Search Results
328 results found with an empty search
- 10 Tips Berkebun Sayuran untuk PemulaAda beberapa hal yang perlu dihindari untuk memastikan keberhasilan berkebun bagi para pemula. Salah satu kesalahan fatal yang sering terjadi adalah tidak melakukan penelitian terlebih dahulu. Ketahuilah bahwa hal pertama yang harus dilakukan sebelum memulai berkebun adalah melakukan penelitian terlebih dahulu. Lakukan secara sederhana saja. Tak perlu terlalu ribet. Cari tahu jenis tanaman apa yang cocok ditanam di lokasi tersebut, mempelajari bagaimana merawat tanaman tersebut, serta mengetahui kebutuhan nutrisi dan air tanaman. Jika tidak melakukan penelitian terlebih dahulu, tanaman bisa mati atau tidak tumbuh dengan baik. Para newbe ini juga biasanya terlalu menggebu-menggebu dalam berkebun. Biasanya mereka mau menanam banyak tanaman sekaligus. Ini bisa menyebabkan mereka kewalahan dalam merawat semua tanaman tersebut dan akhirnya tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Sebaiknya mulailah dengan menanam beberapa jenis tanaman saja dan mempelajari cara merawatnya dengan baik. Baca juga: 5 Bumbu Dapur yang Bisa Kamu Tanam di Pot Ramah Lingkungan dan Hemat Biaya, Ini Tips Membuat Pupuk Organik Berikut adalah 10 tips bagi para pemula kalau mau berkebun: 1. Pemilihan lokasi Pilih lokasi yang terkena sinar matahari cukup banyak dan memiliki drainase yang baik untuk memastikan tanaman mendapatkan cukup air dan nutrisi. 2. Pemilihan jenis sayur yang mau ditanaman Mulailah dengan sayuran yang mudah ditanam seperti sayuran daun seperti bayam atau kangkung, karena jenis ini lebih mudah dalam perawatannya. Jenis sayur ini juga cenderung cepat tumbuh dan tak perlu menunggu lama untuk panen. 3. Siapkan tanah Tanah yang subur dan kaya nutrisi sangat penting untuk pertumbuhan sayuran yang sehat. Untuk itu perlu mempersiapkan tanah yang cocok. Pastikan tanah tidak terlalu padat dan memiliki campuran kompos atau pupuk organik. 4. Pengairan teratur Kebanyakan tanaman sayuran membutuhkan banyak air, terutama pada saat musim kemarau. Pastikan tanah selalu lembab, namun tidak terlalu basah. Namun ingat, terlalu banyak air juga tidak baik bagi tanaman karena akan membuat akar menjadi busuk. 5. Pemupukan teratur Pupuk adalah sumber nutrisi penting bagi tanaman sayuran. Berikan pupuk organik seperti kompos atau pupuk kandang secara teratur untuk memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang cukup. 6. Pilih varietas yang tepat Pilih varietas sayuran yang tepat untuk daerah tempat tinggal dan iklim yang ada di sekitar. Ada jenis-jenis sayur yang tidak bisa tumbuh sempurna di tempat panas, begitu pun sebaliknya. Maka, pilih varietas yang tahan terhadap penyakit dan hama, serta cocok dengan iklim setempat. 7. Penggunaaan alat pertanian Pastikan Anda memiliki alat dan perlengkapan yang tepat untuk berkebun seperti cangkul, sekop, atau selang air. Ini akan memudahkan pekerjaan Anda saat merawat tanaman. 8. Kebersihan kebun Kebersihan kebun punya peran yang penting dalam mendapatkan hasil perkebunan yang baik. Jaga kebersihan kebun dengan menghilangkan gulma, daun kering, dan sampah lainnya. Ini akan membantu mencegah hama dan penyakit menyerang tanaman. 9. Rutin memeriksa tanaman Periksa tanaman secara teratur untuk memastikan tidak ada hama atau penyakit yang menyerang. Jika ditemukan, segera ambil tindakan untuk mencegah penyebaran. 10. Tidak ada yang instan Berkebun sayur membutuhkan waktu dan kesabaran. Jangan berharap hasil yang cepat atau terlalu banyak pada awalnya. Bersabarlah dan terus berusaha untuk merawat tanaman dengan baik dan terus belajar. 
- IPAT BO, Teknologi Pertanian UNPAD yang Bikin Padi BahagiaUniversitas Padjadjaran (Unpad) meluncurkan teknologi pertanian “Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Organik” atau “IPAT BO”. Teknologi ini membuat tanaman padi menjadi “bahagia”, sehingga mampu menghasilkan panen sekitar 8–11 ton per satu hektar. Teknologi IPAT BO dikembangkan oleh Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad Prof. Dr. Tualar Simarmata, Ir., M.S. Peluncuran teknologi IPAT BO secara simbolis dilakukan oleh Rektor Unpad Prof. Rina Indiastuti dalam acara panen bersama yang digelar di Sanggar Penelitian Latihan & Pengembangan Pertanian (SPLPP) Faperta Unpad di Jelekong, Kabupaten Bandung, Minggu (12/3/2023). Peluncuran tersebut juga dilakukan Dekan Faperta Dr. Meddy Rachmadi, Ir., M.S., Ketua Senat Akademik Unpad yang juga Guru Besar Faperta Prof. Ganjar Kurnia, serta sejumlah pimpinan, guru besar, dan dosen di lingkungan Faperta Unpad. Prof. Tualar memaparkan, teknologi IPAT BO merupakan teknologi pertanian padi yang mengutamakan pemanfaatan bahan organik yang tersedia secara lokal, maksudnya kompos jerami. Teknologi ini menitikberatkan pada manajemen kekuatan biologis tanah, tata air, manajemen tanaman dan pemupukan berbasis organik secara terpadu. Sejak dikembangkan pada 2007, ada empat temuan teknologi dari IPAT BO. Pertama konsorsium dekomposer yang mengolah jerami menjadi kompos yang baik. Kedua, konsorsium pupuk hayati yang mengolah kompos jerami tersebut menjadi pupuk yang bagus. Dua teknologi pertama disebut Prof. Tualar sebagai “Koalisi Makhluk Halus”. Teknologi ketiga adalah konsorsium penataan tanah, serta keempat kombinasi teknologi nutri dengan cara pemupukan melalui daun. Empat gabungan teknologi ini mampu menghasilkan panen padi berkisar 8 – 11 ton untuk satu hektar sawah. Peningkatan hasilnya minimal 25 persen dibandingkan dengan sistem konvensional. Baca juga: Centrigo, Ekosistem Pertanian Berkelanjutan untuk Tingkatkan Produktivitas Petani 5 Teknologi Pertanian Hasil Inovasi Anak Bangsa Selain empat teknologi tersebut, IPAT