukan lagi dalam hal perluasan lagi tapi meningkatkan produktivitas,” kata Prayudi. Tidak hanya pada komoditas sawit, sertifikasi juga memiliki peran besar pada komoditas lain seperti kopi. Prayudi menyoroti pentingnya sertifikasi pada kopi, yang telah menjadi komoditas pertanian industri. Sertifikasi pada kopi mencakup berbagai aspek, dari praktik pertanian yang baik hingga kualitas barista yang handal. Dengan sertifikasi ini, kita tidak hanya menjaga kualitas produk, tetapi juga memberikan nilai tambah pada komoditas pertanian. Indonesia, sebagai produsen kopi terbesar dunia, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga mutu dan keberlanjutan produksi. Kegiatan Agrofood Expo 2023 di JIEXPO, Jakarta yang berlangsung pada 10-13 Agustus ini dihadiri oleh 100 pelaku usaha agri bisnis dan agro industri. Melalui sertifikasi maupun pameran dalam acara tersebut, Prayudi berharap keduanya mampu menjadi ajang promosi untuk meningkatkan nilai dari produk pertanian. Pentingnya sertifikasi pada komoditas pertanian mengajarkan kita tentang tanggung jawab kolektif dalam menjaga lingkungan dan keberlanjutan. Dengan sertifikasi yang valid, kita tidak hanya membuka peluang pasar yang lebih luas, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan citra komoditas pertanian Indonesia di mata dunia.
- Kisah Papa Leo Sukses Berkarya di Dunia Peternakan dan Bisnis
Berikut ini adalah profil seorang generasi muda yang berhasil membuktikan bahwa peternakan bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga sebuah pengembangan bisnis yang dapat menginspirasi generasi milenial. Namanya adalah Valentino Sugiarto Aris Gunadi, yang biasa dikenal dengan sebutan "Papa Leo." Valentino Sugiarto Aris Gunadi adalah seorang peternak yang sukses dan inovatif. Dia juga menjadi ketua Kelompok Tani Ternak Sumber Berkamukti yang berada di Jalan Raya Cipanas nomor 1, desa Sindangjaya, Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Papa Leo adalah generasi ketiga dalam keluarga peternak, mewarisi semangat dan pengetahuan tentang beternak sapi dari kakeknya. Namun dia memiliki visi yang lebih luas: ia ingin mengubah pola pikir tradisional tentang peternakan dan mengembangkan usahanya menjadi lebih dari sekadar penghasil susu. Peternakan yang dipimpin oleh Valentino bukanlah peternakan biasa. Selain menghasilkan susu sapi yang berkualitas tinggi, kelompok tani yang dipimpinnya juga bergerak dalam pengolahan susu menjadi berbagai produk olahan bernilai tambah. Baca juga: Kisah Sukses Peternak Sapi Kuningan, Kirim Sapi ke Istana Presiden Berkat Program YESS Kementan, Petani Milenial Malang Sukses Budidaya Kambing Saat ini, kelompok tani tersebut telah menghasilkan lebih dari 21 macam produk susu olahan, termasuk keju mozzarella, yogurt dengan berbagai varian rasa, susu pasteurisasi, risol mozzarella, produk kecantikan seperti sabun, masker, dan lulur, serta makanan seperti cireng dan bakpao. Kesuksesan Valentino tidak hanya terbatas pada produksi. Ia juga memiliki inisiatif pendidikan di bidang peternakan. Valentino dan kelompoknya mengadakan program "Education Farming," mengunjungi sekolah-sekolah untuk memberikan pengetahuan tentang beternak dan pengolahan susu kepada siswa-siswa. Selain itu, mereka juga membuka pintu peternakan mereka bagi wisatawan, memberikan pengalaman berbeda dengan pertunjukan dan produk-produk berkualitas. Untuk memperluas jangkauan distribusi produksinya, Valentino menjalankan strategi pemasaran yang cerdas. Ia mengakui pentingnya teknologi dan menggunakan platform online seperti Shopee, Tokopedia, dan marketplace lainnya untuk menjual produk-produk peternakannya. Di sisi lain, kerjasama offline dengan restoran dan hotel di sekitar kawasan wisata Puncak juga memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan popularitas produk mereka. Namun, perjalanan kesuksesan Valentino tidaklah mudah. Ia menghadapi banyak tantangan, termasuk isu-isu terbaru seperti kebijakan PMK (Pemotongan Hewan Kurban) yang memengaruhi peternakan di sekitarnya. Dengan kreativitas dan solusi yang tepat, Valentino mampu menghadapi tantangan tersebut. Ia juga berhasil membuktikan bahwa usaha peternakan dapat sukses dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat. Keberhasilan Valentino Sugiarto Aris Gunadi mengilhami banyak orang, terutama para generasi milenial, untuk melihat peternakan sebagai potensi bisnis yang menjanjikan. Dengan dedikasi, kreativitas, dan semangat juangnya, Valentino telah membuktikan bahwa beternak tidak hanya tentang mengurus hewan, tetapi juga tentang mengelola bisnis yang menghasilkan nilai tambah dan dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.