BO juga memiliki tiga jenis pengembangan, yaitu: konvensional, super, dan ratun. IPAT BO konvensional mampu meningkatkan produksi padi berkisar 8 – 11 ton, sedangkan jenis super mampu meningkatkan produksi hingga 10 -12. Sementara teknologi ratun memungkinkan bibit padi bisa ditanam 3 – 4 kali setahun. Melalui teknologi ini, padi yang sudah dipangkas saat dipanen dapat tumbuh lagi dalam 3 bulan mendatang. Hal ini bisa menghemat petani untuk tidak membeli bibit lagi saat masa panen dimulai. “Empat teknologi ini sudah mendapatkan penghargaan Menristekdikti pada 2014 sebagai 100 inovator terbaik Indonesia. Kemudian pada 2016, teknologi ini kembali dapat penghargaan sebagai 10 Inovator Terbaik Indonesia,” terang Prof. Tualar dilansir dari unpad.ac.id Kunci dari peningkatan produktivitas padi dalam IPAT BO, menurut Prof. Tualar terletak pada kesuksesannya membuat padi menjadi “bahagia”. Supaya “bahagia”, dia mengembangkan sistem tanah berpasangan, atau twin seedling, atau jejer manten. Sebelum padi ditanam berpasangan, lahan yang menjadi tempat tumbuhnya dibenahi dengan teknologi “koalisi makhluk halus” tersebut. Kemudian dilakukan pemupukan terpadu pada padi dengan cara pemupukan melalui daun tersebut. Hasil ini yang menjadikan padi dengan teknologi IPAT BO mampu meningkat produktivitasnya menjadi minimal 25 persen dibandingkan teknik konvensional. Teknologi ini telah banyak diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia melalui penyesuaian dan permintaan konsumen (petani). “Ada peningkatan teknologi spesifik lokasi dan kita ikuti konsumennya seperti apa, kita buat sesuai permintaan,” ujar Prof. Tualar. Dengan demikian, IPAT BO merupakan teknologi yang berbasiskan penyelesaian masalah di masyarakat, adaptasi terhadap perubahan iklim, serta banyak berbasis bahan lokal dan organik. Ke depan, riset IPAT BO akan dikembangkan berupa integrasi dengan perangkat teknologi IoT, sehingga proses pertanian menjadi lebih efektif dan dapat mengundang minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. 
- Mengenal Teknologi Smart Farming bagi Petani MilenialSmart agriculture atau smart farming adalah terobosan terbaru dalam dunia pertanian yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian di tengah sejumlah ancaman seperti perubahan iklim, lahan yang semakin sempit, sementara kebutuhan pangan dunia semakin meningkat seiring bertambahnya jumlah penduduk. Tantangan masa depan pertanian itulah yang melatarbelakangi lahirnya smart agriculture sebagai pengembangan atau evolusi dari precision farming atau pertanian yang akurat. Pada dasarnya, smart farming adalah konsep manajemen pertanian yang memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan produk pertanian baik secara kualitas maupun kuantitas. Pada praktiknya, pertanian pintar ini memanfaatkan sejumlah teknologi mutakhir seperti teknologi pemindaian tanah, manajemen data, akses GPS, serta teknologi Internet of Things (IoT). Wilayah kerja smart agriculture sangat luas, mencakup aktivitas monitoring hasil pertanian, pemetaan lahan, pengaturan irigasi, penyimpangan produk, pengiriman, hingga pengelolaan hasil pertanian. Upaya ini untuk meningkatkan produksi dengan kualitas yang tinggi disertai optimalisasi penggunaan tenaga kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Di sisi lain, pertanian pinter ini memiliki karakteristik yang ramah lingkungan sehingga dapat dikategorikan sebagai pertanian berkelanjutan atau sustainable farming karena pertanian ini sangat efisien dan terukur. Generasi muda adalah bagian masyarakat yang paling cocok dalam mengaplikasikan pertanian pintar ini. Karena mereka adalah kelompok masyarakat yang paling mengerti tentang perubahan dan kemajuan teknologi. Sehingga diharapkan mereka dapat menerapkan teknologi terbaru itu pada sektor pertanian sehingga mampu meningkatkan produktivitas pertanian. Kunci utama smart farming adalah data yang terukur. Data yang akurat itu didapat berdasarkan sensor yang ada di lahan dan yang mengcover lahan pertanian meliputi identifikasi lahan, cuaca/iklim, identifikasi tanaman di setiap lokasi, kondisi tanah, pupuk, benih, pestisida, panen, kerusakan hasil panen, jumlah produksi dan pemasaran. Sensor yang ada diharapkan dapat memberikan informasi terkait kondisi lahan dan tanaman secara real time, sehingga dapat dapat memberikan rekomendasi pemupukan, irigasi, insektisida atau jadwal panen. Baca juga: Yuk Intip Bisnis Pertanian Milenial di Indonesia 7 Keuntungan Jadi Petani Milenial Mengutip dari website Kementerian Pertanian, smart farming melibatkan 6 teknologi penting dalam penerapannya, yaitu: 1. Teknologi penginderaan Teknologi sensor cerdas digunakan untuk mengetahui kandungan tanah yang sesungguhnya mulai dari kelembaban, kandungan air dan manajemen suhu. 2. Software application Aplikasi ini dapat mempermudah mengelola, mengolah data dan informasi yang dihasilkan dari alat sensor cerdas. Fungsinya sebagai antarmuka bagi petani supaya data tersebut lebih mudah dibaca dan dipahami. 3. Teknologi komunikasi Perangkat telekomunikasi seluler dapat digunakan untuk mengirimkan informasi terkait kondisi lahan pertanian dan sebagai pengingat aktivitas pertanian. 4. Teknologi GPS Perangkat GPS dapat digunakan untuk pemetaan lahan. GPS menerima sinyal satelit yang mengorbit ke bumi kemudian digunakan sebagai navigasi alat-alat pertanian. Mulai dari mengetahui lokasi lahan yang sudah atau belum dipupuk hingga mengetahui produktivitas suatu lahan. 5. Hardware Perangkat keras membantu pekerjaan secara otomatis dan terukur, seperti robot atau drone. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sarana produksi. 6. Data analisis Semua data on farm akan dianalisa secara menyeluruh oleh sistem aplikasi dan digunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dan prediksi pertanian kedepan. Hasil Analisa juga dapat digunakan oleh petani untuk mendapatkan solusi dengan budidaya pertanian. Dengan menerapkan smart farming, maka akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian. Pemanfaatan teknologi digital seperti sensor, drone, dan analitik data, petani dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya seperti air, pupuk, dan pestisida. Hal ini akan membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian, sehingga petani dapat menghasilkan lebih banyak produk dengan biaya yang lebih rendah. Dengan begitu, pengelolaan pertanian menjadi sangat mudah. Teknologi digital seperti aplikasi pertanian, monitoring cuaca, dan manajemen inventaris dapat membantu petani mengelola tanaman dengan lebih efektif. Maka petani dimungkinkan melakukan pemantauan tanaman secara real-time, memprediksi kondisi cuaca, dan memantau inventaris secara akurat. Maka kualitas produk pertanian pun diharapkan dapat meningkat karena petani dapat memastikan kualitas produk yang dihasilkan dengan cara memantau tanaman secara akurat dan meminimalkan risiko kerusakan atau kerugian akibat penyakit atau hama. Hasil pertanian yang bagus itu membuat produk pertanian memiliki daya saing tinggi di pasar. Ditambah lagi dengan memanfaatkan teknologi digital seperti e-commerce, petani dapat memasarkan produk mereka secara langsung ke konsumen. Dengan begitu terjadi peningkatan nilai produk yang lebih tinggi. 
- Dian Widianto, Lulusan S2 UGM Sukses Bangun Kampung Ternak Domba di TegalDaerah Tegal terkenal dengan kuliner sate domba. Bukan tanpa alasan bila kepopuleran makanan khas Tegal ini bisa memikat Dian Widianto, lulusan S2 peternakan dari Universitas Gadjah Mada untuk menggeluti usaha tani ternak domba. Dian Widianto semula beternak ayam broiler lalu beralih ke ternak domba pada tahun 2011. Sejak saat itu, dia sukses mengembangkan usaha ternak domba dan ikut menyuplai kebutuhan daging domba di daerah Tegal. Karena kuliner khas sate itu, Tegal terbilang memiliki jumlah kebutuhan daging domba yang tinggi. Paling sepi, kebutuhan domba di Tegal minimal 400 ekor per hari. Jika akhir pekan, bisa menjadi 600 ekor. Kebutuhan daging domba yang tinggi tersebut, menurut Dian Widianto, tidak cukup terpenuhi dari peternak lokal. Dari sana ia melihat bahwa usaha ternak domba menjanjikan peluang yang sangat besar bagi peternak lokal untuk mengembangkan dan untuk mememuhi pasokan daging di warung-warung sate Tegal. "Saya memutuskan beternak karena potensi dan peluang sangat besar dan menjanjikan." ungkap Dian Widianto dalam video Youtube Kementerian Pertanian. Untuk mempermudah komunikasi dan koordinasi antar sesama warga setempat, terutama menyangkut produksi domba, dia dan rekan-rekan sesama peternak di Desa Kemuning, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, akhirnya membentuk kelompok tani ternak Domba Berkah. Berkat kerja kerasnya, Dian berhasil berhasil mendayagunakan potensi desa untuk menangkap peluang yang ada. Ia juga membawa kampung halamannya, Desa Kemuning sebagai desa percontohan kampung ternak pada tahun 2021 yang bisa menginspirasi desa-desa lain untuk mengembangkan potensi yang ada. Saat ini, Dian memiliki 60 ekor kambing dan 310 ekor domba. Dia mengembangkan peternakan terintegrasi mulai dari pembibitan, pembesaran, penggemukan, sampai menjadi kambing siap potong atau bisa dinikmati. Selama 13 tahun beternak, berbagai masalah telah dia alami. Kendala yang dia hadapi dalam mengelola usaha ternak antara lain masalah penyakit ternak, kesulitan menjual domba di pasar dan keterbatasan suplai. "Namun seiring berjalannya waktu, semua itu biasa-biasa saja. Yang penting adalah tekad dan kesabaran untuk menekuni peternakan karena ternak domba memakan waktu minimal 1 tahun untuk bisa dinikmati uangnya," ungkap Dian. Untuk proses penggemukan cempe, Dian lebih dominan menggunakan jagung daripada konsentrat supaya menghasilkan kualitas dan cita rasa daging yang lebih baik ketika dihidangkan dalam bentuk sate. Ia juga lebih memanfaatkan hijau-hijauan sebagai pakan domba dengan alasan biaya produksi minim, tidak terkena inflasi dan hanya membutuhkan ongkos biaya tenaga kerja saja. Dian Widianto berbagi tips, untuk mengelola usaha jangka panjang seperti usaha ternak domba, yang paling penting adalah biaya produksi tidak mengalami kenaikan. Dengan memanfaatkan hijau-hijauan, kita bisa menekan biaya pakan. Baca juga: Rizky Bayu Pradana, Mantan Pegawai Bank yang Sukses Jadi Peternak Domba Manfaatkan Lahan Belakang Rumah, Petani Muda Aceh Untung Rp 40 Juta Sekali Panen Usaha ternak domba seperti yang dijalani Dian, dibagi menjadi tiga fase: Pertama, fase pembibitan hasilnya cempe. Kedua, fase pembesaran, hasilnya bakalan. Ketiga fase penggemukan, hasilnya ternak siap dipotong. Menurut dia, peternak tidak hanya bisa memilih salah satu dari fase tersebut, karena akan lebih efisien bila satu fase dengan fase yang lain saling terintegrasi. Artinya, melakukan ketiga fase itu dari awal sampai akhir. "Kalau siklus fase itu terpisah, misalnya hanya melakukan penggemukan saja, pada akhirnya usaha itu tidak berkelanjutan. Kecenderungannya sering rugi." tandas dia. Sebagai seorang peternak muda, Dian Widianto memiliki harapan agar Desa Kemuning kampung halamannya, bisa menjadi desa yang mandiri pangan melalui usaha peternakan kemudian limbah ternaknya diolah untuk pupuk pertanian dan perkebunan. Mayoritas penduduk kampung itu bekerja sebagai petani dan peternak. "Rumah tangga di desa kalau memelihara lima ekor saja, maka setiap kebutuhan mendadak bisa diatasi dengan menjualnya," kata Dian. 