- Kementan Gandeng UGM Percepat Produksi Alsintan Dalam Negeri
Alat mesin pertanian (Alsintan) menjadi salah satu kunci kesuksesan dalam meningkatkan produksi pertanian nasional. Alsintan dibutuhkan sebagai upaya mekanisasi pertanian dalam rangka modernisasi. Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong agar petani memanfaatkan alsintan demi meningkatkan produktivitas pertanian. Ini adalah upaya untuk beralih dari pertanian manual menuju pertanian yang termekanisasi. Mengingat hal itu, Kementan menggandeng Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam pengujian alsintan untuk mendorong kemajuan upaya mekanisasi pertanian produksi dalam negeri. Kerjasama ditandai dengan "Penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengujian Alat dan Mesin Pertanian dalam rangka Mendukung Sertifikasi Produk" di Fakultas Teknik Pertanian, UGM, Sleman, DIY, Selasa (8/8/2023). Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Alsintan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Muhammad Hatta dan Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM Eni Harmayani. Menurutnya, langkah menggandeng kampus dalam pengujian alsintan ini baru pertama kali dilakukan. Ini karena produksi alsintan dalam negeri yang menunggu proses sertifikasi sangat banyak sehingga harus dilakukan percepatan. "Pada saat ini dengan banyaknya permohonan sertifikasi alsintan prapanen maupun pascapanen dan sangat terbatasnya laboratorium pengujian alsintan di Indonesia, kami sangat mengapresiasi Fakultas Tekonologi Pertanian – UGM yang telah mempunyai laboratorium pengujian alsintan dan telah terakreditasi KAN bersedia bekerjasama," ujar Hatta. Dalam hal produksi alsintan, menurutnya Kementan mendukung alsintan yang menggunakan komponen produksi dalam negeri, khususnya yang didesain dan dirakit langsung oleh UMKM. Hal ini sesuai aturan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 12 Tahun 2021 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan Undang–Undang Nomor 22 Tahun 2019 Tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan, khususnya beleid terkait kewajiban menggunakan produk dalam negeri yang memiliki Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) betul-betul ditegakkan. "Harapan kami dengan adanya kerjasama dengan laboratorium pengujian Fakultas Teknologi Pertanian - UGM maka proses sertifikasi dapat berjalan dengan lancar dan cepat dalam memberikan pelayanan sertifikasi alsintan sehingga produk alat dan mesin pertanian yang beredar di Indonesia terjamin mutu nya sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI)," terang Hatta. Selain itu, program ini juga sebagai upaya untuk memperbanyak unit taksi alsintan mengingat permintaan masyarakat sangat tinggi. Dengan begitu, masyarakat diharapkan memiliki banyak pilihan alsintan untuk dibeli. "Karena untuk KUR Alsintan, petani dibebaskan memilih produk yang diinginkan. Namun untuk menjaga kualitas produk, Kementan juga tetap memperhatikan kompetensi lembaga yang mengujinya," ungkapnya. Sementara itu, Dekan Fakultas Teknik Pertanian UGM, Eni Harmayani menyambut baik niatan Kementan dan siap mendukung sepenuhnya. Karena selama ini, FTP UGM juga kerap melakukan pengujian pada Alsintan yang diproduksi perusahaan-perusahaan dalam negeri. "Pada dasarnya silakan bersinergi seluas-luasnya dengan kami. Apalagi di sini juga memiliki laboratorium dan alat uji yang memenuhi standar. Hanya saja karena ini untuk sertifikasi, mungkin akan diperlukan untuk dibuatkan regulasi-regulasi baru sesuai kebutuhan," ujar Eni. Diberitakan sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengajak para petani di Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara (Sumut), untuk memaksimalkan alsintan untuk menggenjot produktivitas. Meski begitu, SYL mengingatkan pemanfaatkan KUR hanya untuk modal kerja. Dengan begitu, para pertani bisa terus berdaya dan tidak bergantung pada bantuan alsintan pemerintah. Apalagi, jika rusak, alat tersebut otomatis tidak lagi digunakan.