- Cari Tahu Kadar Nutrisi dengan Alat Sensor Tanah Secara Real-TimeTanah adalah faktor paling menentukan dalam dunia pertanian. Tanah yang baik, akan menjadi modal pertama untuk mendapatkan hasil tanaman yang baik. Maka dari itu, mengetahui tanah dengan lebih baik lagi adalah langkah untuk memajukan pertanian. Seiring perkembangan teknologi, petani sangat dimudahkan dengan inovasi berupa alat sensor tanah yang dapat mengetahui informasi tentang kondisi tanah secara lebih rinci dan sesuai dengan kebutuhan pertanian. Informasi tersebut dapat diketahui secara langsung alias real-time. Alat ini dapat mengukur berbagai parameter tanah, seperti kadar air, pH, dan kandungan nutrisi dalam tanah. Alat ini bekerja dengan cara mengukur sifat fisik dan kimia tanah, kemudian memberikan informasi tentang kondisi tanah. Informasi ini dapat membantu para petani dalam mengambil keputusan terkait pemupukan, penyiraman, dan pemilihan jenis tanaman yang tepat untuk ditanam. Pemanfaatan alat sensor tanah dalam pertanian dapat memberikan banyak manfaat, di antaranya: 1. Kualitas dan hasil panen meningkat Dengan menggunakan alat mungil ini, para petani dengan mudah bisa mengetahui kondisi tanah secara akurat. Dengan begitu, mereka juga akan dimudahkan untuk memilih jenis tanaman apa yang paling cocok dengan kondisi tanah seperti itu. Alat sensor tanah ini mengurangi risiko petani gagal panen karena jenis tanaman yang ditanam sesuai dengan kondisi dan iklim daerahnya. Petani tinggal merawat dengan memberikan nutrisi yang tepat pada tanaman. Baca juga: Agrotheraphy: Bertani Sebagai Sarana Kesehatan dan Kesembuhan 5 Cara Meningkatkan Kesuburan Tanah dengan Bahan Alami 2. Efisiensi Para petani dapat mengetahui dengan pasti kebutuhan nutrisi tanaman pada setiap jengkal tanah yang ditanami. Ini berkat pemanfaatan alat sensor tanah yang memberi informasi begitu detail tentang kondisi tanah. Dengan begitu, petani dapat memberikan pupuk yang tepat dengan jumlah yang sesuai kebutuhan tanaman. Maka itu, efisiensi pemupukan dapat meningkat dan penggunaan pupuk dapat ditekan sehingga menghemat biaya produksi. 3. Hemat air Alat sensor tanah juga dapat mengetahui tingkat kelembaban pada tanah. Informasi ini sangat penting bagi para petani supaya tidak berlebihan atau kekurangan saat menyiram tanaman. Kelembaban tanah sangat penting bagi pertumbuhan tanaman. Jika tanah terlalu basah atau terlalu kering, tanaman dapat mengalami kerusakan dan hasil panen dapat menurun. Namun dengan alat ini, petani dengan mudah mengetahui tingkat idel kelembaban tanah dengan cepat dan mudah. 4. Mengurangi kerusakan lingkungan Tanah dapat rusak dengan penggunaan pupuk yang berlebih. Alat sensor tanah ini mampu mendeteksi dengan pasti kebutuhan nutrisi tanaman pada setiap area yang digunakan. Dengan begitu, pemberian pupuk tidak lagi dilakukan secara berlebihan. Maka para petani dapat memberikan pupuk yang tepat dan jumlahnya yang sesuai dengan kebutuhan tanaman sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk secara berlebihan. 5. Meningkatkan efisiensi waktu dan biaya Dengan mengetahui kondisi tanah secara akurat, maka para petani dapat mengambil keputusan yang tepat terkait dengan pemupukan, penyiraman, dan pemilihan jenis tanaman yang tepat untuk ditanam. Ini tentu saja dapat menghemat waktu dan biaya dalam proses. Meski banyak manfaat yang didapat dari alat ini, namun ada beberapa kendala yang perlu diatasi. Salah satu kendala utama adalah biaya alat sensor tanah yang cukup tinggi, terutama bagi petani kecil yang memiliki lahan pertanian terbatas. Selain itu, petani juga perlu dilatih dan diberikan pemahaman yang cukup tentang cara menggunakan alat sensor tanah dengan benar dan memahami interpretasi hasil pengukuran yang diperoleh. Di era digitalisasi seperti saat ini, teknologi seperti alat sensor tanah dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan produksi pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani. 
- Tiga Sub-sektor Jadi Kunci Kenaikan Nilai Tukar Petani pada Bulan MaretSektor pertanian selama ini tidak berhenti berperan sebagai penyokong utama bagi kokohnya perekonomian Nasional. Dalam rilis terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan Nilai Tukar Petani atau NTP pada sub-sektor perkebunan, peternakan, dan hortikultura. Kenaikan pada Nilai Tukar Petani terutama ditopang dari komoditas perkebunan kelapa sawit, jagung, cabai rawit dan juga kopi. Komoditas tersebut meningkat dan mampu mendongkrak pasokan ke pasar domestik dan luar negeri. NTP sub-sektor perkebunan pada bulan Maret 2023 mampu mencapai posisi tertinggi, yaitu 129,47 atau naik 1,94 persen. Adapun NTP sub-sektor hortikultura berada pada posisi 113,16 atau naik 1,91 persen, serta peternakan 100,34 atau naik 0,58 persen. "Komoditas yang dominan dalam kenaikan subsektor perkebunan adalah kelapa sawit, kopi dan karet," ujar Pudji dikutip dari pertanian.go.id. Selain itu, Nilai Tukar Usaha Petani atau NTUP pada bulan Maret 2023 juga mengalami kenaikan. NTUP di bulan Maret mencapai 111,18 atau naik 0,40 persen apabila dibandingkan Februari 2023 (MtoM). Kenaikan NTUP tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,53 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya 0,12 persen. Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri mengatakan tren kenaikan NTP merupakan bukti bahwa sektor pertanian tetap menjanjikan terutama melalui peningkatan daya saing komoditas, peluang pasar ekapor dan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Terlebih pada subsektor perkebunan, peternakan dan hortikultura. Ketiga subsektor tersebut, menurut Kuntoro, memiliki permintaan pasar domestik dan luar negeri yang cukup besar, selain masih terbuka pasar baru yang butuh supplai produk petani Indonesia. "Kesejahteraan mereka dapat meningkat dengan melakukan bisnis pertanian dan produksi pangan-pangan alternatif yang dibutuhkan dunia," papar dia. Sebagaimana diketahui, Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan ekspor produk perkebunan mencapai 100 triliun pada tahun 2023. Untuk Beberapa program kerja yang fokus pada pengembangan produk perkebunan disiapkan pemerintah melalui penguatan hilirisasi dan peranan industri baik skala kecil maupun besar. 
- Hama Tanaman Bisa Ditangani dengan Mudah, Begini CaranyaHama pada tanaman memang mengganggu. Apalagi bila hama tersebut merusak tanaman yang kita sukai, rasanya sangat menyedihkan. Hama memang tidak bisa dilepaskan dari tanaman. Setiap tanaman, pasti ada saja hamanya. Mengatasi tanaman yang diserang hama tidak sulit dilakukan apabila mengetahui caranya. Karena setiap hama yang menyerang itu berbeda-beda juga cara mengendalikannya. Tergantung jenis hama dan tanamannya. Maka itu, langkah pertama sebelum mengetahui cara menyembuhkan penyakit dari hama adalah dengan cara mengidentifikasi jenis hama yang menyerang. Dengan mengetahui jenis hama yang menyerang, maka kita dapat menentukan strategi pengendalian yang tepat dan efektif. Sesudah kita tahu jenis hama apa yang mengganggu tanaman, maka kita akan mengambil langkah sesuai dengan hama itu. Gunakan pestisida organik untuk membasmi hama sebagai alternatif untuk mengatasi hama tanaman di kebun rumah. Pestisida organik terbuat dari bahan-bahan alami yang aman bagi lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia seperti minyak kayu putih, bawang merah. Namun, cara yang paling bagus merawat kesehatan kebun adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Menjaga kebersihan sangat penting untuk mencegah datangnya hama ke kebun. Pastikan untuk membersihkan daun-daun yang sudah kering, cabang-cabang yang mati, dan buah-buah yang busuk. Selain itu, pastikan juga untuk menghilangkan gulma-gulma yang ada di kebun. Kalau perlu, lakukan rotasi tanaman. Teknis rotasi tanaman dapat membantu mengurangi populasi hama. Yaitu dengan tidak menempatkan tanaman yang sama di tempat yang sama setiap tahunnya. Anda juga bisa mencoba menggunakan pengendalian biologis dengan cara menggunakan predator untuk mengendalikan hama. Misalnya, jika hama pada tanaman Anda berupa tikus, maka Anda bisa menggunakan kucing untuk mengusirnya. Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Kesuburan Tanah dengan Bahan Alami Tips Menanam Anggur supaya Berbuah Lebat dan Manis Berikut beberapa tips yang bisa dicoba: 1. Jaring Penghalang Jaring penghalang dapat digunakan untuk menghalau hama yang terbang dari menghampiri tanaman. Jaring penghalang dapat dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditemukan, seperti kain flanel atau jaring serangga. 2. Lampu Perangkap Serangga Lampu perangkap serangga dapat digunakan untuk menangkap serangga yang terbang di sekitar kebun. Lampu perangkap serangga menggunakan cahaya yang menarik serangga dan menjebaknya di dalam wadah. 3. Teknik Mekanis Pengendalian mekanis adalah teknik yang menggunakan alat atau teknologi untuk mengendalikan hama. Beberapa contoh teknik pengendalian mekanis antara lain adalah penggunaan perangkat penjemput serangga, perangkat penghancur telur, dan perangkat penghisap serangga. 4. Teknologi Modern Teknologi modern dapat menjadi solusi alternatif dalam mengatasi hama tanaman di kebun rumah. Beberapa teknologi modern yang dapat digunakan antara lain adalah aplikasi pengendalian hama berbasis digital, perangkat sensor untuk memantau kondisi tanaman, dan penggunaan drone untuk memberikan pupuk dan pestisida. 5. Gunakan Teknik Pengendalian Campuran Penggunaan campuran teknik pengendalian dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi hama tanaman di kebun rumah. Dengan menggunakan campuran teknik pengendalian, maka kita dapat mengurangi risiko serangan hama yang terus-menerus dan memberikan perlindungan yang lebih optimal bagi tanaman. Meski sudah menggunakan alat-alat dan teknik pengendalian hama, namun yang paling penting adalah konsisten dalam melakukan perawatan tanaman karena dapat mencegah datangnya hama ke kebun. Pastikan untuk melakukan penyiraman, pemupukan, dan pemangkasan secara teratur. Hal ini dapat membantu membuat tanaman tetap sehat dan kuat. 