- Tips Menanam Kubis Supaya Panen Melimpah
Kubis atau Brassica oleracea merupakan tanaman yang tumbuh dengan baik pada iklim sejuk hingga sedang. Di Indonesia, kubis biasanya ditanam di daerah dataran tinggi atau ketinggian yang sedang. Rentang ketinggian idealnya sekitar 800 hingga 1500 meter di atas permukaan laut. Daerah-daerah dataran tinggi seperti Lembang di Jawa Barat, Batu di Jawa Timur, dan daerah-daerah pegunungan di Bali, Sumatera Utara, dan beberapa wilayah lainnya di Indonesia memiliki kondisi iklim dan suhu yang lebih cocok untuk pertumbuhan kubis. Perlu dicatat, bahwa setiap varietas kubis memiliki persyaratan tumbuh yang sedikit berbeda, dan faktor lain seperti curah hujan, kelembaban udara, dan kondisi tanah juga mempengaruhi keberhasilan penanaman kubis. Di Indonesia, terdapat beberapa varietas kubis yang cocok untuk ditanam di berbagai daerah dataran tinggi. Di antaranya, kubis copenhagen, kubis merah, kubis savoy, kubis napa, kubis bunga, kubis hijau, dan kubis kale. Mengenal Varietas Kubis Kubis Copenhagen: kubis ini memiliki ukuran yang sedang, bentuk bulat, dan daunnya yang padat. Ini adalah varietas yang baik untuk dijadikan bahan mentah untuk salad atau digunakan dalam masakan. Kubis Merah: varian ini memiliki warna unik yang menarik dan kandungan antioksidan yang tinggi. Kubis merah juga cocok untuk ditanam di dataran tinggi di Indonesia, terutama di daerah dengan suhu yang lebih sejuk. Kubis Savoy: Kubis Savoy berdaun keriting dengan teksturnya yang unik. Varian ini juga cocok untuk ditanam di dataran tinggi dengan suhu sejuk. Kubis Napa: kubis ini juga dikenal sebagai kubis Cina, varian ini memiliki bentuk yang lebih panjang dan tipis daripada kubis tradisional. Kubis Bunga: Varian ini dikenal juga sebagai brokoli kubis atau cauliflower. Kubis bunga cocok untuk ditanam di daerah dataran tinggi dengan suhu yang lebih sejuk dan sering digunakan dalam berbagai jenis masakan. Kubis Hijau (Green Cabbage): Varian kubis hijau biasanya lebih cocok untuk daerah yang memiliki iklim sejuk hingga sedang. Kubis hijau ini sering digunakan dalam berbagai jenis masakan dan juga bisa dijadikan bahan utama untuk pembuatan kimchi. Kubis Kale: Kubis kale semakin populer karena kandungan gizinya yang kaya, terutama di kalangan yang peduli dengan kesehatan. Kubis kale cocok ditanam di daerah dataran tinggi dengan suhu yang lebih sejuk. Tips Menanam Kubis Daun hijau kubis kaya akan nutrisi dan dapat digunakan dalam berbagai masakan sehari-hari. Tak heran, orang Indonesia gemar mengkonsumsi sayur yang akrab disebut kol ini. Selain rasanya yang enak, sayur ini memiliki banyak manfaat kesehatan. Sebelum Anda memulai menanam kubis, perhatikan tips berikut ini agar hasilnya memuaskan. Pemilihan Varietas Unggul: Memilih varietas kubis yang tepat adalah langkah awal yang penting. Pastikan Anda memilih varietas yang memiliki potensi untuk menghasilkan daun hijau yang banyak. Kalau perlu, konsultasi dengan ahli pertanian atau petani berpengalaman dalam memilih varietas yang cocok dengan iklim dan kondisi tanah di lokasi Anda. Persiapan Tanah yang Baik: Persiapan tanah yang baik sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan kubis yang optimal. Tanah harus diberi pupuk dan diolah dengan baik untuk memastikan drainase yang baik. Tanah yang subur dan kaya nutrisi akan memberikan dukungan yang diperlukan bagi pertumbuhan daun hijau kubis. Penyemaian Benih yang Tepat: Penyemaian benih adalah tahap awal yang krusial dalam bertani kubis. Benih harus ditanam pada kedalaman yang tepat dan jarak yang sesuai antara tanaman. Pastikan benih mendapatkan cahaya matahari yang cukup dan dijaga kelembabannya hingga benih berkecambah. Pemeliharaan Tanaman yang Rutin: Tanaman kubis membutuhkan perawatan yang rutin, termasuk penyiraman teratur, pemupukan, dan pengendalian hama dan penyakit. Jaga kebersihan area tanaman untuk menghindari serangan hama dan penyakit yang dapat merusak daun hijau kubis. Pengendalian Hama dan Penyakit: Hama seperti ulat, kutu, dan walang sangit, serta penyakit seperti jamur, dapat mengganggu pertumbuhan kubis dan merusak daun hijau. Gunakan pendekatan organik atau bantuan pestisida alami untuk mengendalikan hama dan penyakit tanpa