- Pasar Tani, Upaya DKP3 Libatkan Kelompok Tani untuk Tekan InflasiBerbagai upaya dilakukan pemerintah untuk menurunkan inflasi. Salah satu langkah yang diambil dalam rangka menekan laju kenaikan harga adalah dengan menggelar pasar tani. Kegiatan pasar tani merupakan ajang pemasaran sekaligus upaya mengatasi fluktuasi harga yang terjadi di tingkat petani dan pelaku usaha sektor pertanian. Pasar tani juga menjadi wadah untuk memberdayakan para petani dalam menjual hasil kebunnya. Selain dimaksudkan untuk meningkatkan perekonomian petani, pasar tani juga mempermudah konsumen untuk mendapatkan produk hortikultura yang segar, bermutu dan harga wajar. Program ini biasanya dilakukan oleh pemerintah daerah atau kota. Sebagai contoh, Pemerintah Kota Serang melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Serang menyelenggarakan Pasar Tani yang bertempat di Lapangan Puspemkot Serang pada akhir bulan lalu. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) Kota Serang Sony August menyampaikan gelar pasar tani ini dalam rangka penurunan inflasi di Kota Serang yang pertama diselenggarakan terlebih dahulu di lingkungan ASN Kota Serang di mana ASN diwajibkan untuk membelinya. Paket yang disediakan DKP3 dalam pasar tani ini berjumlah 150 paket dengan harga Rp. 150 ribu/paket. Paket tersebut terdiri dari 5 kg beras, 1 kg telur, 1 kg cabai, 1 kg bawang dan produk bakso ikan dengan melibatkan kelompok wanita tani, kelompok tani dan nelayan andalan, dan para petani lainnya. Bila pasar tani dengan sasaran ASN berjalan sukses, akan dilanjutkan untuk masyarakat dan berkolaborasi dengan Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskopukmperindag). Baca juga: Kelompok Tani di Cimahi Fasilitasi Warga Difabel Bercocok Tanam Kelompok Tani Sumut Ciptakan Pupuk Fermentasi Atasi Kelangkaan Pupuk Selain itu, gelar pasar tani Pemkot Serang juga menampilkan beberapa hasil dari parapetani dan nelayan serta beberapa para pelaku UMKM. Harga yang diberikan relatif murah dibandingkan dengan di pasaran. "Sasarannya untuk ASN terlebih dahulu sebagai contoh atau mengedukasi masyarakat, harganya pasti relatif murah dibandingkan dengan di pasaran, ibu-ibu ini beda 3-5 ribu saja sudah beralih," Ucap Sekretaris Daerah Kota Serang H. Nanang Saefudin. Ia menjelaskan pihaknya akan terus menggiatkan operasi pasar murah di beberapa titik tertentu di 6 Kecamatan termasuk juga di alun-alun Kota Serang yang akan diprakarsai oleh DKP3 Kota Serang dan Diskopukmperindag Kota Serang. "Setelah ini berkolaborasi dengan Bulog, BJB, dan BI untuk nanti mengadakan operasi pasar di titik-titik tertentu," imbuhnya. Tujuan dari kegiatan ini, menurut Nanang, adalah untuk menekan angka inflasi dan menstabilkan harga bahan pokok di pasar mengingat menjelang bulan puasa, biasanya perilaku pedagang akan menaikan harga seenaknya. "Mudah-mudahan supply dan demand-nya juga seimbang," pungkas dia. 
- Rizky Bayu Pradana, Mantan Pegawai Bank yang Sukses Jadi Peternak DombaSektor peternakan di Indonesia relatif dijalankan oleh peternak tua. Belum banyak generasi muda milenial yang terjun secara intens di sektor ini. Hal inilah yang dialami dan dirasakan oleh Rizky Bayu Pradana, peternak muda asal Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Ia melihat potensi besar yang bisa digarap dan dikembangkan di dunia peternakan. Pradana tidak serta merta langsung menjadi peternak. Sebelumnya, ia adalah karyawan marketing di salah satu perusahaan perbankan di Jakarta. Karena melihat besarnya peluang bisnis di sektor pertanian, ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan yang telah dijalaninya selama 10 tahun di ibu kota. Ketika melihat peluang ini, Pradana memberanikan diri untuk terjun secara penuh di sektor pertanian. Ia memulai beternak pada tahun 2018. “Saya melihat potensi yang sangat besar di dunia peternakan. Potensi ini bisa saya lihat dari minimnya pelaku bisnis di sektor peternakan,” ujar Rizky Bayu Pradana, dikutip dari Youtube Kementerian Pertanian RI. Meski menjanjikan keuntungan besar, sayangnya sektor peternakan di Indonesia belum mendapatkan perhatian serius dari generasi muda. Sebanyak 80 persen peternak di Indonesia adalah generasi kolonial, dan hanya tersisa 20 persen aktor generasi muda di sektor peternakan. “Dari sana kita bisa mengukur, berapa banyak jumlah pemuda yang terjun di sektor peternakan,” ungkap Pradana. Baca juga: Novi Listiana, Mantan Pedangdut yang Kini Jadi Petani Sukses Petani Berkaki Satu Sulap Kebun Kelengkeng Jadi Agrowisata di Borobudur Selain itu, peluang lain yang dijanjikan sektor pertanian, menurut Pradana, adalah banyaknya permintaan daging. Sebagai contoh, kebutuhan daging domba di wilayah Jabodetabek bisa mencapai 1.000 ekor perhari. Tingginya angka permintaan daging tidak berimbang dengan jumlah peternak yang masih sangat minim, terutama dari kalangan generasi muda. Pradana menekankan, terlalu banyak petani dari golongan tua sehingga minimnya jumlah pemuda yang terjun menggarap peternakan amat disayangkan. Setelah menjalani bisnis peternakan domba selama 3 tahun, Pradana sekarang memiliki total 1500 ekor domba dan 14 ekor sapi. Domba dan sapi itu dikembangkan dalam peternakan miliknya yang bernama Sumber Rachmat Rizky Farm. Peternakan Sumber Rachmat Rizky Farm beralamatkan di Kampung Cikupa, Desa Sukaresmi, Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Peternakan ini dibangun Pradana untuk mengembangbiakkan, menggemukkan, dan menjual domba dan kambing. Dia bercerita, dari awalnya hanya memiliki 50 ekor domba, sekarang ia sudah mempunyai ribuan domba. Begitu juga, dari yang awalnya mempekerjakan 2 orang, sekarang peternakan miliknya mampu menyerap tenaga kerja dari warga setempat sebanyak 12 orang. Bagusnya, rata-rata karyawan di sana pun juga anak-anak muda dari sekitar desa. Sumber Rachmat Rizky Farm mengembangbiakkan beberapa jenis ras domba, antar alain domba Dorper, domba Texel, dan domba Garut. Kini, peternakan Bayu sudah memiliki 1.500 ekor domba dan kambing dan 14 ekor sapi. Ia bahkan berhasil mendayahgunakan desanya dengan mempekerjakan anak-anak muda di desa untuk ikut terjun dan belajar di dunia peternakan. 