merusak kualitas daun hijau. Pemangkasan yang Tepat: Pemangkasan daun yang tidak diperlukan secara teratur akan membantu tanaman fokus pada pertumbuhan daun hijau yang lebih baik. Pemangkasan juga membantu sirkulasi udara yang lebih baik di antara tanaman dan mencegah pertumbuhan hama dan penyakit. Pemupukan yang Teratur: Pemupukan yang tepat waktu dan dengan jumlah yang sesuai penting untuk memastikan pertumbuhan daun hijau yang berlimpah. Pilih pupuk yang kaya akan nutrisi penting seperti nitrogen, fosfor, dan kalium untuk mendukung pertumbuhan daun yang sehat. Pemanenan yang Bijak: Ketika daun hijau kubis sudah tumbuh cukup besar, lakukan pemanenan dengan hati-hati. Potong daun dengan pisau tajam tanpa merusak bagian tanaman lainnya. Hindari memanen terlalu banyak daun sekaligus agar tanaman tetap dapat tumbuh dan menghasilkan daun baru. Rotasi Tanaman: Untuk mencegah kelelahan tanah dan mengurangi risiko serangan hama dan penyakit, praktikkan rotasi tanaman dengan menanam kubis di area yang berbeda dalam setiap musim tanam. Penggunaan Mulsa: Mulsa seperti jerami atau rumput kering dapat membantu menjaga kelembaban tanah, menghambat pertumbuhan gulma, dan melindungi akar tanaman dari suhu ekstrem. Penggunaan mulsa juga membantu mempertahankan nutrisi tanah.
- Inspirasi Menjadi Petani Sukses dari Dua Pengusaha Muda Ini
Pentingnya peran petani dalam menjaga ketahanan pangan dan ekonomi nasional ditekankan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) melalui acara "Dialog Jaga Pangan" yang diselenggarakan di Hotel Claro Makassar, Sulawesi Selatan pada Senin (7/8). Dalam acara ini, dua pengusaha muda sukses di bidang pertanian dan peternakan, Rizky Bayu Pradana dan Canesia Aisah Jeannonaveva, memberikan inspirasi dan kiat sukses kepada generasi muda yang berpotensi menjadi garda terdepan dalam dunia pertanian. Rizky Bayu Pradana adalah contoh nyata perubahan drastis dalam karir. Setelah bekerja sebagai karyawan perbankan di DKI Jakarta selama 10 tahun, Rizky memutuskan untuk mengambil langkah berani dengan memasuki dunia peternakan pada tahun 2018. Dengan modal 50 ekor kambing, ia mendirikan SRRFarm (Sumber Rachmat Rizky Farm). Hari ini, peternakan ini mengelola lebih dari 2.000 ekor hewan yang dikelola oleh para pemuda. Dalam Dialog Jaga Pangan, Rizky menekankan potensi besar dalam menjadi petani sukses. Ia mengatasi stereotip bahwa bidang pertanian kurang menjanjikan dengan pencapaian pribadinya. Keberhasilannya dalam bisnis peternakan memperlihatkan bahwa menjadi petani juga bisa menjadikan seseorang sukses dan dihargai. Ia mengajak generasi muda untuk melihat peluang di dalamnya, mengingat banyak alasan mengapa bidang pertanian sering diabaikan oleh mereka, seperti ketidakpastian karir dan pendapatan rendah. Sementara itu Canesia Aisah Jeannonaveva, Direktur Utama PT Agro Rahayu Sentosa Yaksa (ARSY), juga memberikan inspirasi dari segi budidaya dan pengelolaan hasil pertanian. Walaupun tidak hadir secara fisik karena tugas di Korea Selatan, Canesia memberikan pandangan tentang kiat suksesnya dalam membudidayakan cabai Katokkon, unggulan dari Tana Toraja. Ia menjelaskan bahwa keunikan cabai Katokkon, terutama kepedasan yang 20 kali lipat lebih tinggi dari cabai biasa, membuatnya memiliki nilai jual tinggi dan potensi pasar yang luas. Melalui dialog ini, Canesia mendorong para generasi muda untuk melihat potensi besar dalam budidaya pertanian, seperti yang dilakukannya dengan cabai Katokkon. Dia membagikan keberhasilannya dalam mengelola lahan seluas 30 hektare yang mampu menghasilkan pendapatan hingga Rp1,5 miliar sekali panen. Dengan inovasi dan kolaborasi yang tepat, Canesia berhasil memanfaatkan peluang dalam pertanian dan menciptakan usaha yang sukses. Pesan yang dihadirkan oleh Rizky Bayu Pradana dan Canesia Aisah Jeannonaveva melalui "Dialog Jaga Pangan" adalah bahwa petani bukan hanya pekerjaan biasa, tetapi merupakan profesi yang penuh peluang dan prestise. Mereka berdua membuktikan bahwa dengan tekad, kerja keras, inovasi, dan kolaborasi yang baik, generasi muda memiliki potensi besar untuk meraih kesuksesan di bidang pertanian dan mampu menjadi tulang punggung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi bangsa.
- Hadapi El Nino, Ahli Pertanian Sarankan Petani Ikut Arahan Kementan
Ketua Prodi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Abdul Haris Bahrun menyarankan para petani mengikuti langkah antisipatif pemerintah dalam menghadapi dampak kekeringan El Nino. Menurut dia, langkah-langkah antisipatif yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan), sudah baik. Mulai dari pembangunan waduk atau embung, rehabilitasi irigasi, hibah pompa hingga asuransi pertanian. "Saya sarankan ikut, ya, kalau untuk Asuransi Pertanian, kemudian untuk langkah-langkah umum tadi, irigasi itu bagus," ungkap Haris, yang juga Koordinator bidang Pertanian dari Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) Sulsel ini kepada media, Senin (7/8/2023). Abdul Haris mengatakan bahwa saat ini masih terjadi hujan, sehingga petani disarankan untuk mengatur pola tanah. Dia menyarankan agar petani mempercepat waktu tanam masih ada ketersediaan air. "Tapi tak kalah pentingnya adalah bagaimana mengatur pola tanah untuk bertanam lebih cepat, Jadikan sekarang ini masih ada sedikit hujan,” ungkapnya. Dirinya juga mengingatkan agar petani menggunakan bibit unggul saat menanam, itu bertujuan agar tanaman lebih tahan hama dan tahan terhadap cuaca ekstrem. Tak kalah penting, kata dia, petani juga disarankan memilih tanaman berumur pendek untuk menghindari panas. “Kemudian memakai varietas yang tahan kering dan berumur pendek misalnya kacang hijau, kedelai yang cepat panen," paparnya. Menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), 63 persen atau 439 Zona Musim (ZOM) sudah masuk musim kemarau dan terdampak El Nino atau kemarau panjang, puncaknya hingga bulan September nanti. "Prediksi Kemarau panjang itu diperkirakan sebelumnya bulan sembilan sampai bulan sepuluh, tapi tidak panjang sampai di November. Untuk pantai barat akan lebih cepat masuk musim kemarau, untuk yang lainnya tidak terlalu berdampak buruk karena masih ada curah hujan," jelasnya. Di tempat terpisah, Dosen Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Unhas, Dorothea Agnes Rampisela mengatakan, untuk mengantisipasi kemarau panjang dirinya berpesan agar para petani dapat mengikuti program pemerintah yang telah disiapkan. Guru besar Unhas ini pun melanjutkan, selain memanfaatkan bantuan pemerintah, petani dapat juga menanam tanaman yang berumur pendek dan dapat dipanen pada umur tiga sampai lima minggu sehingga mengurangi risiko dampak kemarau panjang tersebut. "Sebenarnya kemarau yang kering ini selain dampak negatif terhadap kekeringan, juga diharapkan meningkatkan produksi tanaman seperti kopi dan sagu," tutupnya.