- Centrigo, Ekosistem Pertanian Berkelanjutan untuk Tingkatkan Produktivitas PetaniBanyak proses dilewati sebelum sebuah makanan terhidang. Ada proses yang sangat kompleks dan harus dijalani para petani dalam menghasilkan pangan agar sampai ke meja makan. Mengingat berat dan panjangnya tugas yang dijalankan, para petani perlu mendapatkan dukungan untuk membentuk masa depan pertanian yang maju. Demikian dikatakan Presiden Direktur Syngenta Indonesia, Kazim Hasnain di Pusat Riset dan Pengembangan Perlindungan Tanaman, Cikampek Jawa Barat pada Maret lalu. Sejak hadir pada tahun 1960-an, Syngenta berkomitmen untuk menyediakan pangan bagi masyarakat yang jumlahnya terus bertambah dengan cara yang aman dan berkelanjutan. Kazim menambahkan, Syngenta juga telah mendukung tercapainya ketahanan pangan di Indonesia dalam bentuk menghadirkan inovasi teknologi perlindungan tanaman dan benih jagung untuk membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman demi memenuhi kebutuhan nasional dan juga pasar ekspor. Ia mencontohkan, produktivitas tanaman padi saat ini rata-rata 5,3 ton per ha. Jika produktivitasnya dapat ditingkatkan 10 persen saja maka hasil per ha dapat mencapai 5,8 ton. Kenaikan produktivitas itu akan dapat berkontribusi terhadap PDB sebesar 1,5 miliar dolar AS. "Semua itu bisa dilakukan karena adanya penerapan praktik pertanian yang baik serta manajemen pengendalian hama dan penyakit yang tepat," ujar Kazim. Baca juga: 5 Teknologi Pertanian Hasil Inovasi Anak Bangsa Cocok Tanam di Udara, Inovasi Kekinian Urban Farming Syngenta saat ini menjadi pemimpin terdepan dalam pasar jagung di Indonesia mengingat Indonesia termasuk dalam 10 besar negara penghasil jagung terbesar di dunia. Permintaan jagung untuk bahan pangan dan pakan ternak terus meningkat setiap tahun. Pada akhir tahun 2022, Syngenta Indonesia telah meluncurkan Centrigo, sebuah ekosistem pertanian baru yang bertujuan membantu meningkatkan keuntungan petani melalui pendekatan model bisnis dari hulu ke hilir. Inovasi pertanian dari hulu ke hilir menjadi salah satu kunci dalam mencapai keunggulan pasar dan peningkatan keuntungan bagi petani. Misalnya di hulu, peran riset dan pengembangan jagung Syngenta membantu akselerasi seleksi benih jagung. Dengan menggunakan teknologi pemuliaan yang lebih maju waktu yang dibutuhkan untuk menghadirkan satu varietas benih hibrida yang baru menjadi lebih singkat, dari yang sebelumnya enam sampai delapan tahun, menjadi tiga sampai empat tahun saja. Di bagian hilir, Syngenta melakukan inovasi digitalisasi untuk menjangkau sekitar tujuh juta petani jagung di Indonesia. PeTani Apps adalah aplikasi yang dikembangkan Syngenta untuk memberi akses satu pintu bagi petani jagung untuk memperoleh semua informasi terkait budidaya jagung, termasuk solusi agronomi, prakiraan cuaca, jadwal tanam, rekomendasi produk, perhitungan keuntungan, hingga informasi terkait ketersediaan produk benih Syngenta dari kios pertanian terdekat. Kemudian pada tahun 2023, Syngenta juga telah merambah e-commerce untuk menjual produk benih jagung hibrida secara daring. 
- 5 Teknologi Pertanian Hasil Inovasi Anak BangsaTeknologi pertanian memainkan peranan penting dalam meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi, pertanian dapat dijalankan secara lebih efektif mulai dari tahap penanaman hingga proses panen. Selain itu, teknologi pertanian terbukti mampu mengurangi biaya operasional pertanian dengan margin yang cukup besar bila dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan bila menggunakan sistem konvensional. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tidak berhenti mendorong generasi muda agar mengembangkan usaha pertanian dengan inovasi. Menurut Mentan SYL, sektor pertanian akan semakin kuat jika didukung oleh riset dan inovasi yang berkelanjutan. Nah, berikut beberapa inovasi dan teknologi karya anak bangsa yang akan dapat membantu memajukan pertanian Indonesia. 1. Bioplastik. Bioplastik adalah suatu jenis plastik ramah lingkungan, dapat terurai oleh mikroorganisme dan seluruh komponennya dibuat dari bahan-bahan baku yang bisa diperbarui. Bioplastik biasanya terbuat dari pati, minyak nabati dan mikrobiota. Kevin Kumala, seorang pemuda asal Bali bernama Kevin Kumala berhasil menciptakan inovasi bioplastik karena prihatin melihat kondisi kotor pantai Bali yang dipenuhi dengan sampah. Ia memilih menggunakan pati singkong sebagai bahan dasar karena biaya produksinya terhitung jauh lebih murah daripada menggunakan jagung dan keledai. Bioplastik buatan Kevin terbukti aman untuk makhluk hidup. Plastik buatannya akan hancur dalam waktu 90 hari dan langsung menjadi kompos tanaman bila ditaruh di dalam tanah. Menurut Kevin, jika saja lebih banyak orang di dunia mau menggunakan bioplastik, maka kematian hewan laut dan akumulasi racun tak terduga akibat penggunaan plastik polystyrene dapat berkurang drastis. Baca juga: Mahasiswa ITS Gagas Desain Ruang Publik Ramah Lingkungan Briket Ampas Kopi Wujudkan Inovasi Produk Perkebunan 2. Pohon Kedondong Penghasil Listrik. Inovasi ini datang dari seorang anak bernama Naufal. Dia baru saja lulus dari MTs Negeri 1 Langsa, Aceh. Naufal membuat listrik dari pohon kedondong sejak berusia 12 tahun. Saat itu, Naufal menerima pelajaran bahwa buah-buahan seperti kedondong, mangga, belimbing, dan buah dengan kandungan asam lain mampu menghasilkan arus listrik. Ia pun mencobanya pada pohon kedondong. Menurut Naufal, untuk menghasilkan listrik dari pohon kedondong ini membutuhkan tembaga, logam, dan kain ataupun tisu. Caranya, yaitu dengan melubangi pohon, kemudian tembaga dan logam yang telah dilapisi kain atau tisu dimasukkan ke lubang pohon. Kain atau tisu yang telah menyerap asam pohonlah yang mampu membuat tembaga dan logam mengaliri arus listrik. 