- Kampung Pisang di Brebes, Potret Sukses Industri Pisang Lokal
Pengembangan pertanian di Indonesia terus mendapat perhatian serius dari Kementerian Pertanian, salah satunya melalui program kampung hortikultura. Di antara satu contoh sukses dari program ini adalah Kampung Pisang di Kedungneng, Kecamatan Losari, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini telah menghasilkan buah pisang dengan berbagai varietas unggulan, seperti Tanduk Gebyar, Raja Nangka, dan Raja Bulu. Keberhasilannya tidak hanya mencakup penanaman dan produksi, tetapi juga pengolahan menjadi produk bernilai tambah. Menurut data dari Direktorat Jenderal Hortikultura, hamparan pertanaman pisang seluas 90 hektare telah diolah dengan serius sejak tahun 2021. Hasil panen dari kampung ini diolah menjadi beragam produk, termasuk keripik pisang yang populer dan segar yang dikirim ke berbagai daerah seperti Majalengka, Jakarta, dan Bandung. Bahkan, pisang dari Kampung Pisang telah menjadi bahan baku penting dalam industri kuliner oleh-oleh khas Bandung. Puncak panen biasanya terjadi pada bulan April dan Mei, dengan panen dalam jumlah terbatas berlangsung setiap bulan. Salah satu hal yang menonjol dari kampung ini adalah varietas pisang Raja Nangka yang menjadi primadona. Kualitas pisang ini memiliki rendemen yang tinggi, mencapai sekitar 20%, dibandingkan dengan pisang sejenis dari daerah lain yang hanya memiliki rendemen 16-18%. Produktivitasnya pun tinggi hingga mampu menghasilkan 30 ton per hektar. Hal ini menjadi pendorong ekonomi bagi petani setempat, dengan harga pisang berkisar antara Rp 3.500 hingga Rp 5.500 tergantung pada musimnya. Baca juga: Kelompok Tani Melon di Kepulauan Meranti Peroleh Sertifikat Prima Sumber Dana Kelompok Tani dan Kemudahan Mendapatkan Bantuan Kementan Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto, menjelaskan bahwa dengan modal sekitar Rp 35 juta per hektare, petani bisa meraih penghasilan kotor hingga Rp 105 juta atau bersih sekitar Rp 70 juta per hektare. Jumlah ini bisa lebih tinggi jika lahan tidak disewa. Bagi petani yang menyewa lahan, keuntungan tetap signifikan, mencapai sekitar Rp 55 juta setiap kali panen. Keberhasilan ini menjadikan Kampung Pisang di Losari sebagai contoh nyata bagi upaya pemerintah dalam mendorong kesejahteraan petani melalui pengembangan pertanian. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian sangat antusias dalam mendukung pengembangan Kampung Pisang. Prihasto Setyanto sangat mengapresiasi pemanfaatan bantuan yang diberikan pemerintah dalam mengembangkan Kampung Pisang tersebut. Prihasto melihat bahwa olahan pisang, terutama dalam bentuk keripik, telah menjadi sumber pendapatan tambahan bagi ibu-ibu kelompok wanita tani setempat. Ketua Gapoktan Mandiri Losari, Munaji, mengungkapkan rasa syukur atas perhatian pemerintah terhadap pengembangan pisang di daerahnya. Mulai dari bantuan benih, sarana produksi, hingga pengolahan, pemerintah telah memberikan dukungan yang berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Keberhasilan ini juga memunculkan kegiatan tambahan, seperti pengolahan pisang menjadi keripik, yang meningkatkan pendapatan keluarga di kampung tersebut. Sebagai informasi, Kementan menargetkan pembangunan 2.358 kampung hortikultura dan tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Dalam pembentukan kampung ini, pemerintah memfalisitasi satu paket bantuan terdiri dari benih dan pupuk yang dilengkapi dengan infrastruktur dan moda operasional seperti mobil angkut roda 3 untuk mempermudah pengambilan barang. Program kampung hortikultura di berada bawah kegiatan utama Ditjen Hortikultura pada 2022. Dalam kurun waktu 2021-2022, tercatat 1.660 kampung buah yang telah diregistrasi Direktorat Jenderal Hortikultura. Salah satunya adalah Kampung Pisang di Losari. Kisah sukses Kampung Pisang di Losari Brebes menjadi inspirasi bagi pengembangan pertanian dan industri lokal di seluruh Indonesia. Melalui kerja keras petani dan dukungan pemerintah, kampung ini telah berhasil mengubah pisang menjadi sumber daya ekonomi yang bernilai, memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat setempat.
- Kerjasama Smart Farming Indonesia-Korea Sasar Petani Milenial
Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mengambil langkah serius dalam mengembangkan konsep Smart Farming, sebuah paradigma pertanian berbasis teknologi. Dalam upaya mendukung perkembangan ini, Kementan, melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), telah menjalin kolaborasi yang signifikan dengan pemerintah Korea Selatan. Pada bulan Agustus tahun 2021, tanda tangan perjanjian kerjasama penting ini terjadi antara BPPSDMP dan Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS KOREA). Perjanjian ini membahas Project on Enhancing Millennial Farmers Income by Adopting K-Smart Farm technologies in Indonesia. Proyek ini memiliki relevansi yang sangat penting karena berfokus pada pengembangan dan penerapan teknologi Smart Farming, yang di Korea dikenal dengan sebutan K-SMART FARM Technology dan menjadikan petani milenial sebagai sasarannya. Lokasi implementasi proyek ini berada di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan di Jawa Timur, serta Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor di Jawa Barat. Kerjasama ini sejalan dengan visi Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang mendorong transformasi pertanian Indonesia dari pola konvensional menuju penggunaan smart farming dan digitalisasi. Dalam pandangan SYL, kapasitas sumber daya manusia pertanian yang profesional dan handal perlu ditingkatkan agar pertanian Indonesia bisa bergerak maju, mandiri, dan modern di masa mendatang. Dalam kerangka ini, kerjasama antara BPPSDMP dan EPIS Korea mencakup penyelenggaraan Training K-Smart Farm di Korea. Pelatihan ini dijadwalkan berlangsung pada 6-12 Agustus 2023, dan akan melibatkan sejumlah peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pengelola proyek, dosen, widyaiswara, dan pengusaha pertanian milenial dari Indonesia. Tujuan utama dari pelatihan ini adalah meningkatkan wawasan para peserta mengenai teknologi pertanian modern serta mempelajari pendekatan-pendekatan inovatif dalam mengembangkan sektor pertanian. Selama pelatihan, para peserta akan belajar dari pengalaman Korea dalam mengaplikasikan teknologi tinggi dalam berbagai aspek usaha tani, serta berinteraksi dengan praktisi dan akademisi yang berpengalaman. Dalam pembukaan acara pembekalan peserta pelatihan di Jakarta, Sabtu (5/7), Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menekankan pentingnya pemahaman terhadap sistem digitalisasi dan teknologi dalam menghadapi era industri 4.0. Ia juga memotivasi generasi milenial untuk aktif terlibat dalam perkembangan pertanian melalui pendekatan-pendekatan modern seperti smart farming. Dedi menyampaikan harapannya bahwa generasi petani milenial akan menjadi motor penggerak utama dalam mengembangkan pertanian di masa depan, dengan kemampuan menggabungkan pengetahuan tradisional dengan teknologi terkini. “Saya sudah sering sampaikan, Petani Milenial akan menjadi pelaku pembangunan pertanian, 10 tahun lagi tanggung jawab pembangunan pertanian ada di pundak kalian,” tutur Dedi. Selama pelatihan di Korea, peserta diminta untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang praktik-praktik smart farming dan kemudian mengaplikasikannya sesuai dengan kondisi nyata di lapangan di Indonesia.
- "Cantiknya" Bunga Marigold Mampu Usir Hama Pertanian
Bunga tak sembarang bunga, ini lah bunga marigold yang dipercaya dapat mengendalikan beberapa hama yang menyerang tanaman seperti hama wereng, kutu dan trips. Bagi para petani, keberadaan hama memang kadang membuat kesal. Pasalnya, hama-hama ini bisa melahap tanaman para petani. Namun, petani di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menanam bunga marigold. Bunga marigold cantik rupanya, warnanya kuning bercampur oranye. Tak hanya mampu memanjakan mata para petani, bunga ini juga membuat petani senang, lantaran hasil buminya tak dimakan hama. Salah satu petani bernama Heru Afandi mengaku memanfaatkan tanaman marigold untuk mencegah serangan hama disebut teknologi refugia. "Bunga marigold kita tanam di sini untuk mengendalikan hama di sekitar sayuran. Selain itu, penggunaan teknologi refugia ini juga bisa mengurangi penggunaan pestisida hingga 40 persen," ujar Heru Afandi, melansir dari detikJatim, Senin (7/8/2023). Teknologi refugia ini secara otomatis mengurangi ongkos produksi pertanian. Pasalnya, kata Heru, dirinya mampu menekan ongkos penggunaan pestisida yang harganya lumayan. Berkat marigold, tanaman lain seperti sayuran pakcoy, brokoli, bawang pre, kacang panjang, tomat, padi makin berseri dan menghasilkan cuan di desa ini. Teknologi refugia sudah dipakai di desa baru pada 2020, namun hasilnya sudah bisa dirasakan petani. "Penggunaan bunga marigold untuk pengendalian hama ini bisa meningkatkan produktivitas pertanian. Untuk penggunaan teknologi refugia ini sudah dilakukan petani sejak tahun 2020 lalu," ujar Darmawan, salah satu petani Desa Kedungrejo. Disebutkan bahwa, teknologi refugia ini bertugas sebagai pengalihan serangan hama yang awalnya hendak ke tanaman budidaya teralihkan ke tanaman bunga marigold. Banyaknya serangga yang terkumpul dalam tanaman marigold akan mengundang serangga predator seperti kumbang atau lebah datang, dan memakan serangga hama wereng, kutu serta trips yang jadi musuh para petani.