3. Aplikasi Pemantau Tanaman. Inovasi pertanian ini berupa aplikasi bernama Habibi yang dikembangkan oleh perusahaan star up Indonesia, Habibie Garden. Aplikasi ini mampu mengukur kelembapan dan nutrisi dalam suatu tanaman. Pemantauan aplikasi Habibi yang bersifat real time dapat dimanfaatkan oleh petani untuk meningkatkan hasil panen dan mengurangi potensi kerusakan tanaman. Tidak sulit menggunakan aplikasi Habibi. Kita cukup meletakkan alat di atas lahan, lalu data-data seperti temperatur, cahaya, kadar air, kelembapan, dan nutrisi tanah akan diproses dan dikirimkan ke gadget kita. Kemudian ada pengontrol bernama Habibi dosis pump yang mampu memberikan pupuk dan air secara tepat kepada tanaman. 4. Helm Green Composite. Adalah helm yang terbuat dari bahan campuran serat tandan kosong kelapa sawit. Helm ini diciptakan oleh Siti Nikmatin seorang peneliti sekaligus dosen Fakultas MIPA Institus Pertanian Bogor (IPB). Helm yang terbuat dari serat tanaman ini mempunyai komposisi 20 persen serat tumbuhan dan komposisi sisanya adalah polimer Akrilonitril Butadiena Stiren (ABS). Helm ini, memiliki skor kriteria cedera kepala sebesar 800 poin sementara standar SNI, harusnya tidak lebih dari 3000 poin. Helm ciptaan dosen IPB ini telah lolos standar negara Amerika Serikat yang tidak boleh lebih dari 1000 poin. Menurut penanggung jawab produksi helm green composite, helm ini sangat baik dalam melindungi kepala dan lolos pemasaran internasional. 5. Drone Sawah. Teknologi drone atau pesawat tanpa awak ternyata bisa diadaptasikan pada sektor pertanian, terutama untuk memaksimalkan proses penyiraman dan penyemprotan. Drone sawah ini diterapkan oleh Balai Penelitian Lingkungan Pertanian Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah yang memanfaatkan drone untuk penyemprotan pestisida. Penyemprotan pestisida yang biasanya memakan waktu lama, sekarang dapat dilakukan dengan cepat dan efisien. Untuk lahan satu hektare, penyemprotan pestisida hanya memakan waktu selama setengah jam. Demikian ini lima inovasi teknologi hasil anak bangsa untuk kemajuan pertanian Indonesia, baik yang difungsikan untuk memajukan pertanian atau memanfaatkan hasil pertanian. 
- Ayo Ikut Program AUTP untuk Peroleh Ganti Rugi bila Gagal PanenKabar baik dari pemerintah untuk para petani Indonesia. Jika mereka mengalami gagal panen dalam usaha pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) mengajak mereka petani untuk mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) agar bisa mendapatkan ganti rugi. Dengan AUTP, petani dapat mengajukan klaim (tuntutan) untuk memperoleh ganti rugi sehingga mampu melakukan atau melanjutkan kegiatan berusaha tani karena sudah memiliki modal kerja yang diperolehnya, yakni ganti rugi atas risiko usahatani yang dialaminya. Asuransi pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat memberikan ganti rugi akibat kerugian usaha tani sehingga keberlangsungan usaha tani dapat terjamin. Melalui program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP), jaminan dapat diberikan terhadap kerugian akibat kerusakan tanaman yang disebabkan oleh banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit tanaman atau organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Program AUTP semakin dibutuhkan mengingat usaha tani saat ini mengalami tantangan perubahan iklim yang sulit diprediksi. Sebagai contoh, dari Desember 2022 hingga Maret 2023, terdapat 968,66 ha lahan sawah di Banten yang mengalami puso. Dalam rangka memberikan perlindungan kepada petani, Kementan membuat program asuransi pertanian AUTP. Pemerintah memberikan subsidi untuk pembayaran premi sebanyak 80 persen untuk memudahkan petani. "AUTP merupakan bentuk upaya pemerintah melindungi petani dari kerugian gagal panen akibat banjir, kekeringan, organisme pengganggu tumbuhan (OPT), serta hama dan penyakit tanaman,” jelas Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Ali Jamil, Rabu (29/3/2023). Dengan memanfaatkan AUTP, petani yang gagal panen bisa memulai usaha kembali dari pembayaran klaim. Bila petani sudah mengikuti AUTP dan membayar premi akan mendapatkan penggantian Rp 6 juta per ha per musim tanam. "Tentu ini akan mengembalikan semangat petani untuk kembali memulai usaha taninya," ungkap Ali Jamil. Baca juga: Dua Aturan Terbaru Kementan untuk Atasi Keterbatasan Pupuk Lindungi Petani, Kementan Awasi Ketat Peredaran Pupuk dan Pestisida Palsu Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Pembiayaan Pertanian Kementan Indah Megahwati. Dengan mendaftar sebagai peserta AUTP, petani bisa melanjutkan kegiatan usaha tani dari modal kerja yang diperoleh dari ganti rugi usaha taninya. Indah menjelaskan, AUTP tidak terlalu membebankan petani karena per musim hanya membayar Rp 36.000 per ha saja. "Untuk mekanisme pendaftaran, petani yang ingin menjadi peserta AUTP bisa berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat. Caranya mudah dan manfaatnya besar untuk petani," ujar Indah menerangkan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) sebelumnya mengatakan, usaha tani saat ini menghadapi tantangan perubahan iklim yang kian sulit ditebak. Karena usaha tani biasanya tergantung pada fenomena alam, maka diperlukan tindakan yang cermat dalam menghadapinya. "Saat musim kemarau, petani harus dapat mengantisipasi agar tidak terjadi kekeringan. Begitu juga saat musim penghujan, banjir bisa mengancam. Fenomena alam ini dapat dihadapi jika prasarana dan sarana siap serta sesuai," kata Mentan SYL. 