- Teguh Fajar Santosa, Petani Muda yang Biayai Sekolah dari Bertani
Teguh Fajar Santosa adalah contoh nyata bahwa dedikasi dan kerja keras bisa mengantarkan seseorang meraih prestasi luar biasa, bahkan di bidang pertanian yang sering dianggap remeh. Berasal dari keluarga sederhana di desa kecil di Jawa Tengah, pemuda berusia 20 tahun ini telah membuktikan bahwa pertanian bisa menjadi sumber penghasilan yang menguntungkan dan mampu membawa perubahan positif dalam hidupnya. Teguh dan keluarganya tinggal di Desa Ratamba, Kecamatan Pejawaran, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Dia mulai berkenalan dengan dunia pertanian pada usia yang sangat muda. Keterbatasan ekonomi keluarganya membuatnya tidak bisa melanjutkan sekolah ke SMA, namun bukan itu yang menghentikannya. Sebaliknya, Teguh mengambil langkah berani dengan terjun ke dunia pertanian. "Bila kita melihat pertanian, bertani itu seperti lahan pahala. Kita nanam, sudah dapat pahala," ujar Teguh dalam video yang diunggah di akun Kementerian Pertanian. Dengan modal seadanya dan tekad yang kuat, Teguh pertama kali menanam wortel. Meskipun ia belum sepenuhnya memahami pertanian, Teguh berhasil meraih sukses dengan panen wortel yang menghasilkan uang sekitar 15 juta rupiah. Keberhasilan ini memberinya dorongan untuk terus mengembangkan usaha pertaniannya. Teguh tidak hanya terpaku pada hasil pertanian yang sudah ada. Ia terus mencari inovasi dan peluang baru. Salah satu langkah penting dalam perjalanan pertanian Teguh adalah kerja sama dengan rekan petani lainnya. Dengan menggandeng teman-temannya, ia mengembangkan budidaya kentang dan berhasil menghasilkan keuntungan sekitar 70 juta rupiah. Namun, kolaborasi ini tidak hanya menguntungkan Teguh secara finansial, tetapi juga membuka mata masyarakat akan potensi dan peluang di dunia pertanian. Teguh membuktikan bahwa pertanian bisa menjadi lahan berkarya bagi anak muda, dan hasil kerja kerasnya pun terbukti mendukung pendidikan SMA-nya serta memberi dampak positif pada ekonomi keluarganya. Teguh Fajar Santosa memiliki visi besar untuk mengubah perspektif masyarakat terhadap pertanian. Ia percaya bahwa pertanian adalah sektor yang memiliki potensi besar untuk memberikan kesejahteraan, lapangan kerja, dan ketahanan pangan. Teguh berharap dapat merubah stigma negatif terhadap pertanian menjadi sesuatu yang keren dan layak dikerjakan oleh generasi muda. Selain mengembangkan usahanya, Teguh juga berencana untuk membentuk pertanian terintegrasi yang melibatkan berbagai sektor, seperti peternakan, perikanan, dan pengolahan limbah. Ia ingin menciptakan model smart farming yang tidak hanya menghasilkan hasil pertanian yang melimpah, tetapi juga berkelanjutan dan ramah lingkungan. Kisah perjuangan Teguh di atas menularkan inspirasi bagi banyak anak muda yang mungkin merasa ragu untuk terjun ke dunia pertanian. Ia membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih dengan kerja keras, inovasi, dan tekad yang kuat. Teguh mengajak anak muda untuk melihat potensi dan peluang dalam pertanian, serta merubah pandangan bahwa pertanian adalah sektor terpinggirkan. Dalam perjuangannya, Teguh tidak hanya mengubah hidupnya sendiri, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk meraih impian dan merubah masa depan melalui pertanian. Ia adalah contoh nyata bahwa pertanian bukan hanya sebuah pekerjaan, tetapi juga panggilan untuk berkarya dan memberikan dampak positif pada masyarakat.















